Quantcast
Channel: Ocehan Ade Anita
Viewing all 722 articles
Browse latest View live

Rok Mini, Bulan Madu, Dude Herlino dan Anak SD

$
0
0
Alhamdulillah, kita sudah memasuki bulan Desember.
Seperti yang biasa aku lakukan di tahun-tahun sebelumnya, maka aku selalu menulis kilas balik apa saja yang terjadi dalam satu tahun ini. Semua dengan tujuan agar bisa menjadi refleksi buatku sendiri.

Dalam setahun ini, kalau aku tengok-tengok lagi postingan di blogku, maka ada banyak hal yang menarik loh. Kebetulan, lagi ada lomba Tengok-Tengok Blog Sendiri alias Self Refleksion yang diadakan oleh om Her (ini panggilan untuk beliau yang diberikan oleh para Blogger karena beliau memang blogger senior; jadi bukan berarti karena beliau om-om ya).



 Hmm, postinganku dalam selama tahun 2014 ini yang paling banyak kunjungannya itu ternyata ada beberapa loh.
Postingan terbanyak kunjungan tentu saja dipegang oleh: postingan tentang Rok Mini di Eskalator. Postingan ini bercerita tentang pengalamanku ketika sedang naik eskalator di sebuah Mall yang ada di wilayah Jakarta Selatan eh nggak tahunya tepat di hadapanku ada cewek yang memakai rok mini super mini. Bukan cuma mini, tapi roknya juga model rok megar gitu (jadi kalau ada angin berhembus dah pasti terbangnya). Dah gitu ini cewek nggak pakai celana pendek lagi. Jadi, pas dia naik eskalator.... hmmm.... kebayang kan pemandangan apa yang tersaji untuk pengunjung mall yang ada di anak tangga yang lebih rendah dari dia? hahahaha. Nah.... postingan ini mendapat kunjungan yang banyak ternyata di tahun ini. Lebih banyak daripada postingan resep masakan (entah kenapa setiap kali aku membuat postiingan tentang resep masakan, maka jumlah pengunjungnya selalu puluhan ribu).

tuh, jumlah pengunjung postingan rok mini di eskalatorku mencapai dua puluh tujuh ribu lebih!
sedangkan ini jumlah pengunjung untuk resep masak somay
 Hmm... kenapa ya bisa begitu? Apakah berarti banyak orang yang berharap banyak dari judul "rok mini" ini? Jadi inget lagu..."buka dikit... joss." hhahahaha.

Terus, posisi kedua yanga juga banyak kunjungannya itu adalah postingan tentang pelajaran anak sekolah dasar. Yaitu ketika aku membuat postingan tentang tugas pelajaran tentang pakaian daerah-senjata tradisional dan kesenian daerah yang ada di Indonesia dengan judul: Pakaian nasional, Rumah adat dan Senjata Tradisional. Serta postingan tentang penerapan praktek sains tematik anak kelas 4 SD  yang berjudul Perpindahan Kalor. Keduanya mendapat kunjungan hingga 5000 pengunjung. Aku pikir, sepertinya banyak orang tua yang membutuhkan informasi ini. Karena tulisan ini memang benar-benar makalah putriku yang aku upload seluruhnya di internet. Jadi, insya Allah banyak orang tua yang membutuhkan informasi ini untuk anak mereka yang duduk di kelas 3 atau kelas 4 SD.

Hal lain yang juga menarik jika melihat tren kunjungan yang banyak ke postingan di blogku adalah, banyaknya kunjungan pada tulisan yang bertema Bulan Madu (judul postingan: Bulan madu Yang Tak Terlupakan).

rating postingan tentang bulan madu yang tak terlupakan

Postingan Bulan Madu yang  Tak Terlupakan itu berisi tentang pengalamanku ketika melakukan bulan madu segera setelah menikah dengan suami tercinta ke Yogyakarta. Dimana ketika kami menumpang bis antar kota antar propinsi ternyata eh ternyata lagu yang diputar adalah lagunya Endang Estorina dan Ratih Purwasih yang lagu "Yang... hujan turun lagi.. di bawah payung hitam kuberlindung.... Yang... ingatkah kau padaku... " wahahahahaa.... sampai berasa kayak dicuci otak rasanya. Dan dilalahnya, naik bis bolah balik Solo-Yogyakarta lalu balik lagi Yogyakarta-Solo, ketemu bis yang sama dengan lagu yang sama pula. Waaaaaaa.....
Sampai eneg dengar lagu itu.
Tuh... cakep banget kan bulan maduku? hahahaha

Lalu, postingan yang juga menghebohkan adalah tulisan tentang Dude Herlino. Yaitu ketika berita tentang Dude Herlino yang menikahi Alissa Soebandono ramai diberitakan, aku tiba-tiba ingat bahwa aku sebenarnya dulu pernah ngefans sama Artis cowok yang sholeh, sopan, santun, baik dan lembut ini. Hanya saja, sejak bertemu dengan tukang parkir yang mirip banget sama Dude Herlino dan si Tukang Parkir ini over acting banget; entah mengapa kok aku jadi lebih inget wajah si tukang parkir ini ketimbang si Dude Herlino setiap kali melihat sinetron Dude Herlino? Akhirnya, kadar ngefansku padanya semakin berkurang... berkurang.. menipis.. terus menipis... dan akhirnya... STOP. Aku sudah berhenti ngefans sama Dude Herlino.

Eh tapi.... yang bikin aku senang pernah menulis tentang postingan ini yang berjudul Dude Herlino dan Alissa Soebandono akhirnya lamaran adalah, aku jadi dipertemukan dengan para fans-fans Dude Herlino yang lain. hahahaha... sebelum-sebelumnya aku mana tahu bahwa ternyata yang ngefans sama Artis baik hati ini ternyata banyak. Kami sering saling menyapa loh di Twitter... kirim-kiriman foto tentang berbagai macam penampakan dari Alissa Soebandono setelah jadi istrinya Dude dan juga foto-foto dari Dude Herlino dari berbagai sudut pengambilan gambar. Kami juga sering tukar-tukaran cerita tentang semua hal positif yang dimiliki oleh seorang Dude Herlino dan hasil obrolan ini membuahkan sebuah kenyataan yang menohok: "KENAPA DUDE GAK DIPERTEMUKAN DENGAN KAMIIIII....".

Aish.
Nasib memang terkadang kejam ya.
Dan hal yang paling kejam di dunia ini selalu satu: CINTA YANG BERTEPUK SEBELAH TANGAN.
hahahahahha *peace ah buat para fans Dude, termasuk yang sekarang berbalik jadi para hatersnya karena tidak kuat melihat betapa seorang Alissa Soebandono kian lama kian baik setelah jadi istri Dude Herlino.
ehem.. ehem (kayaknya lebih baik aku stop berbicara tentang ini jika tidak mau dibully...xixixixi)

ngumpet ah
Itu semua adalah postingan yang pengunjungnya banyak. Sekarang, mari kita lihat postingan dengan komentator terbanyak.

Ada beberapa postingan yang punya komentator lumayan banyak. Banyak dalam arti, aku kan orangnya jarang blogwalking (bukan karena malas tapi karena keterbatasan waktu yang aku miliki. Belakangan, kegiatan blogwalking ini juga terhambat karena kesulitanku mendapatkan fasilitas internet dengan mudah. Duh, blogwalking dan jika kebetulan bertemu dengan blog yang berat, nyetel musik. dan tulisannya panjang-panjang banget itu asli ngabisin pulsa euy. Jadi ya... demikianlah.. Mohon maaf ya jika aku terlambar melakukan kunjungan balik ke blog kalian).

Nah, jika kita buang postingan Give Away dan postingan lomba yang aku ikuti (hehehe, dua kategori ini rata-rata pengunjungnya ada pamrihnya biasanya; karena memang salah satu kriteria juri salah satunya adalah banyaknya komentar. Makanya aku nggak masukin meski untuk dua kategori ini komentator tulisannya sering bejibun).
Setelah aku buang semua tulisan yang masuk kategori G-A dan ikut Lomba Blog, maka tersisa tulisan yang aku buat memang karena aku ingin mengabadikan peristiwa saja.  Ada beberapa tulisan ternyata yang komentatornya lumayan banyak. Nggak usah disebutin satu-satu ya. hehehe. 

Nah.... dari semua postingan di blogku sepanjang tahun 2014 yang paling aku suka dan kebetulan juga banyak komennya (sebenarnya ada juga postingan yang aku suka tapi komennya sedikit... hiks) adalah  postingan yang berjudul dua bola mata.Postingan ini komentar yang datang bukan hanya diberikan di akhir tulisan saja, tapi juga ketika aku mensharenya di Facebook dan tempat lain, komentar yang datang tetap banyak. Dan yang lebih menyenangkan adalah, dishare oleh lebih dari satu orang.
Kenapa senang? Karna aku menulisnya dengan niat untuk menyebarkan kebaikan. Jadi, berharap banget tulisan ini bisa menyebarkan kebaikan yang banyak pada orang lain.

Ini dia tulisan berjudul Dua Bola Mata

Dua bola mata adalah tulisan yang menceritakan tentang pengalamanku ketika bertemu dengan seorang buta yang memilih untuk menjadi peminta-minta. Dia hanya duduk di tepi sudut jembatan penyeberangan dan berharap dari belas kasihan orang-orang yang lewat dihadapannya agar mau memberikan sedekah padanya.

Padahal, di saat yang sama, aku punya saudara yang juga buta kedua belah matanya tapi saudaraku ini memilih untuk tidak menjadi peminta-minta. Dia melatih otaknya yang tidak cacat untuk menghafal ayat-ayat Al Quran. Hasilnya, dia bisa terpilih untuk ikut MTQ tingkat nasional mewakili Propinsi Sumatra Selatan. Bahkan, berkat keahliannya ini dia mendapat bantuan untuk menjalankan ibadah Haji ke tanah suci.
Subhanallah.
Luar biasa kan cara kita memilih jalan hidup?
Nah... tulisan ini alhamdulillah diapresiasi dengan positif.

Demikianlah evaluasi jelang akhir tahuun dengan cara  tengok-tengok blog sendiriku sepanjang tahun 2014.
=======================

“Postingan ini diikut sertakan dalam lomba tengok-tengok blog sendiri berhadiah, yang diselenggarakan oleh blog The Ordinary Trainer”

Pembasmi Nyamuk

$
0
0
Alkisah Nasrudin Hoja suatu hari tampak sedang berjongkok di halaman rumahnya. Bukan hanya berjongkok, tapi sebenarnya dia berjalan meski dalam posisi jongkok. Matanya terus menerus melihat ke atas permukaan tanah. Sementara tangannya tampak meraba-raba seakan-akan mencari sesuatu. Kelakuannya ini terus berlangsung hingga matahari beranjak naik hingga di atas kepala. Tentu saja tetangganya keheranan melihat hal ini. Maka, dengan penuh rasa ingin tahu, tetangga Nasrudin mendatangi Nasrudin.

"Nasrudin... kamu lagi ngapain sih? Kok daritadi kayak lagi mencari-cari sesuatu?"

Mendengar sapaan tetangganya tersebut, Nasrudin mengangguk mengiyakan.

"Benar sekali dugaanmu tetanggaku. Aku memang sedang mencari-cari sesuatu."
"Oh... apakah yang sedang kamu cari itu Nasrudin?"
"Aku sedang mencari cincin istriku yang hilang."
"Hah? Cincin? Cincin seperti apa?"

Lalu, Nasrudin pun menceritakan seperti apa ciri-ciri cincin yang dia sedang cari tersebut.
"Kapan hilangnya cincin itu?" tetangganya mulai tergerak untuk membantu dan mulai ikut berjongkok. Bayangan ciri-ciri cincin seperti yang diceritakan oleh Nasrudin telah diingatnya baik-baik dan menjadi patokannya dalam niatnya untuk membantu Nasrudin.

"Hilangnya semalam."
"Oh, hilangnya semalam. Baiklah... aku akan membantumu mencarinya."

Akhirnya, berdua dnegan tetangganya, Nasrudin kembali menelusuri halaman rumahnya. Jengkal demi jengkal mereka susuri tapi hingga sampai di ujung halaman, cincin itu tidak dapat ditemukan. Maka, mereka pun kembali mencarinya dari awal lagi. Barangkali saja ada jengkal tanah yang terlewatkan. Sementara matahari semakin terik memanggang punggung mereka. Dalam kelelahan akibat panas yang terik, tetangganya kembali bertanya pada Nasrudin.

"Nasrudin... kamu yakin nih cincin itu hilang di halaman sini? Kok sudah kita susuri tidak ketemu juga ya? Apa ada bagian dari halaman ini yang terlewat ya?" mendengar pertanyaan tetangganya tersebut, Nasrudin menjawab kalem.

"Oh, hilangnya memang bukan disini sih sebenarnya." kontan tetangganya langsung berhenti mencari. Matanya memicing, fokus tertuju pada Nasrudin.
 "Dimana hilangnya?" tetangganya mulai mencurigai sesuatu.
"Hilangnya di dalam rumah."
HAH! Benar saja. Geraham tetangganya mulai mengeras. Kesal. Sudah dari tadi terpanggang terik matahari ternyata sia-sia bantuan yang diberikan.
"Duh... jika hilangnya di dalam rumah, kenapa nyarinya di sini sih?" Nasrudin hanya tersenyum ke arah tetangganya tanpa merasa bersalah sama sekali.
"Maaf.. bukan apa-apa. Tapi, minyak untuk menyalakan lampu di dalam rumah saya habis. Jadi, rumah saya gelap gulita meski hari sudah siang. Susah nyari cincin yang kecil itu di dalam rumah yang gelap. Lebih mudah mencarinya di halaman ini, yang terang benderang di siang hari."
"Hah! Konyol ah." dengan kesal, tetangga Nasrudin pun pergi meninggalkan Nasrudin dengan kesal.

gambar diambil dari republika


Jika kita membaca kisah-kisah penuh hikmah dari Nasrudin Hoja (seorang Sufi Humoris), maka kita akan menemukan berbagai kisah kelucuan-kelucuan yang terdengar nyeleneh sekaligus mengandung sarkasme yang unik. Uniknya karena tersaji lucu.

Nah... kebetulan beberapa waktu yang lalu, ketika aku baru saja menuju jalan pulang ke rumah aku menemukan sesuatu yang lucu. Dan kejadian ini membuatku asli ingat kisah Nasrudin ketika mencari cincin di halaman rumahnya. Kejadian apa itu?
Yaitu kejadian ketika tetanggaku, sore-sore tampak asyik membunuh nyamuk yang berkembang biak di dalam got di depan rumahnya dengan raket nyamuk. Eh.. lebih tepatnya di dalam got (selokan) tetangga di samping rumahnya.
ini yang dimaksud dengan raket nyamuuk

"Eh.... pak, rajin nih bunuh nyamuk." ujarku basa-basi.
"Iya... soalnya di rumah saya banyak banget nyamuknya." Glek. Aku langsung tercenung mendengar alasan dia membunuh nyamuk di dalam got tersebut.
"Oh... eh.. kenapa nggak bunuh nyamuk yang ada di dalam rumah saja pak?"
"Oh... nggak bu.. nyamuk yang disini lebih banyak. Dari tadi bunyi terus nih raket saya."
(what?)

lalu hening.....
kenapa aku gagal paham dengan pemikiran si tetanggaku ini ya?


Abon Jambrong

$
0
0
Alhamdulillah,  tulisanku yang bertema toko online mendapat apresiasi hadiah berupa Abon Jambrong.
Begitu membaca jenis makanan "abon jambrong" berhubung aku belum pernah tahu seperti apa Abon Jambrong jadi aku bayanginnya Abon yang berbentuk Flosh alias suwir-suwir halus dari ikan jambrong. Aku pernah nyoba abon ikan khas Riau yang berbentuk serbuk mirip serundeng ikan. Rasanya enakkk. Jadi..aku mulai menanti kedatangan hadiahku.
Dan taraaaaa..... hari ini hadiah itu datang.

W

Ternyata dia tidak sama bentuknya dengan abon ikan khas Riau yang berbentuk serundeng juga berbeda dengan abon sapi atau abon ayam yang berbentuk flosh. 

Abon jambrong bentuknya potongan kecil ikan jambrong yang ditumis dengan bumbu enak-enak. Di kemasanannya sih aku baca dia ternyata makanan khas Depok dan Jakarta. 



Nahhh... ini spesifikasi kandungan abon jambrong. 





Rasanyaaa... enakkkkk... bikin mau nambah lagi dan lahi. Apalagi kalo makannya ada lauk tempe dan tahu goreng. Wuihhhh... mantap.

0812 8362 4325
ini nomor telepon penjualnya jika ada yang mau nyoba. Oh ya tidak direkomendasikan buat mereka yang ingin langsing... hahahha.. karena asli bikin lupa diri. Apalagi yang extra pedas.




Ayo Budayakan Antri

$
0
0
Aku mendapat copasan artikel yang menarik di group whats app. Aku tulis di sini saja ya biar semuanya bisa membacanya.

Seorang guru di Australia pernah berkata, “Kami tidak terlalu khawatir jika anak-anak sekolah dasar kami tidak pandai Matematika. Kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.”

Sewaktu ditanya, “Mengapa dan kok bisa begitu ? Karena yang terjadi di negara kami justru sebaliknya.”

Inilah jawabannya :

1. Karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 tahun atau lebih untuk bisa mengantri, dan selalu ingat pelajaran berharga di balik proses mengantri.

2. Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG dan BAGI. Sebagian mereka anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis, dsb.

3. Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantri di sepanjang hidup mereka kelak.

“Memang ada pelajaran berharga apa di balik MENGANTRI ?”

“Oh iya banyak sekali pelajaran berharganya :

1. Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.

2. Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian paling belakang.

3. Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal, dan tidak saling serobot merasa diri penting.

4. Anak belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.

5. Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri).

6. Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian.

7. Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.

8. Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.

9. Anak belajar disiplin, teratur, dan kerapihan.

10. Anak belajar memiliki RASA MALU jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain.

11. Anak belajar bekerjasama dengan orang-2 yang ada di dekatnya jika sementara mengantri ia harus keluar antrian sebentar untuk ke kamar kecil.

12. Anak belajar jujur pada diri sendiri dan pada orang lain.

Dan mungkin masih banyak lagi pelajaran berharga lainnya. Silahkan Anda temukan sendiri sisanya.

Selamat mengantri..


Ngomong-ngomong soal antri, ini ada beberapa etika dalam mengantri:
1. Antrilah sesuai dengan nomor urutan
2.  Janganberebut apalagi sampai melakukan tipu daya untuk merebut tempat orang lain di depan kita
3. Eits... jangan memotong antrian ya (ini amat menyebalkan)
4. Jangan mengantri sambil bawa barang yang mengganggu orang lain (anjing galak misalnya; atau ayam hidup atau ember isi kotoran).
5. Jangan mengantri sambil memakai pakaian yang mengganggu orang lain (seronok; dekil, bau, terlalu seksi, terlalu bahenol... jangan deh)
6. Jangan dorong-dorongan ah. Sabar ya.
7. Jika sudah tahu berada dalam antrian panjang, jangan memancing keonaran (misalnya membunyikan klakson mobil dalam antrian kendaraan. Atau berteriak nyuruh cepat padahal ya emang lagi antri juga kali orang lain).

oke... yuk belajar antri

Apa Itu Romantis

$
0
0
Aku pikir, aku sudah amat ter-drama korea deh.
Mungkin akibat terlalu sering nonton drama korea, jadi ada beberapa standard untuk "apa yang disebut romantis" itu, aku karang berdasarkan tontonan drama korea yang pernah (ralat: lebih tepatnya : SERING) aku tonton.

Tapi... nggak sih. Nggak selalu ter-drama korea juga sih. Karna aku kan suka nonton drama korea baru 3 tahun belakangan ini saja. Yaitu sejak Boys Before Flower.... hmm.. okeh, aku ralat.. sudah lebih dari 3 tahun ternyata... hahahaha.

Nah... waktu kapan tuh, pernah ada yang bertanya padaku apa rahasiaku hingga bisa tetap mesra dan "selalu merasa seperti pengantin baru" bersama suami. Nah... aku mau bagi-bagi rahasia nih. Rahasianya, yaitu dengan menganggap berbagai hal sebagai hal yang Romantis dan so sweet.
Jadi... apa itu romantis? Jika nggak tahu apa itu romantis gimana mau menganggap segala sesuatu sebagai hal yang romantis coba?

Menurutku nih, Apa itu Romantis, adalah:

1. Romantis itu... Jika cowoknya menggandeng tangan ceweknya. Gara-gara ini, jika sedang berjalan dengan suamiku, aku selalu berusaha menyelipkan tanganku ke dalam "rengkuhan" tangan suamiku.
Lalu mulai berharap... "ayo mas, genggam tanganku erat-erat."
Dan ketika suamiku spontan menggenggam jemariku erat-erat maka romantisnya udah: SAH!

2. Romantis itu... ketika si cowok melindungi ceweknya lebih utama dari apapun.
Ahhh.... aku selalu kelepek-kelepek jika suamiku meraih pinggangku agar aku pindah ke sisi jalan yang lebih aman jika kami sedang berjalan berdua. Karena buatku itu: romantis pake banget.

3. Romantis itu... ketika si cowok menggoda ceweknya yang lagi marah atau ngambek dengan banyolan yang super duper garing atau bahkan tidak lucu sama sekali. Yang bikin kesel dan bikin ngunyel-ngunyel.... hahahahaha.

4. Romantis itu...  ketika bawaan si cewek berat maka si cowok langsung berusaha mengambil alih bawaan tersebut. Lalu membiarkan ceweknya lenggang kangkung dan bisa berceloteh ceria menceritakan hal-hal mulai dari yang tidak penting sampai dengan tidak penting sama sekali. Meski si cowok membawa banyak barang, eh, si cowok masih sempat tertawa mentertawakan cerita si cewek dan bikin si cewek kembali menceritakan hal-hal tidak penting lainnya.

5. Romantis itu... ngirim sms ketika si cowok sedang berada jauh dari jangkauan ceweknya ngasih tahu buat keluar sebentar dan pas kita buka pintu... ternyata cowoknya udah ada di depan pintu rumah.

6. Romantis itu .... bikin janjian buat ketemuan berdua aja tanpa diganggu anak-anak. Ngumpet-ngumpet bertemu seperti layaknya orang yang lagi pacaran diam-diam alias back street. Uhuyyy.

7. Romantis itu.... ketika suatu malam yang gelap, dan kita terbangun lalu kita menangkap basah ternyata pasangan kita sedang menatap mesra wajah kita (*hehehe, tadinya aku mau nulis: tapi kalau di film horor, ada lanjutannya, sambil menatap mesra tangannya diam-diam menyembunyikan belati...hahahha... ihh... naudzubillah min dzaliik.... itu mah horor banget... eh... kayaknya omongan gak pentingku ini malah ngerusak suasana romantis yang aku sedang bangun deh... sorryyy).

8. Romantis itu.... ketika tiba-tiba ada dua tangan yang menggelung di pinggang kita ketika kita sedang mengerjakan pekerjaan rumah (catat: kecuali jika pekerjaan rumahnya sedang menyembelih ayam ya.. ini mah bahaya).

9. Romantis itu.... ketika diam-diam kedua tangan kita bertemu di belakang punggung anak-anak yang memisahkan keberadaan kita dan pasangan kita. Mulut boleh ikut ramai bercerita dan membaur dengan keramaian celoteh para bocah tapi dua jemari tetap saling bertaut satu sama lain dan saling mengirim sinyal "I Love YOu".

10. Romantis itu.... ini yang terakhir (sebenarnya masih banyak, ada 100 tepatnya, tapi... rahasia ah.. masa aku harus cerita semua rahasia dapur perkawinanku yang Januari nanti genap 21 tahun insya Allah). Romantis itu, yaitu ketika bergandengan tangan maka yang jemari yang saling bertautan itu adalah jemari kelingking.

ini gandengan spesial a la drama korea yang menurutku romantis banget

Kisah nyata di balik penulisan postingan ini:

Masku: "Duh, apa sih De. Kenapa kita harus gandengan kayak gini?"
Aku: "Ihh.. ini romantis banget lagi mas."
Masku: "Tapi sakit kelingkingku."
Aku: "Ugh... protes terus nih... udah diem aja dulu, dinikmati aja dulu."
Masku: "Gimana bisa dinikmati sih De. Ini gandengan paling aneh yang pernah aku rasain. Kelingking jadi tegang... pegel tau."
Aku: "Ahh.. mas nih. Kita coba dulu sampai pintu pagar gandengan gini. Okeh?" (berusaha membujuk)

Lalu kami berjalan menelusuri jalanan yang tidak rata. Terseok-seok berusaha mempertahankan gandengan model kelingking ini. Belum sampai pintu pagar, kelingkingku berasa mau keram....

Aku: "Ya sudah deh mas... kita gandengan biasa aja."
Masku: "Alhamdulillah."
Aku: "Hmm, tapi kenapa di drama korea gandengan kelingking itu selalu terlihat romantis ya?"
Masku: "Itu kan cuma drama De. Aslinya nggak ada enaknya kan ternyata."
Aku: "Tapi kan cerita drama atau film sering diangkat dari kisah nyata... eh.. mas.. coba yuk.. kita gandengan jempol ama jempol." (lalu praktek... baru beberapa langkah, kok berasa tolol?)
Aku: "Mas.. ganti deh.. telunjuk sama telunjuk aja, jangan jempol sama jempol." (astagah! Ini sama gak enaknya..Suamiku sudah mentapku bete..)
Aku: "Mas... terakhir, jari tengah sama jari tengah...."
Masku: "Sudahlah De."
Aku: "Terakhir... coba ya... sekali aja. Biar nggak penasaran. Please..." (akhirnya suamiku memberikan jari tengahnya dan aku meraih dengan jari tengahku... dan...  Eyuu... malah jadi aneh.)

Masku: "Sudah ah... gandengan biasa aja." Dia lalu meraih kelima jariku dan merengkuhnya erat-erat.
Masku: "Nah... yang normal lebih enak, kenapa harus coba-coba yang aneh-aneh."

Lalu kami kembali melanjutkan perjalanan berdua....
Sampai di rumah, aku cerita pada anak-anak hasil penemuanku atas percobaan gandengan tangan. Anak-anakku langsung berebut meraih tangan suamiku dan praktek hal yang sama.
hahahahahaha...
Tetaaaapppp.... gandengan tangan konvensional lebih unggul ternyata.




Tuh... romantis gak?

Kerajinan Dari Kain Perca Darurat

$
0
0
Yang namanya mendadak itu memang selalu bikin gemas.
 Bayangkan.  Putri bungsuku, yang pulang sekolah langsung tidur siang, lalu bangun tidur langsung nonton televisi sambil menekuni semua peliharaannya di game-game andeois sama sekali lupa bahwa dia punya pekerjaan rumah dari sekolah. 

Setelah makan malam dan "selesai monton mahabarata" yaitu pukul 21.30 barulah dengan santai putriku bertanya:

"Bu... punya kain perca gak?"
"Kain perca? Buat apa?"
"Aku ada tugas bikin prakarya dari kain perca."
"Kain perca?"
"Iya.. kain perca."
"Bikinnya kayak gimana?"

Tanpa berkata apa-apa, putriku langsung membuka tas sekolahnya dan mengeluarkan sebuah kertas yang berisi bahan-bahan yang diperlukan untuk kerajinan dari kain perca.

1. Kertas karton.
2. Lem UHU.
3. Kain perca.
4. Gunting.

"Hah? Kenapa baru bilang sekarang kamu ada PR ini?" Mulai panik. Lalu mulai mengumpulkan semua bahan yang diperlukan tersebut.

"Ibu ada semua nih bahannya kecuali kain perca. Kain perca kayak gimana sih nak?Seberapa banyak?"

Anakku kembali mengeluarkan tas sekolahnya dan mengeluarkan contoh kerajinan tangan bunga yang sudah dibuatnya di sekolah. Aku bengong. Lalu menatap curiga ke arah tas sekolahnya. Kenapa anakku mengatakan segala sesuatunya satu demi satu sih? Harusnya dia sekalian saja mengeluarkan semuanya. Sepertinya, anakku mengerti arti tatapan mataku.. jadi dia hanya nyengir dan santai mengatakan:

"Udah kok bu... udah gak ada lagi PR ku.. itu yang terakhir."
Aku segera meraih bunga mirip teratai yang belum selesai. Dibuat dari kain perca. Duh... kain perca apa yang aku miliki malam ini... lalu melirik jam... HAH? Sudah pukul 22.00!!

"Hmm... Apa ya nak, kain buat bikin bunga.... hmm.... " Mulai berpikir keras. Anak bungsuku ini berusaha untuk memberikan jalan keluar yang brilian.
"Emangnya ibu nggak punya baju yang udah kekecilan gitu? Siapa tahu baju pas ibu masih kurus.... itu aja dipake."
(ih, serius. Ini mau dibantu apa nggak sih nih anak? Ih, untung anak sendiri, kalau anak orang pasti dah dijedotin deh kepalanya. Lalu aku berusaha mengabaikan solusi yang Hawna tawarkan tersebut. Sambil terus berpikir.... berpikir... berpikir....)

TRING!
"Eh... ibu inget ibu punya kain perca di dapur."
"Di dapur? Emang ada?"
"Ada dong... udah tenang aja."

Lalu aku berjalan menuju kompor.  Di kaki kompor, ada lap dari daster butek dan lecek dan uhh.. rada bau dikit. Inilah kain perca yang aku maksud. hehehe.. iya sih, dulu emang kain perca ini punya tugas sebagai lap untuk bersih-bersih kompor, atau bersih-bersih lantai yang kecipratan minyak pas lagi goreng. Tapi.. itu kan masa lalu si kain perca ya. Buat apa diingat-ingat lagi. Justru ini aku lagi mau mengangkat derajat si kain perca....

Lalu aku memotong polanya dan mengajarkan anakku cara membuat bunga teratai.... selanjutnya mengawasi anakku hingga selesailah kerajinan bunga teratai dari kain perca.
VOILA!

ini dia kerajinan dari kain perca yang dibuat oleh Hawna. 



dan ini masa lalu si kain perca.. ah, sudahlah. LUpakan masa yang telah lalu. Kita harus move on kan? Kain gombal ini sekarang sudah menghiasi sudut kerajinan tangan para siswa di sekolah. Dipajang.. dikagumi. hahahaha.

Dikejar Anjing

$
0
0
Jalan-jalan ke blognya mak HM Zwan aku jadi inget bahwa dulu aku punya pengalaman serupa: dikejar anjing.

Jadi ceritanya, waktu kecil, ketika pulang sekolah aku dan kakak pulang jalan kaki. Untuk mencapai rumah, rute yang harus kami lewati itu ada dua, memotong jalan lewat kompleks tentara Zeni atau jalan memutat lewat jalan besar yang ada di tepi sebelah perkebunan karet.

Di kompleks Zeni ini ada banyak orang ysng memelihara anjing. Yaitu orang Toraja yang tinggal di ujung dekat pintu masuk dan orang Ambon yang tinggal di ujung jalan keluar. Tapi memelihara di sini dalam arti setelah diberi makan maka anjing-anjing itu dibiarkan berkeliaran di dalam kompleks. Kotoran anjing tersebar dimana-mana sehingga kita harus hati-hati dalam berjalan. Dan ketegangan jelas terasa di sepanjang perjalanan. Khususnya buat aku dan kakak yang takut pada anjing. Jadi sepanjang jalan aku pribadi pasti merapal al Fathihah dan basmallah banyak-banyak.
Karena alasan inilah maka aku dan kakak lebih senang lewat jalan memutar meski jaraknya lebih jauh.

Suatu hari, ternyata anak tentara yang orang Ambon itu sedang main ke rumah temannya yang tinggal di jalan memutar yang biasa kami lewati. Dan ketika main itu dia membawa anjingnya turut serta. Seekor Herder yang berwarna hitam dengan dada keemasan. Besar dan bengis sekali wajah anjingnya. Anjingnya dilepas begitu saja sementara pemiliknya ngobrol dengan temannya. Ketika itulah aku dan si Herder bertemu.

ini nih model anjing Herder yang mengejarku dahulu. Foto diperagakan oleh model (hehehe), diambil dari sini nih

Pandang-pandangan.
dan aku mulai deg--degan.
Herder itu mulai menyeringai.
dan aku makin gemetar.

Pemiliknya sepertinya sudah tahu gelagat tidak baik. Jadi dia langsung menghamoiri anjingnya hati-hati sambil bilang "tenang..tenang...."

Tapi mana bisa tenang! Rasa takutku sudah naik hingga ke kepala. Jadi, begitu Herder itu menyalak keras sekali, Aku langsung berbalik arah dan berlari.

Melihat aku berlari tentu saja Anjing itu langsung mengejarku. Bahkan pemiliknya pun gelagapan tidak mampu menahan anjingnya yang besar itu.

diambil dari sini nih gambarnya


Aku berlari. Untungnya, dulu aku memang gemar lari karena masih langsing dan kakinya jugs panjang. Aku berlari menuju perkebunan karet. Ini perkebunan dimana aku sering mengambil getahnya untuk dibuag bola bekel dan bols kasti.  Aku hafsl pohon-pohon di perkebunan inI. Pada sebuah pohon dengan cabang yang rendah aku langsung memanjatnya. Tinggi... hingga anjing tidak bisa meraihku. Anjing itu menunggu di bawah. Dan di atas cabang pohon karet aku mulai menangis histeris minta tolong.

Pemilik anjing datang dan memegang anjingnya lalu memintaku untuk turun.  Tentu saja aku menolaknya. Tubuh pemiliknya lebih kecil daripada anjingnya. Jika anjingnya berulah lagi belum tentu dia bisa mengendalikan anjingnya lagi.

Akhirnya,  orang lain datang.  Beberapa sekaligus. Dan setelah anjing dan pemiliknya pergi, barulah aku turun dari pohon.
fiuh.
Tegang sekali.
 Aku pun pulang sambil berlinang air mata dan kaki yang serasa mau copot akibat berlari kencang. hahaha


KATAKAN TIDAK PADA PERNIKAHAN SIRRI

$
0
0
Seorang teman bercerita padaku bahwa dia terpaksa harus menjalani pernikahan Sirri karena masih terikat dengan peraturan kontrak di sekolah yang dia tempuh.

Awalnya,  dia meminta pendapat. Dan pendapatku pasti: AKU MENENTANG PERNIKAHAN SIRRI.

Dalam Islam, jika seorang muslim dan muslimah ingin menikah, maka agar pernikahan itu sah di mata Allah ada rukun Nikah yang wajib untuk dijalankan.

Rukun Nikah:
1. Ada mempelainya
2. Ada wali hakim yang menikahkan mereka.
3. Ada saksi
4. Ada ijab kabul
5. Ada wali nikah (orang tua calon mempelai perempuan atau walinya jika orang tua tidak ada)

Jika terpenuhi semua syarat dari rukun nikah ini, maka pernikahan sudah dianggap sah di mata agama Islam. Di hadapan Allah.

ssttt.... diam-diam, mereka sudah menikah kok, cuma tidak ada yang tahu. Gambar diambil dari sini


Tapi... sebenarnya,  ada lagi anjuran yang sifatnya wajib untuk dikerjakan. Yaitu hendaknya sebuah pernikahan itu disiarkan agar tidak menimbulkan fitnah. Karena Islam memiliki prinsip Amar Ma'rruh Nahi Munkar: tegakkan kebajikan dan jauhkan kemunkaran. Sehuah kebajikan tidak akan pernah ada artinya selama kemunkaran masih meraja lela dimana-mana. Dengan demikian, maka menjauhi kemunkaran itu sifatnya hatus didahulukan jika kedua hal ini terjadi dalam satu waktu.

Karena mensiarkan (memberitahu banyak orang) tentang sedang atau sudah terjadinya sebuah pernikahan inilah mulai muncul istilah resepsi pernikahan atau walihan.

Sayangnya, tidak semua orang sanggup mensiarkan pernikahan mereka. Temanku di atas adalah salah satunya. Pernikahan yang terjadi tapi kemudian diam-diam saja gaungnya disebut dengan pernikahan Sirri (Sirri itu artinya bisik-bisik).

"Kenapa harus nikah Sirri sih?"
"Karena gak mungkin mbak kami menikah terang-terangan. Aku masih terikat kontrak untuk tidak boleh menikah sampai lulus sekolah. Dan itu artinya masih ada 4 tahun lagi."
"Lah.. terus kenapa sudah tahu belum boleh menikah 4 tahun lagi malah nyari pasangan?"
"Terjadi begitu saja. Dan sekarang kami takut jika sampai berzina. Makanya lebih baik nikah sirri dulu."
"Jika takut berzina ya jangan dekat-dekat. Jangan membina hubungan. Mending konsentrasi belajar... berprestasi dulu."
"Tapi aku takut kehilangan dia."

Okeh. Kalau sudah yang terakhir ini alasannya, mau kata apa coba?
Akhirnya, karena aku tidak pernah setuju dengan sebuah pernikahan sirri maka aku dan suami memutuskan untuk tidak mau mendengarkan kabar mereka lagi. Bukan apa-apa. tapi ribetnya minta ampun.

"Kamu dan suami hidup terpisah?"
"Iya mbak, karena takut ketahuan jika kami sudah menikah sirri."
"Terus... kalian belum melakukan hubungan suami istri dong?"
"Belum mbak. Aku takut hamil."
"Terus... bukannya dulu niat nikah sirri biar tidak melakukan zina? lah... ternyata kalian nggak ngelakuin itu juga setelah menikah. Padahal setelah menikah bukannya yang tadinya haram jadi halal dan yang tadinya terlarang malah jadi ibadah ?"
"Nggak bisa mbak. Harus hati-hati. Nanti orang lain tahu gimana? Gimana kalau gosip menyebar lalu sampai ke sekolah? Nanti aku dikeluarkan dan harus mengembalikan uang saku selama ini. Gimana kalau sampai hamil?"

Ahhh...ribet super ribet.
Jadi, aku pun terpaksa mengatakan pada mereka: "Gak usah menghubungi aku untuk membicarakan apa saja, atau mengabarkan apa saja kecuali jika itu berupa pemberitahuan Siar Walimah kalian yang sebenarnya."

Sebenarnya, alasan utama aku menentang pernikahan sirri itu karena: SELAMANYA, PERNIKAHAN SIRRI ITU AKAN SELALU MERUGIKAN PIHAK PEREMPUAN.
Percaya deh. Ini beneran.

Karena, pernikahan sirri yang diam-diam itu, membuat tidak ada orang yang tahu bahwa suami kita adalah suami kita. Akibatnya, kita tidak bisa meng-klaim jika ada pihak-pihak yang "menginginkan" suami kita tersebut. hehehehhe

Lalu, karena pernikahan sirri ini juga tidak tercatat di dokumentasi negara. Alias tidak ada buku nikah. Nah.. akibatnya, istri sirri itu jadi kehilangan hak untuk memperoleh tunjangan, juga warisan.

Coba saja, jika suami meninggal mendadak, bakalan susah deh istri sirri mengklaim bahwa dia adalah istri si suami dan menuntut warisan dari pihak keluarga suaminya (atau pihak keluarga istri suaminya dari pernikahan yang resmi). Siapa saksinya? Mana bukti dokumentasinya?
Akhirnya, cuma bisa gigit jari.

Masalah kian ribet ketika sampai terjadi kehamilan dalam pernikahan tersebut. Anak jadi tidak bisa membuat akte kelahiran karena tidak ada buku nikah dan kartu keluarga. Akhirnya jalan keluarnya anak memakai BINTI alias nama keluarga ibunya dan kedudukannya disejajarkan dengan kedudukan anak diluar nikah.
Waduh!

Makanya... KATAKAN TIDAK  PADA PERNIKAHAN SIRRI.
Apapun alasannya.


Jasa Nikah Sirri

$
0
0
Di postingan sebelumnya aku menulis tentang KATAKAN TIDAK PADA PERNIKAHAN SIRRI.
Alasan aku mengatakan tidak pada pernikahan sirri karena pada dasarnya sebuah pernikahan sirri itu banyak merugikan perempuan. Padahal, dalam sebuah pernikahan, pihak perempuanlah pihak yang paling lemah dan harus dilindungi. Tapi karena si perempuan menjalankan pernikahan sirri maka perempuan secara tidak langsung menjadi kehilangan beberapa haknya sebagai seorang istri. Di antaranya adalah:
_ Sulit menuntut tunjangan dari kantor tempat suaminya bekerja.
_ Sulit Mencatat kelahiran anaknya secara resmi dalam dokumen negara.
_ Sulit mendapatkan warisan jika suaminya tiba-tiba meninggal dunia dan dia tidak punya saksi yang mau bersaksi bahwa dia dan suami sudah menikah. (kalau di sinetron emang bakalan seru sih, pas acara takziah tiba-tiba datang perempuan lain yang juga meraung sedih dan mengaku sebagai istri simpanan si suami yang sudah terbujur kaku. Tapi... jaman sekarang kan banyak penipu. Apa buktinya bahwa dia benaran istri yang sudah dinikahi oleh suami jika tidak ada dokumentasi resmi dari negara?
_ Sulit juga untuk mendapatkan warisan. Sekali lagi, jaman sekarang tuh banyak penipu. Gak ada buku nikah berarti hoax aja deh judulnya. Bahkan biarpun si perempuan sudah menangis darah dan bersimpuh di samping mayat lelaki yang diakui suaminya.

Nah.... pas lagi blog walking ke blognya Nia Haryanto, aku malah bertemu postingan mbak NIa tentang Jasa Nikah Sirri. 

Wahhh... aku langsung kepo dan masukin clue jasa nikah sirri di google dan hasilnya.... OMG, ternyata benaran ada loh. Sudah gitu yang menyelenggarakannya adalah seorang pria yang mengaku seorang Ustad.
Aduh.
Sudah gitu, dia juga memberikan penguatan alasan-alasan yang sekiranya dibenarkan oleh Agama akan kebolehan melakukan Nikah Sirri sekaligus kebolehan untuk memakai jasa Wali Nikah. Dan semuanya itu dibandrol dengan harga Rp2000.000 (yup... dua juta rupiah dan bisa menikah dimana saja).

Astaghfirullah al Aziim.

ini dia skrinsyut dari blognya mak Nia haryanto


Dan belum selesai   aku terkaget-kaget dengan murahnya melakukan Nikah Sirri, eh... aku ketemu lagi iklan seperti ini nih:


kedua gambar di atas aku ambil dari blog ini nih.
Duh. OMG.
Kenapa sih banyak banget perempuan bodoh yang mau saja melakukan Nikah Sirri? Apakah mereka tidak memikirkan lebih jauh resiko-resikonya dan hanya memikirkan kondisi sekarang saja ya?

Oh ya, ini ada tinjauan hukum dari pernikahan Sirri siapa tahu berguna silahkan kunjungi tulisan ini ya: RAGAM PUTUSAN PIDANA NIKAH SIRRI.

Jadi, benar deh. KATAKAN TIDAK PADA NIKAH SIRRI.


Perceraian dalam Pernikahan Sirri

$
0
0
Masih dalam rangkaian tulisan KATAKAN TIDAK PADA NIKAH SIRRI, kebetulan temanku yang lain secara tiba-tiba memberitahu bahwa pernikahannya sudah berakhir. Permasalahannya adalah, dahulu dia menikah sirri.

Aku jadi kepo, seperti apa sih model perceraian dalam  di Pernikahan Sirri itu.

Seorang saudaraku pernah melakukan perceraian. Tapi karena dia dahulunya menikah secara resmi maka prosedur yang harus dijalankan untuk melakukan perceraian itu adalah:
1. Segera setelah suami mengatakan Talak (cerai) maka, pisah perempuan bisa langsung membawa buku nikah ke pengadilan agama lalu mengajukan permohonan untuk bercerai dari suaminya.
2. Atau jika istri yang akan mengajukan gugat cerai maka dengan membawa buku nikah, daftarkanlah gugat cerai tersebut ke pengadialn agama.
3. Nanti mereka akan menghadiri persidangan terlebih dahulu. Intinya, karena perceraian adalah hal yang dibenci Allah meski halal untuk dilakukan maka akan ada perundingan perdamaian dahulu antara kedua belah. Bisa jadi kan niat bercerai sebenarnya hanya karena emosi saja.
4. Jika setelah melalui proses mediasi perdamaian tapi tetap ingin bercerai barulah hakim akan memutuskan untuk menceraikan mereka. Buku nikah pun dihancurkan.

Nah..tapi bagaimana dalam pernikahan sirri? Bukankah pernikahan sirri itu dilakukan diam-diam? Iseng-iseng, aku baca beberapa tulisan. Ini salah satunya:




Secara umum perkawinan siri atau perkawinan di bawah tangan dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum/syariat Islam dan tidak dilakukan di depan Pegawai Pencatat Nikah. Karena itu, perkawinan sirri sah secara agama, akan tetapi secara hukum negara belum sah. Pasalnya, UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (UUP) mengatur ketentuan mengenai syarat sahnya suatu perkawinan selain dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaan, juga harus dicatat menurut peraturan perundang-udangan yang berlaku (pasal 2 UUP).

Dengan tidak dilakukannya pencatatan maka perkawinan tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum (pasal 6 Kompilasi Hukum Islam atau KHI). Hal ini tentunya membawa akibat hukum yaitu tidak adanya pengakuan dan perlindungan hukum atas hak-hak istri dan anak-anak hasil dari perkawinan siri. Begitu juga untuk melakukan gugatan cerai, tidak ada lembaga negara yang bisa menanganinya dan memberi perlindungan atas hak-hak anak dan istri. Secara hukum, anak-anak yang lahir di luar perkawinan yang sah hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya (pasal 43 ayat [1] UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan atau UUP jo. pasal 100 Kompilasi Hukum Islam atau KHI).( dikutip dari tulisan Perceraian Kawin Siri)



Kembali ke temanku itu ya.

Mendengar kabar bahwa dia sudah bercerai dengan suaminya, yang muncul di hatiku malah rasa kepo... seperti apa sih perceraiannya?

"Ya, aku dan dia sudah tidak bisa lagi bersatu sih De intinya. Ada banyak kendala yang terjadi dalam pernikahan kami dan kayaknya itu gak bisa diselesaikan. Gak ada titik temunya. Jadi, kami sepakat untuk bercerai."

"Oh... mmm... cara bercerainya gimana? kan kalian menikah siri?" (bayangkan wajahku dengan rasa kepo luar biasa)

"Ya... aku bilang saja ke dia.... aku capek. Aku pingin kita udahan saja. Terus... laki gue tadinya masih mau mencoba bertahan, tapi aku bilang aku capek. Jadi... ya sudah. Kita bubaran saja yuk. Kita sudahi sampai sini saja. Terus.. suami setuju, ya sudah. Bercerai deh."


Glek.

Cuma begitu saja?

Mirip orang yang putus pacaran ya?

Ih.

"Setelah itu gak ada pembicaraan apa-apa lagi? Cerai begitu saja?"
"Ya mau ada pembicaraan apa lagi? Kan ini nikah siri, mau ke pengadilan juga nggak bisa. Mau pake saksi juga gak bisa. Mau bagi harta gono gini ya.... otomatis saja deh, pengertian saja, tahu sama tahu. Aku nggak nuntut apa-apa kok. Pisah baik-baik saja yang penting. Jadi damai."

Tapi demikianlah yang terjadi pada perceraian pada pernikahan sirri.

Temanku yang lain, yang sudah memiliki anak dari pernikahan sirrinya, bahkan tidak bisa berbuat apa-apa ketika tahu bahwa anak-anaknya hanya bisa menyandang binti nama keluarga istrinya saja. Bahkan, anaknya tidak bisa diklaim harus berada di bawah pengasuhan dia karena otomatis anak dari hasil pernikahan sirri menjadi hak istrinya.

Eh... tapi yang kasihan temanku yang nikah sama warga negara asing sih. Karena, anaknya akhirnya dibawa oleh suaminya ke negaranya. Dan temanku itu tidak bisa mengklaim apa-apa. Tidak bisa mengklaim tunjangan dari kantor tempat suaminya bekerja, tidak bisa mengklain warisan, tidak bisa mengklaim harta gono gini (malah dia terpaksa harus mengembalikan semua rumah dan mobil yang ternyata selama ini dibeli atas nama istri resmi si suaminya dan suaminya itu memilikinya dahulu dalam status "dipinjamkan".

Ya sudahlah. Paling cuma bisa nangis bombay.

Tapi tetap ya, baik bercerai dari pernikahan resmi maupun siri, mantan istri harus menjalani masa Iddah (yaitu masa tunggu sebelum dia bisa menikah kembali). Masa iddahnya adalah sebagai berikut:
 
1.Wanita yang diceraikan dalam keadaan hamil, maka masa iddahnya adalah sampai dia melahirkan.

2.Wanita yang diceraikan dalam keadaan haidh, maka masa iddahnya adalah tiga kali haidh.

3.Wanita yang diceraikan namun tidak mengalami haid (terlalu kecil dan belum haid atau wanita yang sudah menopause dan tidak lagi mendapat haid), maka masa iddahnya adalah 3 bulan.

4.Wanita yang dicerai saat belum sekalipun disetubuhi, maka dia tidak memiliki masa iddah.

5.Apabila wanita dicerai suami, dan ketika dia melakukan masa iddahnya itu suaminya meninggal, maka:

- Apabila talak yang dijatuhkan adalah talak raj’i (dapat ditarik kembali), dia harus meninggalkan iddah perceraiannya, dan melakukan iddah karena kematian suami yaitu 4 bulan 10 hari, terhitung mulai hari kematian suaminya.

- Apabila talak ba’in yang dijatuhkan (talak yang tidak dapat ditarik kembali) saat suaminya masih dalam keadaan sehat, maka masa iddah wanita tersebut adalah iddah perceraian, yaitu tiga kali haid. Tidak ada iddah karena kematian suami.

- Apabila talak ba’in saat suami sudah dalam keadaan sakit (yang mematikan), dan talak tersebut adalah usul dari si istri, maka masa iddahnya adalah iddah perceraian, tiga kali haid. Tidak ada iddah kematian suami.

- Namun, apabila talak ba’in saat suami sudah dalam keadaan sakit parah dan bukan atas usul si istri, maka dia harus memilih masa iddah yang paling lama (antara sampai melahirkan apabila dia sedang hamil, tiga kali haid untuk iddah perceraian saat tidak hamil, atau iddah kematian yaitu 4 bulan 10 hari)(dikutip dari tulisan MASA IDDAH PERCERAIAN)

gambar diambil dari sini

Nikmat Sebagai Ibu Yang Tidak Tergantikan

$
0
0
Hari ini hari ibu
Di televisi, aku melihat peringatan hari ibu yang diperingati dengan membuat perlombaan dimana pesertanya adalah para ibu.
Mereka  bermain bola di atas lahan sawah yang kosong dan becek.
Terjatuh
Pakaiannya kotor terkena lumpur dan air kotor dari sawah
Terjiplaklah lekuk tubuh mereka
Tergelaklah tawa para penonton yang melihat kekonyolan para ibu tersebut
Tapi... apa iya seperti ini peringatan hari ibu?

Hari ini hari ibu
Ketika aku masih kecil dahulu, har ibu identik dengan hari harus mengenakan pakaian kebaya ke sekolah.
Beruntung aku berasal dari Sumatra, jadi ibu tidak pernah mengenakan kebaya padaku
Tapi pakaian adat Melayu berupa baju kurung
Bukankah kebaya versi daerah Sumatra adalah baju kurung?
Jadi, kami tidak pernah antri pagi-pagi di salon
Lalu terseok-seok berjalan karena kain kebaya yang sempit jika dipakai berjalan

Pada hari ibu, ayahku biasanya langsung memerintahkan anak-anaknya untuk mengambil alih tugas ibu sehari-hari
Baik memasak, mencuci, mengerjakan pekerjaan rumah, termasuk berbelanja ke pasar
Tapi, hari-hari lain ibu memang amat memanjakan kami jadi kami kurang mahir mengerjakan pekerjaan itu karena keseharian kami yang terbiasa berleha-leha serta bermain bersama teman
Aku ingat, pada hari ibu, kakak membuat sayur asem yang terlalu asam karena memang tidak pernah memasak sayur asam sebelumnya
Atau gorengan yang gosong karena tidak terbiasa menggoreng
Jika sudah begitu, ayah akan turun tangan masuk ke dapur
Lalu seperti biasa, ayah akan membuat masakan andalannya: kue tepung manis
Serta mengaron nasi yang sengaja dikeringkan dasar aronanya hingga menyerupai kerupuk
Nanti kami memakannya setelah disiram gula merah cair
Masakan khas Jawa Tengah karena ayah dulu memang sempat KKN cukup lama di wilayah Solo
Atau... ayah akan membuat kolak durian yang nanti dimakan dengan ketan pulut

Hari ini hari ibu
dan aku mendapat banyak sekali ucapan selamat hari ibu dari teman-teman lintas group media sosial
Tapi,.... anak-anakku biasa-biasa saja tuh... hehehe
Kami terbiasa tidak mengistimewakan hari ini memang

Tidak mengapa
Aku ikhlas kok
nikmat menjadi ibu sendiri adalah rezeki dan nikmat yang tiada tara buatku
Diperingati atau tidak diperingati, tetap tidak ada yang bisa menggantikan kenikmatan menjadi seorang ibu
Alhamdulillah
Selamat Hari Ibu Semuanya


Ayo Basmi Bahasa Alay Sekarang Juga

$
0
0

Dua hari yang lalu, ketika sedang jalan-jalan berdua suamiku tiba-tiba hapeku berbunyi tanda ada sms yang masuk. Karena saat itu aku sedang tidak menunggu sms dari siapapun, maka aku membukanya dengan santai. Benar saja ada sebuah sms masuk, tapi dari nomor yang tidak aku kenal.
Aku langsung menebaknya, mungkin dari KTA (Kredit Tanpa Agunan) yang biasa dikirim oleh para kredit hunter. Nyaris saja aku ingin menghapus sms itu, tapi iseng aku buka dulu sms-nya. Dan membacanya, dan spontan aku tertawa.
Begini nih bunyi tawaran KTA yang aku terima:



Astaga.... apa-apaan sih?
Jika ada mesin "alay detektor" pasti mesin itu akan berbunyi nyaring. Itu bahasa penawarannya kenapa memakai bahasa alay sih?
Hahahahahah
Sama sekali tidak profesional deh

Nah, bulan lalu, pas lagi nyari alamat lewat Google Map di Hape, kembali mesin alay detektorku berbunyi lagi. Yaitu ketika seorang alay meninggalkan jejak di Google Map dengan tidak bertanggung jawab.
Ini alamat si alay tersebut:

tuh... liat deh alamat yang ada gambar sejoli itu? Ihhh... ngerusak google map aja deh bahasa nama tempatnya
 Anak Alay itu menyebalkan sekali. Mereka merusak kesusastraan dengan cita rasa lebay mereka dalam menyisipkan isi perasaan ketika berbahasa.
Pernah lihat gak nama-nama akun media sosial seperti ini:

- Aku akan sayang kamu selamanya
- Percayalah hatiku hanya untukmu
- Cuma ada kamu di diriku

Iyaaaaakkkkk
Jika tiba giliranku bebersihan daftar  teman di facebook, nama-nama yang mendayu-dayu seperti itu biasanya langsung aku remove. Sebel aja bacanya. Lagian, mereka mikir gak sih gimana coba kita manggil mereka jika nama mereka seperti itu

Belum lagi isi statusnya yang kebanyakan lebay-lebay dalam mengumbar isi hati mereka.

"q tau k4mu rindu pada Q, t4pi m4n4 teleponmu?"

OMG. Sudah kita sulit membacanya, isinya tuh.. cengeng banget lagi.
Aku tidak suka baca status facebook yang cengeng.
Jadi, biasanya sih suka aku remove tuh mereka yang suka masang status cengeng.

Tapi terkadang, aku sendiri tidak bisa menolak jika ada anak alay yang curhat lewat email. Dan... hmm.... bahasa mereka ... bahasa alay.
Gak ngerti kenapa bisa begitu tapi sepertinya setelah sekian lama menggunakan bahasa alay maka anak-anak alay sudah terbentuk dalam memori kepala mereka dan terpatri dalam darah daging mereka bahwa bahasa alay-lah bahasa yang baku yang berlaku di Indonesia.
Jadi, aku tuh pernah ya ngobrol lewat chat dengan    mereka dan ketika mereka itu cepat dan lancar dan bahasanya ya seperti itu....

ini dikirimin sama teman

 diambil dari sini nih







Jadi.... aku gak ngerti lagi deh... tapi rasanya sudah amat urgent perbaikan bahasa mereka tersebut.
Coba lihat gambar paling atas.
Sms KTA yang ditulis dengan bahasa alay itu... artinya, mereka yang dulunya anak alay sekarang sudah mulai bekerja dan mulai mempraktekkan bahasa alay mereka dalam pekerjaan mereka.

Nah... gimana ceritanya coba jika anak alay duduk di Pemerintahan atau jabatan strategis? Aduhhhh.... bisa-bisa bahasa Indonesia dirombak oleh mereka
Oh Noooooo.....

Kenangan Blue Moon

$
0
0






Bulan penuh yang tertutup awan
(dari status facebookku tempo dulu: tahun 2012)

Pelangi Setelah Hujan

$
0
0
Ternyata... tidak semua hujan membuat orang merasa nyaman. Ada kalanya hujan membawa kecemasan. Yaitu ketika hujan turun menderas dan air pun tergenang dimana-mana. Lalu, banjir datang melanda. Jika sudah begini, doa yang hadir adalah doa agar hujan berhenti sejenak.

Hujan yang menurunkan bulir air yang indah pun; akhirnya menjadi sesuatu yang tidak lagi diinginkan.

Tapi aku termasuk orang yang tetap setia menyukai hujan.
Aku percaya, bahwa ketika hujan turun ke bumi, itu adalah kesempatan untuk memanjatkan doa. Karena janji Allah akan doa yang akan dikabulkan di saat hujan turun membasahi bumi.
Itu sebabnya aku tetap setia mencintai hujan.
Dan merindukannya ketika cuaca panas datang menerjang.
Tanah merekah.
Daun kering kian bertumpuk dan ranting banyak yang rapuh karena kekurangan air.

Ya. Hujan... tetap sesuatu yang senantiasa membawa keberkahan.
Setiap bulir air yang membasahi tanah, bisa terserap dan terkumpul menjadi sumber penghidupan banyak makhluk hidup. Apa jadinya sebuah denyar kehidupan tanpa tetesan air yang dihadiahkan oleh langit? Dan besarnya semua jasa air yang tumpah dari langit tersebutlah yang aku ceritakan pada anakku ketika suatu sore sepulang dari dokter, hujan datang mencegat perjalana pulang kami.

Sejauh mata memandang, nyaris semua taksi menolak untuk mengangkut kami.
"Macet bu... di bawah terowongan ada banjir soalnya. Takut terendam."

Penolakan yang bisa diterima alasannya. Akhirnya, aku dan putriku hanya bisa menatap setiap bulir air yang memercik di genangan sepanjang pinggir jalan raya. Berharap hujan berhenti sejenak saja.

Ya. Hujan yang turun telah mampu mengikis semua debu yang menempel di atas batu. Tapi hujan yang turun terus menerus terus meninggi terkumpul di sudut-sudut. Tinggi air yang terkumpul telah menenggelamkan lubang dan menipu orang yang melintas di atasnya. Hujan yang berhenti, adalah kesempatan untuk menghalau genangan agar kembali masuk ke dalam saluran air yang penuh. Aku dan putriku menunggu.

Sementara waktu terus beranjak pergi. Mobil-mobil yang tumpah ke jalanan semakin padat.  Merayap dalam macet yang panjang. Dan semakin tertolaklah lambaian tangan kami oleh semua taksi yang ingin kami berhentikan. Bahkan meski hujan sudah tidak lagi deras curahnya. Semua curiga bahwa jauh di depan sana, entah dimana tepatnya, telah terjadi banjir. Aku memandangi putriku yang tampak berdiri mungil memandangi langit yang mendung.

"Dik.... kamu capek tidak jika kita harus berjalan kaki ke rumah?" Ragu, aku bertanya. Tapi putriku malah menatapku dengan wajah ceria.
"Nggak. Aku nggak capek." Itu jawaban spontan yang diberikan oleh putriku yang kala itu baru berusia 4 1/2 tahun. Senyumnya cerah dan penuh semangat.
"Jadi nggak papah ya kita jalan kaki meski gerimis? Soalnya jika menunggu hujan benar-benar berhenti, ibu takut kita akan terus disini sampai malam. Semua taksi yang ibu berhentikan tidak ada yang mau berhenti."
"Iya, ibu. Aku nggak papah kok jalan kaki meski masih ada hujan kecil-kecil." Hujan kecil-kecil adalah istilah putriku untuk menyebut gerimis.
"Baiklah dik. Ayo kita jalan kaki."

Lalu kami pun berjalan kaki menerjang gerimis. Tubuhku masih lemah karena baru saja selesai berobat ke dokter. Untuk menggendong tubuh mungil putri bungsuku ini tentu saja tidak cukup kuat.  Jadi, yang kami lakukan dalam perjalanan adalah saling bergandengan tangan dengan erat.

skrinshot dari google map untuk menggambarkan jauhnya perjalanan yang harus kami tempuh

Jarak yang harus kami tempuh dalam perjalanan ini bukan jarak yang pendek untuk ditempuh sebenarnya. Terlebih oleh anak yang baru berusia 4 1/2 tahun. Kaki mungilnya, bahkan  beberapa kali  tidak cukup jauh untuk melompati genangan air yang ada di pinggir jalan. Kecipak-kecipuk beberapa kali kakinya terperosok masuk ke dalam genangan. Tapi senyumnya tidak pernah luntur sedetikpun.
Mulutnya terus berceloteh tentang berbagai macam hal.
Tentang ibu gurunya yang mengajarkannya lagu-lagu yang dia suka. Atau tentang teman-temannya yang lucu-lucu dan menyenangkan hati di sekolah tadi pagi. Perlahan, rambut tipis putriku mulai kelimis karena terus menerus ditetesi oleh gerimis.

Tanpa terasa, akhirnya kami tiba di pinggir jalan besar. Langit tampak benderang karena gerimis sudah berhenti. Senja yang merah telah mulai mengintip.
Aku melirik putriku. Poninya sudah bergerombol karena basah. Dan Masya Allah senyumnya, sama sekali tidak luntur meski hanya sedikit.

"Capek dik? Kita sudah sepertiga jalan. Tinggal naik jembatan penyeberangan, lalu berjalan sedikit lagi untuk sampai di rumah."
"Nggak bu. Aku nggak capek sama sekali. Ibu sendiri gimana? Ibu capek nggak? Sakit nggak? Mau istirahat dulu?" ("Ya Allah. Terima kasih karena sudah Kau tanamkan rasa pengertian yang amat dalam di hati putriku")

Mendengar jawaban pemberi semangat dari mulut mungilnya, aku mempererat genggamanku di jemari kecilnya. Mengecup punggung tangannya yang hangat meski telah terguyur oleh gerimis.

"Ayo dik... kita lanjutkan perjalanan kita."
Lalu kami melangkah dengan senyum di bibir. Tapi baru saja kaki kami melangkah 5 langkah, tiba-tiba sebuah pemandangan terhampar di hadapan kami.

"Subhanallah... dik.. lihat... itu... ada pelangi."
"Pelangi?"
"Iya.. pelangi. Pelangi selalu muncul setelah hujan berhenti." Mata putriku langsung berbinar takjub.
"Dik... pelangi itu adalah hadiah dari langit karena semangatmu melawan gerimis; dan juga hadiah dari Allah karena kamu sabar banget menemani ibu di sepanjang perjalanan tadi."

Senyum putriku semakin berbinar mendengar jawabanku. Perlahan dari mulutnya keluar ucapan hamdallah.

"Foto aku dengan pelangi bu. Aku belum pernah punya foto dengan pelangi."
"Iya... sini ibu foto. Kan pelangi itu hadiah dari Allah untuk kamu. Terima kasih ya nak."

foto bersama pelangi meski rambut kelimis

Ahh.... selalu ada keindahan dari cerita hujan. Bahkan ketika hujan berhentipun, ada harapan muncul. Bahwa ada keindahan yang akan kita saksikan ketika hujan sudah berhenti. Jadi... tetaplah semangat. Pelangi setelah hujan adalah gambaran keindahan setelah sesuatu yang tidak menyenangkan datang menghadang.
(kenangan foto bersama pelangi senja di bulan oktober 2010)
---------------------
''Tulisan ini diikutsertakan dalam A Story of Cantigi's First Giveaway''


Evaluasi Resolusi 2014 : GUE NGGAK SEMPURNA, MAS"

$
0
0
Selama beberapa tahun belakangan ini, aku selalu menulis dalam daftar resolusi awal tahunku bahwa aku ingin belajar memetik gitar. Bahkan, saking pinginnya bisa main gitar aku sampai-sampai mengkhayal udah jago beneran. Nah... karena udah jago main gitar, gak salah kan kalau nulis daftar lagu yang mau dimainkan. Daftarnya bisa dilihat di tulisanku yang berjudul To run my own playlist.Terus, khayalanku bahkan sampai jauhhhhh.... yaitu sampai mengkhayal jika saja bisa mengisi sebuah acara di atas panggung.

"Hmm... aku nanti duduknya gimana ya biar meluk gitarnya enak?"
"Enaknya pake rok atau celana panjang ya?"

hahahaha.... khayalannya mah dah gak tanggung-tanggung deh. Tapi kenyataannya.... tetep... belum bisa main gitar.
huhuhuhu

Aku pingin bisa main gitarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr....
Tapi gimana caranya?
Nah.. buat memacu semangat, maka tulisan "belajar main gitar" selalu aku masukkkan dalam daftar resolusi yang ingin aku lakukan di awal tahun. Termasuk di tahun 2014 ini.
Hasilnya, akhirnya, aku berhasil "MEMAKSA" diriku untuk bergabung dengan kursus privat gitar di Yamaha School of Music. Tentu saja berdua putri bungsuku: Hawna.

hehehe... tahu nggak... awalnya, karena malu takut diledekin sama keluarga besar karena "ihh.. udah tua masih aja belajar main gitar kayak anak kecil aja." awalnya, aku merahasiakan kegiatan baruku ini dari orang-orang. Jadi cuma putri bungsuku saja yang tahu tapi dia kan bukan tipe anak yang ember. Jadi kalau nggak ada yang nanya dia nggak bakal ngasi pengumuman. Bahkan, suamiku saja tidak tahu saking aku takut malunya.

Hmm... iya bener. Ini untuk pertama kalinya aku merahasiakan sesuatu dari suamiku (*sungkem).
Tapi... ternyata kursus memetik gitar diam-diam itu luar biasa susahnya. Lahhh.. belajar terang-terangan aja susah apalagi diam-diam kan? Mau latihan di rumah, nanti orang-orang pada curiga. Nggak latihan aku ngerasa kian hari kian OON.

Belajar memetik gitar itu asli bikin aku frustasi berat, sodara-sodara!
Aku kan punya kelemahan; yaitu sulit mengingat arah kiri dan kanan (kita sebut saja disorientasi arah; yaitu kondisi dimana aku sendiri lupa tangan kiri dan tangan kanan lalu terus bergulir menjadi sulit mengingat arah kiri dan arah kanan dannnn semua yang bersinggungan dengan arah kiri dan arah kanan). Nah.... ternyata untuk bisa memetik gitar itu dibutuhkan koordinasi yang kompak antara tangan kiri dan tangan kanan. Dan disinilah muncul kesulitanku untuk memenuhi hal tersebut.

Astagaaaahhhhh....
Bayangkan. Ketika aku konsentrasi untuk memegang senar dengan jari-jari tangan kiriku, maka si tangan kanan bengong. Dia diam tidak bergerak. Jadi, terpaksa aku menoleh ke tangan kanan dan mulai gonjreng-gonjreng agar dia bergerak mengocok senar ehhhh... si jari-jari di tangan kiri yang gantian diam tidak berkutik.

Aduhhh... tangan kanan dan tangan kiriku benar-benar minta perhatian yang berimbang padahal pandangan wajahku kan hanya bisa menatap ke salah satu di antara mereka saja.

Belum lagi ingatanku yang luar biasa menguji kesabaran. Memori jangka pendekku cepat sekali melupakan semua pelajaran memetik gitar yang aku dapatkan. Mungkin ini akibat disorientasi arah yang aku miliki ya.

Semua yang aku pelajari hari ini, besok pagi sudah lupa.
Lalu aku latih lagi, dan besoknya sudah lupa lagi.
ARRGHHHHH...
Aku tidak tahan.
Aku benar-benar merasa "cacat" karena ketidak-mampuan ini.
Dan inilah awal aku akhirnya memutuskan untuk berterus terang pada suamiku untuk pertama kalinya. Tidak jadi berahasia lagi, dan tidak jadi ingin membuat surprise "tiba-tiba bisa main gitar".

"Mas... ada yang mau ade omongin."
"Apa?"
"Tapi janji ya jangan ngetawain?"
"Iya."
"Janji juga jangan marah?" Suamiku awalnya mulai bingung dan tidak langsung menjawab. Dia mungkin jadi menebak-nebak ya dalam hati, "istri gue mau ngomong apaan sih banyak amat syaratnya?". Tapi, berhubung aku keukeuh minta dia untuk berjanji, jadi dia akhirnya mengiyakan.
"Sama... jangan ngeledekin ade kalau ade udah selese ngomong?" Yang ini suamiku udah gak mau komen lagi. Dia mau nunggu aku mau ngomong apa. Hasilnya.... aku pun mulai siap-siap untuk cerita tentang kegiatan baruku ini. Tapi... baru juga ngomong:

"Mas... ade kan ikut kursus gitar bareng sama Hawna." Suamiku masih nunggu dan mendengar.
"Udah jalan beberapa kali mas... tapi.... hiks..." Ehhhh... boro-boro cerita... akunya malah nangis sesenggukan. Akhirnya, suamiku merengkuh tubuhku dan menenangkanku dulu deh. Sampai sesenggukannya hilang. Lalu ngasih kesempatan buatku untuk meneruskan ceritaku. Aku berusaha keras untuk meneruskan cerita terus terangku padanya. Tapi.. baru juga ngomong...

"Ade... ade... ade ternyata nggak bisa mas... susahhhh... ade susah ngo-ordinasi tangan kiri sama tangan kanan biar kompak...huhuhu..." Aku nangis lagi.

Arrrghhh... rasanya inilah obrolan yang penuh dengan isak tangis dan air mata antara aku dan suamiku.
Bener deh.
Mengakui semua kelemahan kita di hadapan suami itu beraatttttt banget.
Selama ini, aku tuh selalu berusaha untuk tampil sebagai seorang teman yang asyik buat suamiku, istri yang bisa dibanggakan, ibu yang disayang oleh anak-anaknya dan ... ahhh... pokoknya pingin jadi ideal gitu deh. Nah... ketika tiba saatnya untuk mengakui bahwa "GUE NGGAK SEMPURNA, MAS".... wuaaaaaaaa.... rasanya dada ini mau meledak.

Padahal, suami tahu pasti semua kelemahanku itu. Itu sebabnya dia mengusahakan untuk membelikan sebuah cincin sederhana yang selalu setia melingkar di jari manis tangan kananku. Cincin ini untuk mengingatkanku bahwa itulah tangan kananku. Jadi, jika aku ingin menentukan arah kanan, aku cukup melirik cincin tersebut dan langsung tahu itu tangan kananku berarti arah kanan adalah arah yang searah dengan tangan tersebut.

Padahal suamiku selama ini maklum banget kalau aku tuh emang dari dulu punya disorientasi arah. Makanya dia suka nggak ngijinin aku pergi jauh-jauh karena beberapa kali aku pergi eh... ujungnya aku nyasar karena kehilangan arah dan lupa jalan lalu tersesat.

Nah... setelah semua padahal-padahal itu.. tetap saja aku menangis hebat ketika mengakui bahwa ternyata aku sepertinya GAGAL DEH MEWUJUDKAN RESOLUSIKU BUAT MAIN GITAR.

"Aku... aku kayaknya nggak bakalan bisa deh mas main gitar. Susah.. susah banget-banget. Aku selalu lupa dengan semua notasi yang sudah diajarkan. Main gitar itu menghendaki kita untuk bisa main dengan dua tangan dan kedua tanganku susah diajak kompak."
Aku terus menghamburkan semua keluhanku sambil terus saja menangis. Sementara suamiku dengan sabar hanya menjadi pendengar dan penenang. Setelah semua curahan hati tertumpah, akhirnya barulah suamiku bicara.

"Menurut aku.. kamu bisa kok De belajar main gitar. Tapi.. karena kamu sulit koordinasi kiri kanan, gimana kalau belajar main gitarnya jangan belajar main gitar klasik. Tapi gitar pop saja."
"Gitar pop?"
"Iya... kamu nggak berniat untuk jadi pemain gitar profesional kan? Atau mau nyiptain lagu. Kamu cuma mau bersenang-senang saja dengan gitar kan? Pilih yang mudah saja, sayang. Belajar Gitar Klasik jauh lebih sulit memang. Aku saja belum tentu bisa."

TRING.
Nasehatnya ini sedikit mencerahkan hatiku yang mendung.
Tapi, berhubung rasa gengsiku masih bersemayam dalam dada jadi, aku menolak untuk mundur.
"Aku coba lagi deh beberapa minggu lagi. Kalau benar-benar gak ada kemajuan... aku ganti jadi gitar pop."

Lalu.... karena aku sudah terus terang pada suamiku dan suamiku sekarang malah mendukung usahaku ini 1000%.... maka aku pun mulai bersemangat. Nah... aku punya cerita yang mengharukan dari cerita latihanku ini. Kebetulan cerita ini aku share di status facebookku.


 Ini status facebookku tertanggal 24 oktober 2014:
 Ini sahabat kecilku, yang paling aku sayangi.

3 Bulan lalu kami berdua mendaftarkan diri di sebuah tempat kursus gitar. Awalnya, sahabat kecilku ini ragu dan pesimis.
"Aku gak bisa bu."
"Sama..ibu juga gak bisa. Makanya kita berdua belajar. Kalau kita udah jago, kita ikut konser bukan ikut kursus les gitar."

Awalnya, aku yang selalu meraih tangan mungil sahabat kecilku ini lalu menepuk-nepuknya agar dia tetap semangat dan berani. Memberinya hadiah kecupan ketika dia berhasil mengalahkan rasa tidak percaya dirinya. Dan kadang hadiah kecil ketika dia berhasil menyelesaikan tugas melatih dan mengingat cord gitar. Seperti membelikannya cemilan yang dia suka atau memasak masakan kegemarannya.
Waktu berlalu.
Hari berganti minggu.
Minggu berganti bulan.
Sudah 3 bulan tak terasa. Sahabat kecilku ini sudah melewati sepertiga halaman buku pegangan. Dia juga sudah hafal cord sederhana.
Sayangnya... hal tersebut tidak terjadi pada diriku.

Sebagai seorang yang punya kelemahan berupa "disorientasi arah" aku menghadapi kesulitan untuk belajar main gitar klasik.

Semua pelajaran yang diberikan oleh guru musikku, susah payah untuk bisa kuingat. Jika aku konsentrasi pada tangan kanan, tangan kiriku menjadi kaku. Dan ketika aku fokus pada petikan jari di tangan kiri, tangan kananku diam mematung.

Semua cord tidak ada yang nempel di ingatanku. Jangankan cord, nama guru lesku saja susah aku mengingatnya. Jika hari ini aku menghafal cord maka besok pasti sudah lupa. Ketidak mampuan untuk mensikronkan tangan kiri dan kanan benar-benar menggangguku. Sulit ternyata untuk fokus pada keduanya. Harus salah satu mengalah tapi gak mungkinnnnn....

Maka... Ketika sahabat kecilku sudah masuk bab 2 sementara aku masih tersendat-sendat di halaman 2, aku mulai merasa putus asa. Kesal sendiri kenapa aku harus punya kelemahan ini.

Dan ketika sahabat kecilku masuk bab 3 sementara aku baru masuk halaman 3 setelah 3 bulan kami kursus, aku pun menangis di depan suamiku. Dan curhat padanya.

"De...mungkin kamu memang tidak harus belajar gitar. "
"Tapi aku sudah lama tidak pernah melatih otakku mas dengan pelajaran baru. Dengan belajar main gitar klasik, aku tadinya mau maksa otakku agar latihan lagi untuk ingat kiri kanan."

Setelah air mataku dihapus oleh suamiku, aku kembali memberi semangat pada diri sendiri.
"Bisa....bisa... kamu pasti bisa ade." Self-reminder.

Tapi tetap saja kesulitan. Mau curhat ke suami lagi malu (*hehehe curhat-nangis-tapi kok ngotot mau ikut terus.)

Jadi, diam-diam aku berlatih siang-siang ketika di rumah hanya berdua dengan sahabat kecilku ini.
"Susah ya bu?"
"Iyaa.... soalnya ibu susah nyamain kiri kanan. Jadi ibu gak bisaaaaaa....."
Tanpa sadar, aku pun menangis di pelukan sahabatku ini. Dan yang dia lakukan adalah menepuk pundakku hangat dan melontarkan kalimat memberi semangat.

Lalu... sudah dua pekan ini, dalam perjalanan menuju kelas, sahabat kecilku ini sepanjang jalan di koridor menuju kelas membisikkanku sebuah bocoran:
"Bu... ingat. . C itu dua lima, G7 satu enam. "
"Sip..sip."
"Do di grid satu... re di tiga."
"Okeh."

Bisikan kecilnya di menit terakhir sebelum kami masuk ke dalam ruangan ternyata efektif loh. Aku berhasil mengingatnya dan mulai bisa melepaskan pandangan dari senar dan fokus melihat pada buku musik. Masih banyak salahnya tapi kiri kanan sudah bisa diajak kerja sama.

Akhirnya.... alhamdulillah kemarin aku berhasil menyelesaikan bab 1.

"Ibu hebat... ibu pinter. Gitu dong."
"Minggu depan ingetin ibu lagi ya sebelum masuk kelas."
"Iya..tenang aja nanti aku ajarin kok."
sahabat kecilku ini meraih jemari tanganku lalu menepuk-nepuknya dengan hangat. Serta mendaratkan sebuah kecupan kecil di pipiku.
Pluk.
Basah.
Hangat.
Benar-benar perlakuan sahabat yang hangat. Yang sadar bahwa dia punya seorang ibu yang jauh dari kata sempurna. Tapi tidak melunturkan respek dan sayangnya sedikitpun pada si ibu.

*alhamdulillah (makasih ya nak)


============
Nah... itulah salah satu status facebook yang paling berkesan di hatiku sepanjang tahun 2014.




Curhat tentang Kurikulum 2013 dan Apresiasi Pembaca Facebook

$
0
0
Semua berawal dari kemasygulanku karena membaca berita bahwa Mendikdasmen berencana untuk membekukan Kurikulum 2013 dan rencana dia untuk kembali ke kurikulum KTSP 2006.

Hmm... Aku kurang setuju dengan KTSP 2006. Aku lebih suka Kurtilas (singkatan dari Kurikulum 2013). Jadi gimana dong?

Akhirnya, aku pun menulis status panjang di facebook. Sebelumnya, aku belum pernah menulis status panjang-panjang di facebook. Tapi, aku benar-benar tidak tahu lagi kemana harus menyuarakan keberatanku dengan rencana pak menteri Anis Baswedan tersebut. Jadilah aku menulis statusku tersebut. Nulisnya juga pake hape... (bayangkan, nulis dihape dan nulisnya panjang. Tapi karena dah niat jadi bisa).

Status itu bisa dibaca disini:

https://www.facebook.com/ade.anita.5/posts/10204319336017866


CURHAT TENTANG KURIKULUM 2013
Sebenarnya, aku masih bingung kenapa tiba2 mendikdasmen (*bener gak sih singkatan nya? ) Anis Baswedan menghentikan kurtilas. Padahal KURTILAS ini baru juga diterapkan dan buku paket yang digunakan juga belum tamat (*belum lecek malah sampulnya).
Aku adalah ibu rumah tangga tidak bekerja alias fulltime mom. Jadi dalam keseharianku aku sendiri yang mengajari dan mendampingi anak-anak belajar di rumah. Tiap hari pula aku antar jemput anak2 dengan kendaraan umum jika pagi dan jalan kaki jika pulang sekolah (*sengaja biar bisa ngobrol sepanjang jalan dengan anakku sambil memperlihatkan semua pemandangan yang kami lihat di jalan. Anakku masih SD, ada banyak hal yang dia belum tau atau belum kenal).
Di hapeku, karena ini jaman digital, maka aku bergabung dengan group wali murid kelas anak2ku. Ada group di whats app dan ada juga group BB (*bersyukur android pernah beli aplikasi BBM).
Dulu... Ketika jaman kurikulum KTSP 2006, tas sekolah anakku, aku yang memanggulnya. Bukan apa2, KTSP 2006 itu banyak menerapkan konsep yang abstark pada siswa. Juga bejibun teori yang HARUS dipelajari oleh siswa. Perkara teori dan pelajaran itu terpakai atau tidak oleh siswa yang bersangkutan di masa yang akan datang, tetap saja seluruh siswa harus mempelajarinya.
Pokoknya, semua siswa diperlakukan sama deh. Entah siswa itu lemah di hafalan tapi kuat di tulisan atau si siswa lebih suka kerja lapangan daripada ngutak-ngatik teori. Pokoknya semua harus belajar hal yang sama.
Pokoknya gak mau tau deh bahwa cita-cita siswa itu nantinya mau jadi paramedis atau penjahit tetap harus belajar hal yang sama.
Dan karena tuntutan semua teori harus dipelajari maka buku2 yang dibawa siswa pun banyak sekali. 2 tahun membantu putriku memanggul buku2 di dalam tasnya punggungku sempat sakit. Lalu dokter keluargaku mulai meneliti kenapa punggungku sakit. Setelah ditelusuri dokter akhirnya memintaku untuk menimbang tas sekolah putriku. Ternyata beratnya 7 s.d 10 KG!!
"Ibuuu... putri ibu bawa apa saja sih? Ini sudah sama saja seperti ibu harus memanggul karung beras 10 kg setiap hari."
"Yaa.... mau bagaimana lagi dok? Daripada putri saya yang terhambat pertumbuhan badannya karena bawa tas ini?"

Dilema.
Dilema banget. Siapa yang harus dikorbankan? Punggungku atau pertumbuhan badan putriku? (*aku sih milih ngorbanin punggungku akhirnya. Sambil merutuk arah pendidikan indonesia).

Hingga akhirnya diterapkan lah KURIKULUM 2013.
Waaaaaaaaa. Senang aku dengan KURTILAS ini.
Kenapa?
1. Karena buku yang dibawa sedikit. Jadi ada peleburan dan pengintegrasian pelajaran di KURTILAS. Karena pengintegrasian ini maka mata pelajaran tidak lagi sebanyak mata pelajaran di KTSP 2006.
2. Karena ada pendidikan ketrampilan siswa di KURTILAS. Ini yang superb. Kan tidak semua anak mau jadi Profesor atau peneliti. Ada juga anak yang ingin segera belajar mencari uang dengan melakukan pekerjaan kerajinan atau atau ketrampilan.
Putriku senang ketika diberi PR kerajinan tangan.
"Bu... bagus nggak buatanku? Nanti kalau aku dah bisa buat yang bagus banget bisa dijual kayaknya?"

Anak jadi semangat sekolah. Lebih ceria karena ada banyak tugas berkelompok. Hehehe... putriku itu hobi bercerita jadi jika ada tugas berkelompok dia suka banget. Karena sambil kerja kelompok, dia bisa ngobrol dengan teman2nya.
3. (Akibat penjelasan di atas maka aku suka dengan kurikulum 2013) Karena KURTILAS memungkinkan setiap anak untuk mengembangkan kemampuan mereka bersosialisasi dengan orang lain.
Jika KTSP 2006 yang muatan pelajarannya padat merayap hingga membuat tiap anak harus serius belajar dan lupa bersosialisasi (*krn harus ikut les pulang sekolah biar bisa ngerti pelajaran) maka di KURTILAS ini anak malah didorong untuk bertemu dengan orang lain dan bekerja sama dengan orang lain.
Setiap kali ada pekerjaan kelompok, anak2 sibuk janjian untuk bagi2 tugas. Lalu janjian untuk bertemu guna membicarakan "enaknya kita bikin apa?".
Jadi. .. pembiasaan untuk bekerja sebagai bagian dari sebuah TEAM itu sudah dimulai dari kecil. Dan inilah yang menurutku penting ketimbang mendidik anak jadi sosok individualis yang pintar lebih baik mendidik anak jadi individu yang cerdik mengatasi kekurangan dan kelebihan dengan cara kerjasama kelompok.

Bayangkan. Jika anak sudah dididik untuk bisa bersosialisasi maka kelak dia insya allah akan mampu menolong masyarakat di sekitarnya karena sudah terampil melihat kekurangan dan kelebihan yang dimiliki tiap2 undividu yang menjadi bagian dari masyarakat tersebut.
HANYA SAJA MEMANG ADA BEBERAPA KEKURANGAN DARI KURIKULUM 2013 ini.
Apa saja?
1. Orang tua tidak siap menerima perubahan cara mendidik anak mereka.
Keluhan di group wali murid yang sering muncul adalah

"Pak.. buat ulangan nanti anak saya harus belajar apa ya?" (*hehehhe. Selama ini mata pelajaran memang dibuat terpisah. Jadi kalo mau ulangan matematika maka ortu tinggal buka buku matematika. Nah di KURTILAS ortu bingung apa yang mau diajarkan pada anak. Karena matematika nya terintegrasi dengan pelajaran PKN dan Bahasa Indonesia misalnya.
Contoh yang gampang:
- Perang Diponegoro terjadi tahun berapa? Jika saat ini tahun 2014, maka berapa rentang waktu yang ada? Bagaimana penulisan kata yang benar: Perang Diponegoro atau perang diponegoro?

Mungkin... karena aku terbiasa mengajarkan anakku dengan metode bercerita maka soal ulangan seperti di atas itu buat anakku malah terlihat mudah ketimbang ulangan PKN sendiri yang khusus menanyakan tentang perang diponegoro lalu nanti ada ulangan bahasa indonesia sendiri khusus nanya tentang eyd huruf kapital dan ulangan matematika sendiri khusus nanya tahun2 kabisat.
Tapi ya demikianlah....protes dari ortu yang bingung harus ngajarin apa tetap dominan di group wali murid.
2. Orang tua tidak siap jika mereka harus dilibatkan dalam porsi yang cukup banyak dalam sistem pendidikan kita.
Keluhan di group wali murid selalu:

"Aduh ada tugas bawa karton ya? Saya baru tau malam hari pas anak saya ngasitau. Gimana ya? Saya kerja kantor jadi gak sempat beli kayaknya. Duhhh... ada apa sih dengan sistem pendidikan kita? Kenapa merepotkan sekali."
Loh? Dia yang repot kenapa sistem pendidikan yang disalahkan? Aku paling sebel kalau baca protes kayak gini di group WA atau BB. Dan itu sering banget munculnya.
3. Orang tua merasa khawatir melepas anak mereka sekolah jika tidak ada waktu untuk ikut les dan bimbel.
Yaa... karena KURIKULUM 2013 banyak kegiatan kerja kelompok jadi siswa pulang lebih siang. Padahal ortu dah terlanjur memasukkan anak mereka untuk ikut les dan bimbel.

Hmm.... jadi bingung sayah. Jadi yang pokok itu sekolah atau bimbelnya? Kenapa jika tidak ikut bimbel jadi merasa begitu bersalah dan khawatir anak akan jadi bodoh?
Lalu mulailah gelombang protes terjadi.
Kaum buruh protes minta KURTILAS dihapuskan (*aku sih duganya ya karena ortu yang jadi buruh bingung karena 3 hal di atas).
Kaum terdidik juga protes hal yang sama (*dan kembali aku menduganya karena 3 hal di atas)

Tinggal aku yang padahal merasa senang dengan perubahan yang terjadi pada cara belajar putriku bengong.
Okelah....siap2 punggungku sayang... siap2 bawa karung beras lagi tiap hari.
Huff.

Akhirnya, gelombang tanggapan pun datang. Aku terus berdoa agar usahaku ini bisa membuahkan hasil.
Benar-benar berdoa.
Akhirnya, bantuan datang dari pembaca statusku. Ada 69 orang yang sampai detik ini mensharenya. Dan salah satunya adalah: Mantan Menteri Pendidikan di kabinet SBY, yaitu mendikbud yang membuat kebijakan kurtilas: Muhammad Nuh.

benar-benar berharap status ini bisa sampai di orang yang berkompeten untuk mengubah kebijakan

alhamdulillah... dibaca juga sama Pak Nuh
Ah... senangnya.
Tapi tentu tidak boleh berhenti berdoa meski senang.
Aku tetap berdoa agar jangan dibuang kurtilas itu. Tapi dibenahi lalu diterapkan lagi.

Because I Love You

$
0
0
Tanpa terasa, alhamdulillah usia pernikahanku sudah mencapai 21 tahun. Kebetulan, aku dan suami termasuk pasangan suami istri yang tidak pernah mengadakan acara syukuran secara spesial untuk merayakan "happy anniversary" kami.



Tapi.... ketika pagi di hari pengulangan akad nikah itu datang, biasanya aku dan suami saling pandang lalu menatap anak-anak yang kini sudah tumbuh besar.

Alhamdulillah, si sulung sudah mencapai tingkat akhir masa perkuliahannya.
Yang tengah sudah masuk SMA dan kami masih punya anak bungsu yang masih SD (jadi masih punya teman bermain di rumah ketika anak yang lebih besar sudah mulai asyik dengan teman-teman dan kegiatan mereka).

"Mas... alhamdulillah... sudah 21 tahun." (aku, melirik suami sambil senyum-senyum. Si sulung melihat aku yang pandang-pandangan dengan suami nyeletuk usil:)
"Apaan sih 21  tahun?"
"Usia pernikahan ibu sama ayah."
"O." (lalu dia kembali sibuk dengan persiapan untuk ke kampusnya).

"Maksudnya apa sih?" (ini si bungsu yang pingin ikut-ikutan)
"Usia pernikahan ibu sama ayah sudah 21 tahun."
"Maksudnya apa?" (tetap memasang wajah polos)
"Maksudnya, ini hari ulang tahun pernikahan ibu sama ayah yang ke 21."
"Nggak ngerti aku."
"Jadi... 21 tahun yang lalu, ibu sama ayah kan gak kenal awalnya. Terus nikah sebelum akhirnya melahirkan kamu-kamu. Nah.. kejadiannya 21 tahun yang lalu."
"Oo... jadi ibu lahir 21 tahun yang lalu?" (mulai senyap.... jika.... hanya jika... tatapan mataku mengeluarkan sinar laser... sudah pasti yang bertanya ini sudah aku laser)

sabar...
sabar...

"Nggak nak. Waktu nikah usia ibu 23 tahun. Ayah 30 tahun. Nah, waktu usia ibu 23 dan ayah 30, eh.. ibu sama ayah nikah deh.... tradammm.... nahhh... kejadian pernikahan itu sudah 23 tahun yang lalu."
"Loh? Katanya ini ulang tahun yang ke 21.. kenapa 23 tahun yang lalu?"
"Iyaaaa... ibu kesel abis ditanya mulu jadi salah ngomong deh."

(lalu si bungsu senyam-senyum gak jelas. Jangan-jangan dia cuma ngetes kesabaranku saja ya?)

"Sabar... bu... sabar. Kalau ibu gak kuat, ibu bisa melambaikan tangan ke atas." (komen si tengah yang asli gak jelas).

Akhirnya.... pembicaraan yang semula direncanakan untuk menjadi sebuah pembicaraan yang romantis... berantakan gara-gara ulah anak-anakku yang iseng.

Ya sudah... lupakan.
Aku pun lalu kembali pada kegiatan rutin seperti biasa... mengantar anak-anak sekolah, beresin tempat tidur, mengumpulkan cucian, ngerapihin letak-letak aneka benda di atas meja... dan suamiku sibuk dengan bebenah isi tas untuk bekerjanya sambil mengutak atik notebook untuk memutar sebuah lagu. Lagu itu disambungkannya ke speaker.... jadi suaranya cukup besar meski dari sebuah notebook.

Aku abai dengan lagu yang dia putarkan. Masih sibuk dengan acara bebenah rumah. Hingga datang pertanyaan dari suamiku:

"De.. inget gak, 25 tahun yang lalu, aku pernah ngasih kamu lagu ini."

Okeh. Stop semua kegiatan.
Dengan seksama aku mendengar lagu yang diputar dari notebook suamiku. Payahnya, ingatanku tidak tergali.

"Nggak inget."
"Aku pernah ngasih lagu ini. Aku rekam di kaset yang aku kasih ke kamu." (okeh... kami adalah generasi 80-an... jadi, jika suka dengan sebuah lagu kita bisa merekamnya dengan menggunakan tape recorder dan hasilnya bisa didengar di kaset).

"Oh ... yang foto sampulnya foto aku ya?" (kembang kempis.... hehehe... dulu sebelum menikah, suamiku ini senang sekali mengambil gambarku secara candid. Nah... fotonya dicetak terus dijadikan sampul kaset kompilasi yang dia buat dengan cara merekam di tape recorder.... it's so eighties ya?)

"Iya... benar."
Jadilah aku bebenah rumah sambil mendengar lagu "because I Love You" yang dinyanyikan oleh Shakin Steven.

Ketika mendengar jalinan lirik-liriknya... hmmm... diam-diam aku GR, sodara-sodara.

(jujur saja ya...  Suamiku bukan tipe suami romantis. Tapi... jika dia sedang ingin romantis... hmm... malah bikin aku terhege-hege meleleh karena GR berat (sayang: kejadian ini sama langkanya dengan kedatangan planet mars yang mendekati bumi).

Ini dia lagu dan liriknya.

Perkenalkan nih: KIm Soo Hyun

$
0
0
Aku pernah mengalami kejadian seperti ini nih menjelang malam pergantian tahun (dari tahun 2014 ke 2015).


hehehe
Jadi, di Lotte Shopping Centre itu memang ada poster ukuran asli orangnya yang dipajang di salah satu sudut mall tersebut.

Eh, buat yang belum tahu dimana letak Lotte Shopping Avenue itu, ini ada denahnya:


Duluuuuu. Waktu Pusat perbelanjaan ini baru berdiri, setiap kali kita berbelanja di atas Rp100.000, kita bisa berpose di samping poster gede yang sudah digunting ukuran badan ini. Jadi memang disediakan booth khusus. Nah.. jika kita berbelanja di atas Rp500.000, kita malah boleh meminjam antribut untuk pemotretan tersebut.

Aku... hmm... merasa "tua" untuk  mengambil kesempatan ini. hehehehehhe (malu ama umur euy). Jadi, ketika lewat booth pemotretan cuma bisa... celeguk... menelan ludah diam-diam.

Hingga ketika malam menjelang pergantian tahun, pas mau nonton eh... gak tahunya poster artis-artis Korea sengaja disebar di beberapa titik dan kita bebas-bebas saja jika ingin berphoto ria bersama poster-poster tersebut.
hahahahaha
asyik mantap kan
Jelas saja kesempatan ini tidak aku lewatkan. Akhirnya terjadilah adegan yang aku tulis di status facebookku tersebut.

Ini dia fotonya:


Nah... nah..... mungkin ada yang belum tahu sebenarnya siapa sih artis ganteng Korea yang malu-malu bergaya ketika diajak foto denganku itu? (uhuk..uhuk).

Dia adalah: KIM SOO HYUN.

Ini biodatanya:

Jadi, dari yang aku baca sih, katanya si ganteng satu ini anak tunggal. Dari kecil dia emang sih sempat ikut kerja part time tapi ya emang sudah diarahin juga sih sama orang tuanya buat jadi aktor karena banyak yang memuji kegantengannya yang memang sudah terpatri sejak masih kecil. Itu sebabnya talenta yang dimiliki oleh Kim Soo Hyun banyak. Dia bisa jadi pemain teather, main film/drama, nyanyi, main alat musik, dan modeling.

Aku sendiri, pertama kali lihat penampilan dia waktu dia main film Dream High. Pandangan pertama, aku langsung sukaaaaa sama dia. Nyari-nyari lagunya, koleksi, lalu mulai ngumpulin fotonya. Hahahaha.. Gaje emang. Makanya lantas menghentikan kegilaan itu.
Lantas puasa untuk tidak melihat Kim Soo Hyun lagi.
Eh... lantas mengikuti kembali drama korea The Moon That Embraces the sun...
Aduh.
kacau
karena aku lantas jadi suka lagiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
Ngumpulin lagunya lagi. Dengerin saat lagi ngetik.
Lalu... mencoba untuk menjauhi lagi agar tidak terlalu suka lagi
Eh... nonton lagi drama You Who Came From The Stars
Lantas suka lagiiiii

kacau
kacau
sepertinya kejadian ini akan terus berulang. Jadi... ya sudahlah.
Nah... ini dia salah satu lagu yang bikin kebat kebit gak karuan pas nontonnya (hehehehe). Aku ambil dari You TUbe:
Selamat menikmati....


Dunia di Mata Anak-Anak

$
0
0
Bagaimana sih dunia pekerjaan di mata anak-anak itu? Tahun 2013 silam (hehe kesannya dah lama banget ya?) aku pernah ngobrol sama anak bungsuku, Hawna. Ini aku copas dari status facebookku tahun 2013 itu:

Karena sakit, jadi Hawna di rumah sejak kemarin, tidak sekolah. Dengan begitu, dia ikut akuke depan pintu rumah untuk mengantar suamiku yang akan pergi bekerja. Sambil memperhatikan ayahnya memakai sepatu, Hawna (7 tahun) bergumam.
"Bu, ayah itu sebenarnya kerjanya jadi apa sih?"
"Dosen."
"Oh..." (diam sejenak, mikir, lalu bertanya lagi) "dosen itu apaan?' (gantian ibunya yang ngeliatin dia, dan mikir, 'selama ini kemana aja kok baru nanya sekarang?')
"Dosen itu... mirip guru, tapi yang diajarin tuh mahasiswa. Kayak mas Ibam gitu. Jadi dah pada gede-gede badannya, terus pake baju bebas belajarnya."
"Ihhh, enak banget." (kata 'ih'nya dengan penekanan penuh nada kekaguman)
"Terus, kalo hari senin gak ada upacara bendera."
"Iihhhhh... enak banget!" (nada kekagumannya kian mengental)
"Tapi... mereka gak ada jadwal keluar mainnya."
"Wuiihhh... NGGAK enak banget!" (Hawna mengedikkan pundaknya dengan roman wajah tidak suka)
Lalu dia terdiam.
Cukup lama terdiam dengan bola mata yang serius tanda berpikir.
"Kalau begitu, sekolah yang paling enak itu TK ya bu. Boleh pake baju bebas, keluar mainnya dua kali, nggak ada upacara kalo hari senin, sudah begitu ada pasirnya lagi di tempat main. Ada ayunan, sliding, panjat-panjatan. Gak ada PR, gak ada UAS, masuknya jam 8 lagi jadi kita bisa main dulu puas-puas bareng teman-teman."

xixixixixi... pemikiran anak kecil banget ya. Tapi dunia yang dia gambarkan memang asli menyenangkan sih.
Itu sebabnya pada kakaknya yang kuliah ditanya lagi pertanyaan perbandingan mana yang lebih enak, TK atau Kuliah, si kakak sulungnya yang sudah kuliah itu langsung menjawab, "TK"

Jika pembaca sendiri, jika diminta untuk memilih, menurut kalian lebih enak mana? Jaman kecil atau jaman setelah sudah besar?

Dulu waktu aku masih kecil, aku paling sebal jika ada seseorang yang berkata mengingatkanku:
"Eh... kamu tuh udah gede sekarang. Jangan kayak gitu dong."
atau
"Ih, badannya doang yang gede, kelakuan masih kayak anak kecil."
atau
"De... kamu sudah besar sekarang. Jangan begitu."

Wah.... aku paling sebal satu hal: menghadapi kenyataan bahwa aku sudah tidak lagi kecil. Karena menurutku menjadi orang dewasa itu sama sekali tidak enak. Ada banyak kewajiban dan keharusan dan etika dan etiket dan aturan dan wuaaaaaa... banyak hal-hal lain yang terlarang deh pokoknya.

Jadi... masa kecil itu memang selalu menyenangkan insya Allah.
Jadi... beri masa kecil pada anak-anak kita menjadi masa terbaik yang insya Allah bisa mereka kenang kelak ketika sudah besar nanti.

Barang Bekas Untuk Calon Adik

$
0
0
Punya tiga orang anak dimana jarak usia di antara mereka terentang cukup jauh itu... seru-seru gimana gitu.
Bayangkan saja.
Ketika kita sudah merasa lupa bagaimana rasanya mengasuh anak kecil, eh... kita punya anak lagi. Lalu mulai belajar lagi sebagaimana pasangan muda yang baru punya anak.
hehehe
seru kan.

Nah.. itulah yang terjadi padaku.
Eh... sebenarnya jarak antara satu anak ke anak yang lain itu tidak terlalu jauh-jauh amat sih. Masing-masing berjarak kurang lebih 6 tahun.
Artinya, yang namanya nyimpen baju-baju bekas buat adiknya, atau mainan-mainan bekas buat adiknya itu ya... jarang ada. Artinya, ya harus beli baru lagi. Dan itulah serunya.

Kenapa seru? Karena kita kan gak tahu kapan si adik bakalan lahir dan jenis kelaminnya apa? Semua asli masih rahasia Ilahi. Jadi... kalau mau nyimpen sesuatu yang diperuntukkan untuk anak cowok, nanti kalau adiknya cewek gimana? Atau sebaliknya.

Jalan keluar yang paling aman sih ya nyimpen beberapa barang buat "calon adik" yang bersifat universal. Jadi, apapun jenis kelamin yang hadir nanti barang itu tetap bisa dipakai. Tapi, bukan berarti semua benda yang bersifat universal bisa digunakan loh.

Nah.. ini beberapa list barang yang aku maksud.

 BARANG-BARANG BEKAS KAKAK YANG BISA DIPAKAI OLEH ADIKNYA (dengan catatan, apapun jenis kelamin adiknya nanti benda-benda ini masih bisa digunakan):

1. Stroller bayi (ini catatan khusus dari pengalamanku. Jangan memilih stroller atau dorongan bayi yang bersifat sementara saja. Plih yang bisa dipakai hingga tahan lama.

Beberapa dorongan bayi yang (menurutku sih ya) sebaiknya dihindari itu adalah:



a. Dorongan bayi yang cuma bisa bawa bayi dalam posisi tidur atau rebahan saja. Bentuknya biasanya besar. Memang sih, dorongan ini nyaman banget buat bayi baru lahir. Tapi, bayi kan tiduran terus itu cuma untuk 5 bulan pertama saja. Setelah lewat 5 bulan, dia akan belajar duduk dan senang melihat pemandangan sekitar jadi lebih suka jika posisinya didudukkan. Nah... dorongan model gini bakalan gak terpakai deh. Sayang kan?
b. Dorongan bayi yang dibeli bekas di toko barang bekas. Eh... ini pengalaman pribadi ceritaya. Karena ingin berhemat, aku pernah membeli dorongan bayi bekas di Pasar Rumput-Jakarta Selatan. Disana memang banyak sekali dipajang dorongan bayi bekas.
Tahu gak. Ternyata, disana banyak dijual barang-barang refurbish. Artinya, asalnya itu sebenarnya adalah dorongan bayi yang sudah "dibuang" oleh pemiliknya karena sudah tidak layak pakai. Nah... oleh para pedagang di Pasar Rumput ini, dorongan itu diperbaiki sekedarnya lalu bekas reparasinya ditutup dengan cat atau stiker. Orang awam seperti aku tentu saja tidak bisa menemukan keanehannya. Cuma... dua bulan kemudian, tiba-tiba dorongan bayi itu ambrul.... duh. Sebel banget deh.
c. Dorongan bayi yang susah ditutup dan dibukanya. Jika inigin membeli dorongan bayi, selalu coba dulu apakah kalian mengalami kesulitan untuk menutup dan membukanya.
Kenapa? Karena, jika sedang bepergian dengan bayi nanti.... maka, suami pegang si bayi, maka tidak ada lagi yang membantu kalian untuk membuka dan menutup dorongan bayi. Jadi, jika kalian tidak bisa menutup atau membuka dorongan bayi dengan tangan kalian sendiri (tanpa bantuan orang lain maksudnya), maka lebih baik tidak usah membeli model dorongan bayi tersebut. Bahkan meski dorongan bayi itu lucuuuu banget bentuknya.

2. Selimut bayi (nahh... makanya jika beli selimut pililh yang warnanya netral.. jangan mentang-mentang babynya cowok lalu selalu pilih warna biru. Aku sendiri terbiasa untuk memilih warna putih, kuning, hijau. Hmm... idenya artis Deddy Cobuzer untuk mendandani anaknya dengan warna kostum hitam juga bisa ditiru tuh. Kan Hitam warna netral juga).

3. Perlengkapan tidur bayi. (seperti bantal, guling, sprei, dan kasur. Eh.... jangan lupa juga dengan sprei waterproof dan perlak. Meski kakak sudah besar, jika memang berencana ingin hamil lagi, barang-barang ini masih bisa dipakai loh).

Nah... ini cara agar mereka tidak berubah bentuk:

Buka sarungnya, dipisahkan, lalu cuci semua. Setelah dicuci bersih, dijemur hingga benar-benar kering. Setelah kering, disetrika lalu dimasukkan ke dalam kantong plastik besar. Beri kapur barus anti ngengat lalu ikat kantong plastiknya. Divakum lebih baik agar lipatannya bisa tipis dan mudah disimpan di lemari serta tidak memakan tempat.

Yap. Itulah pengalamanku dalam memberi perlakuan pada barang-barang bekas untuk calon adik.

Viewing all 722 articles
Browse latest View live