Quantcast
Channel: Ocehan Ade Anita
Viewing all 722 articles
Browse latest View live

Renovasi Rumah (1): Hal Yang Harus Diperhatikan

$
0
0
Apakah kalian sudah mulai sering mengeluhkan hal-hal yang beragam dari rumah yang kalian tempati? Atap bocor, mulai banyak sarang tikus, dinding jebol, genteng yang turun, pagar yang karatan, tiang rumah yang miring, listrik yang mulai sering padam tanpa sebab, dan sebagainya? Jika iya, jangan-jangan itu disebabkan karena rumah kalian yang sudah waktunya untuk direnovasi. Just like mine. hehehe.

Rumahku itu, dulu dibangun tahun 1978. Awalnya adalah tiga buah rumah petak yang berjajar ke belakang di pinggir jalan (jadi satu rumah menghadap ke jalan besar, dua sisanya menghadap ke gang sempit). Rumah yang menghadap ke jalan besar itulah rumahku, dua sisanya adalah rumah orang lain. Karena sesuatu hal, rumah petak di belakang rumahku akhirnya dibeli sehingga rumahku pun memanjang ke belakang. Dan penyatuan dilakukan hanya dengan menjebol dinding, dan melakukan penyesuaian agar tiga rumah serasi menyatu. Selanjutnya, rumahku itu beberapa kali hanya melakuan renovasi kecil-kecilan saja seperti tangga ke tempat jemuran yang dipindahkan letaknya, mesin air yang semula di dapur dipindahkan ke depan rumah, garasi yang dilebarkan, ruang tamu yang disulap jadi kamar tidur, dan garasi yang disulap jadi ruang tamu, dapur yang berpindah letaknya ke beberapa tempat, penambahan kamar mandi, dan sebagainya. Renovasi kecil-kecilan ini, jika dihitung-hitung ternyata biaya yang dikeluarkan jika dikumpulkan sudah mencapai ratusan juta rupiah!

Ini misalnya yang aku masih ingat:
- Biaya memindahkan dapur plus tambah dak baru untuk tempat jemuran: Rp80.000.000 (ini renovasi terbesar dari rangkaian renovasi kecil-kecil kami karena mengubah struktur ruangan di rumah kami secara keseluruhan)

- Biaya memindahkan tangga dari ruang keluarga ke pojok rumah di belakang: Rp50.000.000 (membengkak karena ada ide untuk sekalian menambahkan lemari di bawah tangga sebagai gudang tambahan)

- Biaya bikin kamar mandi baru: Rp10.000.000 (awalnya murah tapi belakangan ternyata tukang kesulitan untuk menyalurkan tempat untuk membuang kotoran dari WC, sehingga harus membuat lubang septitank baru).

- Biaya memperbaiki langit-langit di atas dapur yang bocor: Rp30.000.000 (membengkak karena dkerjakan oleh seorang kenek yang mengaku sebagai tukang tapi hasil pekerjaannya berantakan sekali dan tidak bertanggung jawab sehingga terjadi kebocoran permanen)

- Biaya memperbaiki instalasi listrik yang rusak berkali-kali: Rp5.000.000 (karena sudah ada jalan tikus yang terbentuk di bawah atap, maka keberadaan kabel-kabel di atas langit-langit menjadi jembatan bagi tikus untuk bepergiaan, akibatnya beberapa kali kabelnya terkelupas dan korslet; belum lagi jika ada kucing yang berkelahi di bawah atap dan merusak kabel-kabel listrik yang bertebaran. Ini masalah buat rumahku setiap tahun; puncaknya, dua tahun terakhir, yaitu tahuun 2012 dan 2013, di musim hujan aku harus mengalami rumah yang instalasi listriknya padam separuh rumah jika hujan turun).

- Biaya memperbaiki atap rumah yang bocor: Rp15.000.000 (membengkak karena ternyata kebocoran diakibatkan karena jalur air di dak yang tersumbat jadi harus diganti semua)

Nah. Banyak kan jika dijumlah-jumlah. Tentu saja hal ini tidak bisa dihindari. Padahal, yang namanya rumah tua itu, selalu ada saja keluhan yang muncul. Diperbaiki sayap kiri, beberapa bulan kemudian sayap kanan yang rusak. Diperbaiki bagian depan, tidak sampai setahun bagian belakang juga rusak. Dan begitu seterusnya bergantian. Melelahkan sekali. Dan sudah pasti: menguras keuangan kami.

Itu sebabnya, dua tahun terakhir ini (yaitu tahun 2012 dan 2013) jika ada kerusakan di rumah, aku dan suami sepakat untuk "mencueki"nya. Kami pikir, daripada uang habis terkuras untuk memperbaiki kerusakan kecil dan satu-satu munculnya itu, lebih baik uangnya dikumpulkan saja dulu, ditabung dulu, agar bisa melakukan renovasi total. Itu sebabnya meski atap bagian depan rumahku di pertengahan tahun 2013 tiba-tiba melorot dan roboh, kami tetap bersabar. Kami sanggah saja dengan tiang kayu dari tempat tidur yang tidak terpakai lagi. Kami tidak akan memperbaikinya. Atau ketika musim hujan turun dan instalasi listrik di rumah kami padam separuh rumah, kami tetap bersabar. Bahkan meski tetangga mengeluh bagian depan rumahku itu amat gelap seperti rumah hantu sehingga membuat mereka takut, kami tetap bersabar (lah, pigimana urusannya coba? Kenapa mereka yang cuma lewat takut padahal kami yang tinggal di dalam rumahnya bisa tenang-tenang saja meski sadar padamnya listrik karena ada yang korslet?). Atap bocor, beri ember tadahan di bawahnya. Pintu rusak, perbaiki sekedarnya. Pokoknya, kami benar-benar bertekad untuk mengalokasikan keuangan untuk menabung agar bisa (sekalian) merenovasi total. Tidak mau lagi melakukan renovasi kecil-kecilan yang sebenarnya merugikan dari segi keuangan sekaligus menguras energi.

Akhirnya, tahun ini, 2014, uang tabungan itu sudah cukup alhamdulillah. Dan mulailah kami menjalankan rencana untuk merenovasi rumah. Alhamdulillah, rumah yang lama sekarang sudah tinggal kenangan. Pembangunan rumah yang baru sedang berlangsung saat ini. Nah, tulisan ini aku buat untuk menuliskan apa yang sebaiknya dilakukan (DO) dan tidak dilakukan (DON'T) jika kalian berencana ingin merenovasi rumah; berdasarkan pengalamanku sendiri.



RENOVASI RUMAH (PLEASE DO):

1. Siap-siap pindah rumah sementara.  Renovasi rumah itu, identik dengan suara dentuman keras bangunan rumah yang dirobohkan, suara ketukan beruntun dinding yang akan dikelupas, suara benda berat jatuh, suara obrolan para tukang yang saling berteriak dengan bahasa yang kasar, debu yang beterbangan, pasir yang tertiup angin kemana-mana, dan kerikil yang bisa nyasar kemana saja. Nah, untuk itu, ada baiknya jika kalian pindah ke rumah kontrakan terlebih dahulu. Kontraktor bangunan sendiri, umumnya lebih menyukai merenovasi rumah yang tidak ditempati oleh penghuni rumah ketimbang rumah yang direnovasi tapi masih ditempati oleh penghuni rumah. Karena, pembangunan rumah memang selalu menguras emosi karena kondisi yang tidak biasa seperti di atas. Sering pemilik rumah jadi cepat marah, atau banyak protes, atau banyak permintaan jika masih tinggal di lokasi. Jadi, lebih baik sih pindah dulu deh sementara ke rumah kontrakan. Lagipula, pembangunan juga bisa lebih leluasa dilakuukan jika tidak ada banyak barang milik pemilik rumah di dalamnya. Tukang-tukang itu kan dibayar harian, jika satu hari habis dipakai untuk menggeser-geser barang, tentu saja kontraktor merasa dirugikan (dan biaya ongkos tukang juga jadi membengkak sih). Oh ya, aku ada buat tulisan tentang apa yang harus dilakukan jika ingin pindah rumah. Bisa dibaca di sini: pindah rumah 1, pindah rumah 2, pindah rumah 3.

2. Temukan dulu kontraktor yang cocok. 
Cocok disini bukan berarti murah di kantong. Harus hati-hati juga jika ada kontraktor rumah yang menyanggupi untuk melakukan renovasi rumah dengan harga yang amat murah. Sering kejadian di tengah pembangunan rumah, si kontraktor kabur dengan uang anda karena ternyata pengeluaran yang tekor jadi dia kabur untuk menyelamatkan sisa uang yang belum terpakai. 
Atau, harus hati-hati juga, itu harga murah karena perhitungan yang dibuat oleh orang yang bukan ahlinya jangan-jangan. Aku mengalami sendiri loh hal tersebut. Yaitu ketika membuat dak untuk ruang tamu dan ruang makan. Biaya pembuatannya murah memang. Pembuatannya juga cepat. Pembuatannya dilakukan di musim panas. Tapi, ketika musim hujan tiba, baru ketahuan bahwa ternyata dak yang dibuat itu sambungannya tidak bagus sama sekali. Akibatnya, ada kebocoran permanen di atas ruang tamuku. Kian lama, kebocoran itu kian melebar karena ternyata aliran air di dalam dak merembet terus hingga ke dinding. Argh. Mengesalkan sekali jika ingat itu. Akhirnya, ruang tamu tidak bisa lagi difungsikan sebagai ruang tamu karena kami malu akibat bocor permanen tersebut. Nah, itu gara-gara ternyata, orang yang mengaku biasa merenovasi rumah sebenarnya adalah seorang kenek biasa (alias kuli bangunan) yang biasa diajak dalam pembangunan proyek perumahan. Karena sering diajak membangun rumah, dia belajar secara otodidak. Masalahnya, otodidaknya dia itu tanpa ilmu. Jadi asli Cuma "kira-kira" saja alias "mirip" saja. Hasilnya, pekerjaannya memang sekilas bagus, padahal kualitas pekerjaannya jeleknya minta ampun. Dinding yang miring, sambungan dak yang tidak rapat, pipa air yang berantakan. Ugh. Parah deh menyebalkannya (saking kesalnya, aku sampai tidak mau menegur dia duluan loh jika berpapasan di jalan. Hehehehe).

3. Persiapkan tabungan anda untuk rencana renovasi ini.
Sebelum melakukan sebuah renovasi, kami diberitahu oleh beberapa orang untuk selalu melebihkan minimal 10% dari biaya anggaran yang diperlukan. Jadi, jika kontraktor yang kita tunjuk mengatakan biaya totalnya misalnya 100 juta rupiah, maka itu berarti uang yang harus kita persiapkan adalah sebesar minimal 110 juta rupiah. Kenapa harus dilebihkan? Karena, selalu muncul biaya-biaya tak terduga selama proses pembangunan itu berlangsung. Lebih seringnya sih biaya tak terduga itu muncul karena ide-ide dadakan dari pemilik rumah. 

4. Persiapkan surat-surat yang terkait dengan pembangunan renovasi rumah tersebut.
Meliputi: surat ijin dari dinas tata kota (ada di kantor kecamatan); surat ijin mendirikan bangunan (IMB, juga diurus di kantor kecamatan). Nah, mengurus surat-surat ini tentu saja ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan di kantor kecamatan tersebut). Jangan sampai di tengah pembangunan, lalu tiba-tiba datang penertiban dan dibentanglah papan pengumuman.

"BANGUNAN INI DISEGEL" hanya karena tidak memiliki kelengkapan surat-surat perijinan (ini informasi tambahan; surat-menyurat yang terkait dengan pembuatan rumah, baik itu renovasi atau membangun kembali, urusannya dengan kantor kecamatan; bukan kantor kelurahan. Jadi, jika ada oknum yang mengaku dari Kelurahan meminta retribusi macam-macam, bisa dipastikan itu adalah retribusi liar yang duitnya akan masuk ke kantong mereka pribadi).

5. Buat selalu rencana perubahan apa yang akan kita lakukan dalam renovasi kali ini.
Jadi, pembangunan dilakukan dengan sebuah rencana yang transparan jumlah total anggaran yang diperlukan; jelas apa saja bagian yang akan direnovasi; batas waktu renovasi itu sampai kapan pun sudah bisa diketahui. Bahkan, harus jelas juga apa kewajiban kita sebagai pemilik rumah dan pemilik modal dan apa hak-hak kita. Termasuk disini, harus jelas juga, apakah biaya makan tukang sehari-hari itu masih kewajiban kita atau bukan kewajiban kita? Lalu jika terjadi kecelakaan kerja atau ada tukang yang sakit, siapa yang harus bertanggung-jawab?

6. Buat selalu rencana pemasangan instalasi listrik dan instalasi air serta saluran pembuangan limbah dari rumah yang akan direnovasi tersebut.
Jangan sampai sudah membuat WC, eh, gak tahunya belum tahu mau dibuang kemana limbah WC itu ke depannya? Atau, setelah dibuat sumur air bersih, ternyata jaraknya terlalu dekat dengan septitank rumah. Wah, bisa-bisa busuk air yang dihasilkan nanti. Juga, harus jelas dulu, rencananya saklar listrik di satu ruangan itu dimana letaknya dan bentuknya seperti apa. Jangan  sampai karena lupa direncanakan lalu dibuatlah pipa tambahan yang hasilnya merusak keindahan ruangan karena letaknya yang berantakan.

Nah.. itu hal-hal yang harus diperhatikan dan harus dikerjakan dalam rencana renovasi pembangunan rumah. Selanjutnya, ada lagi nih, hal-hal yang sebaiknya dihindari ketika kita sedang melakuan renovasi pembangunan rumah. Apa sajakah itu? Ada di kelanjutan tulisan ini berikutnya. Baca terus ya. 



Renovasi Rumah (2): Hal Yang Sebaiknya DIhindari

$
0
0
Pada tulisan sebelumnya, aku menulis tentang hal-hal yang Harus dilakukan ketika sedang merenovasi rumah. Nah... sekarang aku ingin melanjutkan dengan menulis hal yang sebaliknya. Yaitu apa saja hal-hal yang sebaiknya dihindari ketika kita sedang membangun atau merenovasi rumah.

Nah, apa sajakah itu?

HAL YANG SEBAIKNYA DIHINDARI KETIKA RENOVASI RUMAH:

1. Menganggap remeh pemasangan instalasi listrik dan peletakan saklar listrik.

Hmm.. tahu nggak, rumah yang aku diami saat ini dengan cara mengontrak ini, aslinya adalah rumah yang masih baru saja direnovasi oleh pemilik rumahnya. Jadi, pas aku datang rumah masih dalam kondisi yang mulus dan bersih.

Tapi, kekurangan rumah yang aku tempati sekarang adalah: yang namanya saklar plus colokan listrik, cuma dikasi satu untuk satu ruangan. Padahal, rasanya nggak mungkin deh satu ruangan hanya ada satu benda elektronik saja disana. Akibatnya, penumpukan perpanjangan colokan listrik terjadi di mana-mana. Ini, amat mengesalkan sekali. Terutama di daerah areal dapur. Terpaksalah kulkas, microwave, dispenser, rice cooker memakai satu colokan yang sama. Sedangkan setrikaan dan mesin cuci memakai colokan yang lain. Daerah lain yang juga parah adalah ruang keluarga, dimana terdapat modem, televisi, kulkas lain yang diperuntukkan khusus untuk minuman, DVD player, notebook, printer, alat olah raga, kipas angin. semua memakai satu sumber yang sama.

Agak-agak mengkhawatirkan memang. Jadi terpaksa harus waspada untuk melihat dulu mana yang harus dicabut jika ingin memakai yang lain. Karena, memang tidak mungkin memakai semuanya dalam satu waktu.

2. Jangan lupa untuk membangun tempat jemur pakaian.

Pakaian itu kan merupakan kebutuahn pokok manusia. Sudah pasti deh kita akan mengenakan pakaian sehari-hari dan jenisnya pasti macam-macam. Ada pakaian untuk bepergian, ada juga pakaian untuk dipakai di rumah saja. Ada pakaian dalam, ada pakaian luar. Nah, karena rasanya tidak mungkin semua orang habis pakai lalu membuang pakaiannya, maka yang namanya tempat jemuran itu rasanya sebuah keharusan.

Jika ada ingin merenovasi rumah, harap jangan lupa untuk memikirkan kelak, dimana akan menjemur pakaian ketika rumah sudah selesai. Jangan sampai semua jengkal tanah yang ada dihabisi untuk ruangan semua, hingga terpaksa ketika akan menjemur pakaian maka semuanya digantung di pagar depan rumah atau dijejer di atas atap. Disamping tidak indah alias mengurangi keindahan pemandangan, pakaian yang sudah dicuci itu juga jadi kotor lagi kan.


3. Letak WC di dalam kamar mandi 

Nah, bagi yang beragama Islam, harap diingat agar jangan meletakkan WC dengan arah menghadap kiblat. Tidak sopan ah. Letakkan WC dengan menghadap ke utara atau ke selatan ya.

4. Buat rencana pembangunan, hitung anggaran dengan cermat, dan cobalah untuk disiplin dengan rencana dan anggaran yang ada. Artinya, jangan nafsu ingin menambahkan sesuatu yang sebenarnya di luar anggaran yang ada. Percaya deh, sekali menambah sesuatu maka akan merembet pada penyesuaian di sebelahnya, lalu di sebelahnya dan tiba-tiba... anggaran pun membengkak.

nah, setiap kontraktor yang baik hendaknya punya rencana tenggat waktu pengerjaan rumah. Progres ini bisa kita awasi meleset atau tidak. Agar target tercapai, hindari terlalu ikut campur atau memberi ide-ide tambahan yang akan menghabiskan anggaran dan membuat waktu jadi meleset jauh

5. Cari info sebanyak-banyaknya dulu sebelum membeli material tertentu. Jangan hanya berpatokan pada harga yang murah atau "mumpung lagi sale" atau "mumpung ada yang mau ngasi gratis". Karena, material rumah yang sudah terpasang itu, hendaknya adalah material yang berusia panjang. Jangan yang berusia pendek.
Saudara saya, yang baru selesai merenovasi rumahnya memiliki pengalaman yang tidak enak. Yaitu ketika dia membangun kamar mandi. WC-nya dipilihlah WC China yang murah. Alasannya:

"Modelnya sama, besarnya sama, warnanya sama, terus kenapa harus beli yang mahal kalau ada yang murah?"

Alhasil, setelah tiga bulan ditempati, dia tiba-tiba sibuk mencari tukang yang bisa mengganti dudukan WC-nya. Ternyata, leher angsa di WC buatan China sempit sekali dan terlalu menekuk sehingga kotoran rawan mampet. Akibatnya, WC pun mengeluarkan bau yang tidak sedap karena kotoran yang tidak tuntas dihanyutkan oleh leher angsanya yang sempit dan terlalu meliuk. Ujung-ujungnya, dia membeli WC yang agak lebih mahal deh. Tuh... tau gitu, mending dari awal ya dia beli WC yang normal? Karena, pengeluarannya malahan jadi lebih mahal sekarang.


Nah... selesai sudah DO dan DONT yang harus diperhatikan dalam me-renovasi rumah.

Sekarang, aku mau ngasih tahu tips dan trik berikut nih, ke ruangan-ruangan lain maksudnya. Terus ikuti tulisanku ini ya.

Perpindahan Kalor (MATERI TEMATIK kelas 4 SD)

$
0
0
Hawna punya tugas percobaan 2 hari untuk menjelaskan apa itu Perpindahan Kalor Konduksi, Konveksi dan Radiasi. Tugasnya diberikan Hari Senin, Hari Kamis Hawna harus presentasi di depan kelasnya membacakan apa saja yang dimaksud dengan perpindahan Kalor dan apa yang telah dia lakukan untuk mengamati proses perpindahan kalor tersebut.
Aku tulis di blog aja deh, siapa tahu ada yang punya tugas serupa, jadi tulisan ini bisa membantu (maaf jika bahasanya tidak formal karena ini bahan untuk presentasi anak kelas 4 SD)

PERPINDAHAN KALOR  (MATERI TEMATIK KELAS 4 SD)
Apa itu Kalor? Kalor adalah salah satu bentuk energi yang bisa berpindah atau dipindahkan. Atau mengubah bentuk sebuah benda. Umumnya, kalor berhubungan dengan perubahan suhu dan terjadi dari suhu tinggi ke suhu yang lebih rendah. 

Semua benda memiliki partikel tertentu dalam dirinya. Partikel itu adalah zat  yang membentuk benda tersebut.Misalnya prakarya bunga matahari yang terdiri dari : kertas yag menjadi alas, potongan kain, lem, isi stampler. Setelah semuanya disusun maka terbentuklah prakarya bunga matahari.
Nah, partikel dalam sebuah benda bisa berubah suhunya jika terjadi perubahan suhu pada benda tesebut. Perubahan suhu tersebut disebabkan oleh energi panas yang diberikan pada benda tersebut. Kadang-kadang, perubahan suhu yang terjadi bisa menyebabkan perubahan bentuk pada benda tersebut. Misalnya, air yang menjadi mendidih karena dipanaskan dalam panci di atas kompor, atau somay yang berubah menjadi matang setelah dikukus dalam kukusan di atas kompor, atau lilin yang mencari setelah dipanaskan di atas api. Proses perpindahan energi pada benda tersebut inilah yang disebut dengan perpindahan kalor.

Jadi, Apa itu Perpindahan Kalor?
Perpindahan Kalor adalah, perpindahan energi dari suatu tempat yang  bersuhu tinggi ke tempat yang bersuhu lebih rendah.

Proses perpndahan kalor terbagi menjadi tiga, yaitu konveksi, konduksi dan radiasi.

1. Perpindahan Kalor Konduksi.

Konduksi merupakan proses perpindahan kalor tanpa disertai dengan perpindahan partikelnya. Jadi, ketika terjadi perubahan suhu, partikel di dalam benda tersebut tidak mengalami perubahan bentuk, tapi hanya mengalami pergeseran saja. Yaitu energi panas yang diterima oleh benda menjadi menyebar rata ke seluruh permukaan yang ada di benda tersebut. Umumnya, proses perpindahan kalor konduksi terjadi pada permukaan benda padat. Tapi, perpindahan kalor tercepat terjadi pada benda padat yang terbuat dari logam. Itu sebabnya logam disebut sebagai penghantar panas yang paling baik. Penghantar panas ini disebut dengan KONDUKTOR. Penghantar panas atau konduktor yang buruk misalnya kayu.

Pengamatan yang dilakukan.
1. Nyalakan sebuah kompor.
2. Letakkan sebuah sendok logam di dekat api kompor.
3. Tunggu beberapa saat.
4. Nah, sendok logam terasa panas sekali. Berarti sendok dari logam tersebut adalah sebuah konduktor yang baik.
5. Meski dipanaskan di atas kompor, bentuk sendok tersebut tidak berubah; artinya tidak terjadi perubahan partikel  pada proses perpindahan kalor konduksi.



2. Perpindahan Kalor Konveksi:
Perpindahan Kalor yang menyebabkan terjadinya perubahan zat pada sebuah benda akibat dari perubahan suhu atau perpindahan energi yang terjadi.

Pengamatan yang dilakukan:

Pengamatan Pertama:
1. Nyalakan sebuah kompor.
2. Letakkan sebuah panci di atasnya.
3. Isi panci tersebut dengan air dingin.
4. Tunggu beberapa saat.
5. Air yang semula tenang, terlihat mendidik. Jadi sudah terjadi perpindahan kalor dalam air dingin semula yang disebabkan oleh energi dari api yang mengubah air dingin menjadi air panas. Jika dibandingkan, maka air dingin dan air panas itu bentuknya berbeda meski sama-sama cair.

Pengamatan Kedua:
1. Nyalakan sebuah kompor.
2. Letakkan sebuah panci di atasnya.
3. Isi panci tersebut dengan air dingin, lalu tunggu hingga mendidih.
4. Masukkan sebutir telur di dalam air mendidih tersebut. Lalu tunggu 4 menit.
5. Angkat telur tersebut.
6. Telur pun berubah bentuknya setelah mengalami proses perpindahan kalor dengan cara konveksi



3. Perpindahan Kalor Radiasi
Yaitu perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara. Seperti ketika siang hari yang terik dimana sinar matahari bisa kita rasakan panasnya meski letak matahari jauh dari bumi. Atau udara yang terasa panas ketika kita berada di depan api unggun tanpa kita harus menyentuh api unggun tersebut.

Manusia memanfaatkan energi dari radiasi matahari untuk mengeringkan pakaian.


Sekolah Impian: Sekolah Dengan Mindset Positif

$
0
0
3 Orang putriku, bersekolah di sekolah dasar  yang berbeda-beda. Bukan karena kami hidup berpindah-pindah hingga ketiga anak-anak kami juga ikut berpindah tempat tinggal. Sejak menikah hingga sekarang, rumahku tidak berubah, tetap sebuah daerah di wilayah Jakarta Selatan. Kami memang sudah memiliki rumah sendiri jadi belum berkeinginan untuk berpindah ke tempat lain. Jika pun kami harus pergi ke luar kota, maka selalu kembalinya ke rumah dan daerah ini kembali. Itu sebabnya pilihan sekolahnya pun tetap di daerah sekitar rumah.

Sebenarnya ada banyak sekali sekolah dasar di daerah lingkungan rumahku. Bahkan bisa dikatakan, lingkungan rumahku dikepung oleh beberapa sekolah dasar negeri. Tapi, ada beberapa pertimbangan yang membuat kami akhirnya memilihkan sekolah dasar yang berbeda-beda pada anak-anak kami. Pertimbangan yang lebih didasari oleh sebuah keinginan, bahwa kami ingin anak-anak bisa merasakan belajar di sebuah sekolah impian.

Apa itu sekolah impian? Apakah sebuah sekolah seperti Hogwart yang dimiliki oleh Harry Potter? Tentu saja bukan. Sekolah impian yang ada dalam pemikiranku dan suami adalah sekolah dimana lingkungannya mengajarkan pada anak-anak kami sebuah mindset yang positif. Dia tidak harus memiliki kelengkapan fasilitas, atau ditunjang dengan bangunan yang megah, atau dengan berbagai kemewahan yang hanya membuat biaya untuk bersekolah di sana menjadi amat tinggi.  Karena sekolah adalah tempat semua anak bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman yang berguna untuk masa depan mereka kelak. Dan itu artinya satu, yaitu anak bisa bersekolah di mana saja. Atas dasar pemikiran inilah aku dan suami berpatokan bahwa anak tidak harus bersekolah di satu sekolah dasar yang sama. Kami juga tidak mengharuskan bangunan sekolahnya harus bagus (meski jika ternyata mendapat bangunan yang bagus pada akhirnya, itu adalah bonus).

Aku pernah merasakan mendidik anak-anakku home schooling selama 4 bulan ketika aku dan anak-anak terpaksa mengikuti suami tugas ke luar negeri. Semua materi pelajaran sekolah bisa aku berikan pada mereka. Aku buat jadwal pelajaran dan berusaha untuk disiplin dengan waktu belajarnya. Bahkan aku juga berusaha untuk menjelaskan praktek dari teori-teori yang mereka dapatkan dari buku pelajaran yang kami pelajari. Anak-anakku belajar dengan cepat sistem home schooling ini. Dengan cepat mereka mencerap pelajaran, lalu mengevaluasi hasil cerapannya dalam test yang aku berikan dan hasilnya memuaskan. Tapi; ada yang hilang dari sistem home schooling ini.  Yaitu, anak-anakku, tidak bisa belajar bagaimana rasanya ketika mereka harus menghadapi persaingan dengan orang lain, bagaimana mengembangkan rasa toleransi deengan orang lain, bagaimana mengembangkan empati, dan mereka pun menjadi tidak dapat mengikuti dan mengerti dinamika ketika bertemu dan bersosialisasi dengan orang lain. Inilah kekurangan dari home schooling yang aku rasakan. Semua hal-hal ini hanya bisa didapat di sebuah sekolah umum (atau khusus juga tidak mengapa, yang penting ada anak lain, orang tuanya, gurunya, pesuruh sekolahnya, tenaga administrasinya, lingkungan sekolahnya, kantinnya, kepala sekolahnya, kurikulumnya, bangunan sekolahnya, yang keseluruhannya membentuk sebuah masyarakat kecil. Karena sekolah adalah wujud dari masyarakat dalam versi mini).

Ya. Sekolah adalah wujud dari masyarakat dalam versi mini.
Bangunan sekolah, dia mewakili wilayah tempat masyarakat itu tinggal. Dia adalah teritori yang sah dimana sekolah akan melindungi semua warga sekolah dari pihak-pihak yang ada di luar bangunan sekolah.
Kurikulum sekolah mewakili tata peraturan sekaligus perundang-undangan yang mengatur  semua masyarakat (kita bisa berkehendak apa saja, tapi jika tata peraturan berkata A, mau tidak mau, kita harus ikuti jika tidak mau terkena sanksi).
Kantin sekolah mewakili dinamika kehidupan pasar dalam masyarakat.
Lingkungan sekolah mewakili lingkungan yang hidup dan bergejolak dan berdenyut di sekeliling masyarakat.
Petugas adiministrasi mewakili sistem birokrasi yang mengatur administrasi dalam masyarakat.
Pesuruh sekolah mewakili keberadaan orang-orang yang menjaga kebersihan dan kelengkapan perlengkapan yang dibutuhkan dalam masyarakat (dan ini penting; coba saja ingat demo para tukang sampah di wilayah Bandung beberapa tahuun silam yang membuat Bandung menjadi kota lautan sampah karena tidak ada satupun petugas kebersihan yang mau membersihkan sampah; padahal sampah setiap hari dihasilkan oleh semua orang).
Guru, orang tua murid, anak didik mewakili sosok dari masyarakat itu sendiri.

Nah, jika sebuah sekolah adalah wujud dari sebuah masyarakat versi mini, maka yang kita cari berikutnya tentu saja mencari sebuah sekolah dimana sebuah mindset positif dikembangkan disana. Mindset itu semacam cara berpikir dan bertindak dalam menghadapi sesuatu. Hal ini, sayangnya ternyata masih tetap menjadi impian semua orang karena sekolah ideal seperti itu sulit didapat. Mengapa? Karena, mindset positif itu dihasilkan justru oleh manusia-manusia yang ada di dalam lingkungan sekolah tersebut. Jadi bukan dibentuk oleh bangunan fisik sekolah, atau dihasilkan oleh kurikulum yang berlaku. Guru, kepala sekolah, setiap murid yang belajar di sekolah tersebut, petugas yang bekerja di sana, pegawai kantin, penjual jajanan, semua ikut berkontribusi membentuk mindset pada seorang anak didik. Inilah yang membuat aku memasukkan ketiga anakku untuk bersekolah di 3 sekolah dasar yang berbeda. Apalagi alasannya jika bukan karena aku belum mendapatkan sekolah impian yang aku inginkan. Meski demikian, aku dan anak-anak mendapat banyak pelajaran hidup yang berharga dari bersekolah di sekolah yang (belum) menjadi sekolah impian kami. Pelajaran hidup yang berharga inilah yang menjadi dasar pertimbangan kami seterusnya untuk mencari SMP dan SMA serta Perguruan Tinggi kelak.

Apakah sekolah dengan mindset positifyang kami maksud tersebut? Ya,sekolah impian versiku yaitu:

1. Sekolah yang amat minim bullying.
Rasa-rasanya, nyaris sulit untuk mengatakan sekolah bisa murni terbebas dari bullying. Karena, selama masih bercokol rasa iri, dengki, tidak puas, dan posesif, maka perilaku bullying akan muncul dan menimpa seseorang. Tapi, perilaku ini bisa diatasi dengan mengembangkan sebuah perilaku ikhlas dan keterbukaan.

2. Sekolah dimana ada rasa kasih sayang yang dikembangkan antara senior dan junior, serta guru dan murid.
Aku pernah menghadapi kasus berhadapan dengan guru yang materialistis. Prestasi anak bisa disesuaikan dengan materi yang diberikan oleh orang tua si anak pada dirinya. Ini tentu saja amat tidak sehat; karena secara tidak langsung guru tersebut sedang memberikan contoh betapa perilaku Korupsi, Nepotisme dan Kolusi bisa membuat kemakmuran pada seseorang; dan bahwa jabatan yang kita kuasai bisa memberikan pada kita kekuasaan tanpa batas. Untuk kasus seperti ini, tentu saja hal ini tidak bisa dibiarkan. Guru harus dihukum, bahkan meski dia adalah seorang penyandang gelar pahlawan tanpa tanda jasa sekalipun. Dan jangan pernah merasa takut meski kita berbeda dengan apa yang dilakukan oleh kebanyakan orang.

JANGAN PERNAH MENJADI PIHAK YANG MELAKUKAN PEMBIARAN TERHADAP SEBUAH KETIDAK BENARAN.

Tapi, hal sebaliknya pun pernah aku temui. Dimana guru dengan penuh dedikasi tanpa pamrih, memberikan seluruh ilmu yang dia miliki pada murid-muridnya. Bahkan terkadang dia merogoh dari koceknya sendiri. Dan antara senior dan junior pun hidup bersisian saling sayang menyayangi. Junior yang tidak mampu dibantu oleh seniornya. Dan senior yang punya kekurangan tertentu dibantu oleh junior yang punya kelebihan. Lingkungan seperti ini sungguh nikmat sekali rasanya.Anak jadi belajar bahwa demikianlah sikap yang benar dalam bermasyarakat.

3. Sekolah dimana semangat kompetisi membuat semua orang sepakat untuk mengembangkan sebuah kerjasama positif.
Loh? Bagaimana bisa? Kan sedang berkompetisi, kenapa kerjasama?
Demikianlah apa yang aku pernah dapatkan ketika dulu sekali bersekolah di SMA 8 Jakarta. Semua orang sepakat untuk berkompetisi meraih hasil yang terbaik. SMA-ku ini berhasil membuat sebuah sugesti bahwa hasil terbaik bisa diraih oleh individu yang saling bekerja sama dalam sebuah team, bukan oleh mereka yang hidup menyendiri. Itu sebabnya aku bebas bertanya pada teman yang menguasai sebuah materi dengan santai. Dan ketika aku sudah mengerti materi tersebut, aku siap mengajarkan orang lain lagi agar tidak ada yang tertinggal di belakang. Hasilnya, kami semua bisa menguasai, dan hal ini menuntut ada kenaikan level untuk bisa menguasai materi di tingkat yang lebih lanjut. Demikian seterusnya hingga akhirnya tanpa terasa apa yang kami pelajari ternyata sudah melebihi kurikulum yang seharusnya diberikan di level kami.

ini bangunan SMA 8 jakarta sekarang (2014)

ini bangunan SMA 8 jakarta Tempo dulu (1995)

4. Sekolah dimana Ekskul yang diseelenggarakan di dalamnya adalah ekskul yang memberi pengalaman tambahan pada anak didiknya.
Terkadang, karena keharusan untuk menyelenggarakan sebuah ekstra kurikuler di sekolah, maka sekolah menyelenggarakan ekstra kurikuler sekedarnya saja. Sekedar memenuhi formalitas kelengkapan. Seperti ekskul Pramuka misalnya, yang sering di sekolah lebih terlihat seragamnya saja yang dipakai tapi kebermanfaatan dari Pramuka itu sendiri nihil.
Atau ekskul olahraga di sekolah yang pernah aku temui malah mengajarkan anak tehnik untuk berlaku tidak sportif. Padahal seharusnya olahraga mengajarkan sikap sportif. Dimulai dari kebijakan guru yang memberi nilai bagus pada anak yang ikut ekskul olahraga misalnya. Tentu saja ini tidak sehat sama sekali.
Sudah seharusnyalah sebuah ekstra kurikuler itu memberi tambahan pengalaman pada anak didik yang mengikutinya. Seperti aku yang aktif di kegiatan Pramuka ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar dahulu. Dari kegiatan Pramuka ini, aku belajar tentang aneka permainan yang melatih hal-hal yang tidak ada di buku pelajaran. Seperti belajar mencari jejak; belajar mendirikan tenda, belajar mandiri, dan sebagainya.

5. Sekolah dimana sekolah itu bisa memaksimalkan kebermanfaatan semua yang mereka miliki saat itu.
Ini juga sering terjadi. Dimana sebuah sekolah meminta sumbangan dari orang tua murid dengan alasan untuk melengkapi fasilitas yang tersedia di sekolah. Tapi, ketika fasilitas itu sudah terselenggara ternyata sekolah gagal untuk memaksimalkan kebermanfaatannya. Seperti misalnya memperindah Mushalla sekolah. Tapi, tidak ada upaya untuk menggerakkan anak didik agar rajin shalat dan memanfaatkan mushalla untuk menimba ilmu agama.
Atau melengkapi perpustakaan tapi akhirnya buku-buku tersebut hanya menjadi wadah untuk debuh  berkumpul saja.
Atau laboratorium yang lengkap tapi tidak dimanfaatkan untuk melakukan percobaan. Datang ke laboratorium cuma untuk membawa buku teks dan memperlakukan laboratorium hanya sebagai kelas yang berpindah saja. Ah... buat apa coba?

Nah, sebaliknya, aku pernah melihat guru  yang dengan cerdas bisa memaksimalkan kebermanfaatan (justru) keterbatasan yang dimiliki oleh sekolah. Buatku usaha ini luar biasa sekali. Karena anak jadi belajar, bahwa untuk mendapatkan hasil yang maksimal tidak harus dicapai dengan fasilitas yang amat lengkap.

6.  Sekolah dimana lingkungan anak-anaknya bertindak sesuai dengan usianya serta bertindak tidak keluar dari kewajaran.
Hmm, ada beberapa sekolah yang aku hindari untuk anak-anakku pilih ketika mereka ingin melanjutkan sekolah. Alasannya sepele:
- Murid-muridnya banyak yang terlibat perkelahian dengan sekolah lain
- Murid-muridnya banyak yang sering terlihat nongkrong di luar sekolah (bolos)
- Murid-murid perempuannya, banyak yang bertindak bagaikan cewek murahan di mall-mall
- Murid-muridnya banyak yang sudah fasih dalam hal berpacaran.

Memang sih, itu urusan orang lain selama kita bisa menjaga diri kita sendiri maka insya Allah hal-hal negatif tersebut tidak bisa terkena pada kita. Tapi.... biar bagaimana pun, masa anak-anak adalah masa belajar mengenal lingkungan. Lingkungan sekolah yang buruk, cepat atau lambat, sekuat apapun anak kita bertahan, akan tetap mencemari mindset anak kita. Memenuhi kurikulum pendidikan saja sudah lumayan berat, jika harus ditambah dengan beban menghadapi lingkungan sekolah yang buruk; duh... nggak deh.

Nah... keenam hal-hal di atas (tentu sebenarnya masih banyak lagi tapi tidak mungkin ditulis semuanya disini) jika digabung akan membentuk sebuahsekolah impian versiku: yaitu sekolah yang bisa mengembangkan sebuah mindset positif. 
Dengan sekolah impian seperti ini, aku dan anakku sepakat: kami bahkan menjadi begitu senang bisa bersekolah disana. Waktu sekolah yang lama, kegiatan yang seabreg, pelajaran yang sulit, nilai yang diberikan guru amat pelit, gedung sekolahnya kebanjiran, tidak lengkap perpustakannya, pokoknya... banyak rasa deh.... dan akhirnya semua tidak menjadi penting lagi. Karena semua bisa dinikmati, karena sekolah itu adalah sesuatu yang menyenangkan.

Tapi lebih dari itu, satu hal yang harus diingat adalah: ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya. Artinya, sekolah kehidupan pertama semua anak didapat dari ibunya. Jadi, sudah sebaiknyalah semua ibu memperhatikan kualitas dirinya agar bisa menjadi sekolah impian bagi anak-anaknya.

----------------
Tulisan ini diikut sertakan dalam Give Away Sekolah Impian



Keluar dan Bekerjalah

$
0
0
Matahari sudah naik sepenggalah. Bahkan mungkin lebih. Pantulan bayangan di jalan sudah semakin memendek, jauh lebih pendek dari tubuh asli pemilik bayangan. Meski demikian, Agus masih saja bergelung di dalam selimutnya. Kipas angin yang disetel dengan putaran terkencang, berbunyi berisik dan menggerakkan helai tirai di jendela. Membuat sinar mentari pagi menerobos masuk ke dalam kamar tanpa permisi.

"Oi... Bangun Gus. Bangun! Tiduk bae kau ni."
Bu Fahri memukul pantat anaknya dengan sapu lidi yang biasa dipakai untuk membersihkan tempat tidur. Agus itu bukan lagi seorang anak kecil. Usianya sudah 35 tahun. Belum menikah, apalagi punya anak. Dia masih perjaka tingting, tidak heran jika Bu Fahri ibunya membangunkannya dari tidur seperti sedang membangunkan anaknya yang masih duduk di bangku sekolah saja. Bagi Bu Fahri, tidak ada perubahan yang berarti dari anaknya tersebut selain dari usianya yang terus bertambah setiap tahunnya. Kelakuannya, terutama kebiasaan Agus yang bangun siang, masih sama sejak dulu hingga sekarang. Tidak heran jika BU Fahri lupa bahwa Agus bukan anak kecil lagi.

"Bangun! Bangun!" Plok. Plok. Sapu lidi kembali mendarat di pantat Agus. Tidak lama, Agus pun menggeliat. Bukan untuk bangun, tapi untuk meraih bantal dan menutupi wajahnya hingga terbenam.

"Baru jam berapa ini Mak? Ayam saja belum terdengar suaranya?"
"Oi.. Oi... Meski ayam dak bakukuk… aghai dak urung siang." Bu Fahri terus memukul-mukul pantat Agus dengan sapu lidi. Meski ayam dak bakukuk, aghai dak urung siang itu adalah ungkapan khas daerah Sekayu, Sumatra Selatan. Artinya adalah meski ayam tidak berkokok, tidak membuat hari terlambat menjadi siang. Jangan pernah menunda pekerjaan hanya karena sebuah kebiasaan penanda waktu tidak bekerja dengan baik. Karena penanda waktu bisa saja salah, tapi waktu tidak pernah salah. Waktu akan terus bergerak, tidak pernah menunggu siapapun, juga tidak pernah sungkan pada apapun. Mereka yang terlambat, akan tertinggal.

"Sebentar lagi lah Mak. Belum puas tidurku nih."
"Kau ini... rezeki dan jodoh itu harus dicari. Tidak bisa ditunggu sambil tiduran saja di atas tempat tidur. Bangun, keluar dan bekerjalah. Laki-laki yang besoke tiduk, ndak dapat ape-ape." Plok. Plok. Plok. Sapu lidi terus saja menyapa pantat Agus. Akhirnya, karena merasa terganggu, Agus pun mengangkat bantal yang menutupi wajah dan kepalanya.

"Mak, hari ini aku akan jadi orang besar, mak. Mak janganlah ribut lagi dengan urusan rezeki dan jodohku."
"Besar apa maksud kau, Gus?"
"Agus akan maju jadi calon legislatif mak. Apa mak tak lihatkah wajah Agus terpampang di tiang-tiang listrik?"
"Ai... mana Umak ada waktu untuk melihat tiang listrik. Lagipula, siapa yang nak pilih kau?"
"Mak... kenapa Umak tak percaya denganku? Aku nih ada kemampuan juge."
"Ah... usia kau tuh sudah tiga puluh lime, Gus. Kawan-kawan kau sudah punya anak semua. Kau saja yang masih bujang. Makan saja masih minta Umak. Ongkos, juga masih minta umak. Umak tak tahu apa pekerjaanmu sebenarnya, setiap hari sibuk pamit begawe, tapi nda katek Umak lihat kau pegang duit. Kau tuh... besok suap dai mekan."
Agus cemberut mendengar kiasan yang keluar dari mulut Umaknya. Besok suap dai mekan itu artinya, lebih banyak gumpalan makanan yang akan dimasukkan ke dalam mulut, bahkan gumpalan makanan itu jauh lebih besar daripada bentuk bundar wajah pemilik mulut yang akan dimasuki makanan tersebut. Cara makan di Sekayu memang makan dengan menggunakan tangan, bukan dengan sendok. Ada sebuah fatsoen, atau tata krama tersendiri dalam budaya makan tersebut. Yaitu, jangan menyisakan makanan di atas piring. Piring yang bersih dari sisa makanan itu pertanda kepuasan sempurna dari yang makan dan itu adalah penghormatan untuk yang masak atau yang menjamu makanan. Karenanya, agar piring bersih, maka sering makanan dibuat dalam bentuk gumpalan-gumpalan berbentuk bola bakso. Sekali ambil bola makanan, itu sama dengan satu suap. Otomatis, piring pun menjadi bersih dari sisa makanan dengan cara makan seperti ini. Tentu saja membuat bola makanan di atas piring itu ada seninya tersendiri. Yaitu, bola itu diusahakan tidak melebihi lebar mulut. Jadi, tetap cantik dilihatnya ketika sedang menyuap bola makanan ke dalam mulut. Meski demikian, ada saja orang yang ingin buru-buru menyelesaikan makanannya. Karenanya, dia membuat bola makanan yang besar sekali. Maksudnya mungkin agar bola makanan yang besar itu bisa terjejal semua di dalam mulutnya, jadi sekali kunyah. Tentu saja yang terlihat kemudian adalah perilaku rakus. Serakah. Tidak sedap dipandang. Maka, lahirlah ungkapan, besok suap dai mekan, untuk menggambarkan perilaku orang yang serakah, tidak dapat mengukur kemampuan dia mencerna apa yang bisa dicerna karena ingin mengambil sebanyak mungkin.

"Tidak mak, aku dak besok suap dai mekan. Aku biasa saja. Tapi ini benar mak, aku akan maju jadi anggota calon legislatif. Doake saja aku, Mak."

"Terserah kau saja, nak. Aku nih Umak kau. Aku tahu macam mana kau ini. Aku kasihan saja dengan orang yang mengajak kau untuk ikut pemilihan itu. Apa dia sudah tahu kau tuh macam mana? Di mata umak, orang tuh kasihan sekali.
Takecak dikartu mati, masih diajak ke gelanggang."
"Mak, aku dak separah itu." Agus merasa kesal dengan ungkapan yang keluar dari mulut Umaknya. Takecak dikartu mati, masih diajak ke gelanggang itu artinya, sudah tahu mendapat kartu mati tapi masih nekad untuk kembali bertarung di atas gelanggang. Orang-orang di Sumatra Selatan memang gemar menyindir dengan ungkapan-ungkapan daerah jika sedang bercakap-cakap. Sayangnya, ungkapan itu tidak selalu bernada positif. Seringnya ungkapan yang digunakan adalah ungkapan yang berisi ke-nyinyiran. Hanya saja satu hal yang menguntungkan ketika berbincang-bincang dengan orang Sumatra Selatan adalah, mereka tidak mudah tersinggung. Telinga mereka sudah lumayan kebal mendengar berbagai macam ledekan, sindiran dan nyinyiran. Itu sebabnya ungkapan-ungkapan yang mungkin bagi budaya lain terdengar pahit dan menyakitkan, biasanya hanya ditanggapi dengan senyuman saja di kalangan orang Sumatra Selatan. 

 "Terserah apa kata kau lah Gus. Bagi Umak, mimpi saja jika kau nekad ke pemilihan itu. Yang nyata itu adalah, bangun pagi, lalu bersiap-siap menjemput rezeki. Yang pasti sajalah, bekerja dan bekerja. Jangan bermimpi terus."

Agus hanya terdiam, tapi tak urung melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Tidak lama, terdengar suara air kecipak-cipuk tanda dia mandi. 

--The End--

Cerita Agus ini adalah cerita fakta yang disajikan dengan gaya fiksi. Di daerahku, ada banyak Agus yang bermimpi untuk menjadi anggota legislatif dan bertarung di PEMILU lalu. Yang gagal sudah tak terhitung.




------------------------------------------------------------------------
keterangan:
- Oi... Bangun Gus. Bangun! Tiduk bae kau ni.: Hei, bangun Gus, bangun. Tidur saja kerjamu.
- besoke tiduk, ndak dapat ape-ape: Banyakin tidur, tidak dapat apa-apa.
- Begawe: bekerja

wordless Wednesday: Tidur di Dalam Bajaj

$
0
0
Rabu ya ini? Aku mau majang foto anak yang ketiduran di dalam bajaj pulang dari sekolah aja deh.. hehehehe.











Mari Bantu Masyarakat Kecil Yang Jujur

$
0
0
Seorang temanku, adalah salah satu korban PHK di tahun 2008. Perusahaannya bangkrut, sehingga seluruh karyawannya terpaksa dirumahkan tanpa mendapat pesangon sedikitpun.

Jangankan pesangon. Gaji karyawan saja, sudah dua bulan sebelumnya belum dibayar oleh perusahaan. Akhirnya, bersama dengan puluhan karyawan lain, temanku itu pun menjadi pengangguran mendadak setelah sebelumnya menjadi karyawan selama 15 tahun.

Temanku itu tahu bahwa dia harus bekerja. Suaminya sudah tiada, anak masih kecil-kecil, rumah masih ngontrak. Tapi, keinginan untuk bekerja saja ternyata tidak cukup. Mau mencari pekerjaan baru di perusahaan baru, dia terbentur usia yang sudah melewati kepala empat. Mau berwiraswasta tidak punya modal. Setelah luntang-lantung kesana kemari, dia pun mencoba berdagang daster batik yang dia jajakan ke tempat-tempat dimana banyak ibu-ibu sedang berkumpul atau bergerombol. Ibu-ibu kan senang mengenakan daster batik. Dan lebih senang lagi jika harganya murah, dan bisa dibayar dengan cara mencicil. Jadilah temanku itu pedagang daster cicilan. Penghasilan yang dia dapat lumayan untuk menutupi kebutuhan dapur agar bisa terus berasap.

Setelah lima tahun menjadi pedagang daster dengan keuntungan yang tidak seberapa banyak, anak-anaknya pun tumbuh menjadi besar dan beberapa bahkan sudah ada yang  tamat sekolah dan bekerja. Berarti, beban sebagai orang tua tunggal yang harus mencari penghasilan sendiri sedikit berkurang. Ketika itulah baru muncul keinginan untuk coba-coba beralih profesi. Sebelumnya, beberapa kali dia ingin beralih profesi tapi tidak berani dijalankan karena setiap hari harus ada uang yang bisa dia kumpulkan dan "coba-coba beralih profesi" itu identik dengan "kehilangan dulu di awal, dapat gantinya kemudian. Dengan catatan: mungkin loh ya." Nah... efek kehilangan di awal dulu ini yang ingin dia hindari.

Lalu apa profesi yang ingin dia jalankan? Tentu saja yang terkait dengan hobbi masak-memasak. Temanku ini memang hobbi memasak. Sayangnya, hobbi ini identik dengan "harus ada modal" terlebih dahulu. Akhirnya, setelah satu dua orang bersedia memberi modal dengan mempercayakannya untuk menangani masakan di beberapa acara, nama temanku ini mulai direkomendasikan untuk jadi rujukan jika ingin memesan makanan enak-murah. Dari mulut ke mulut, akhirnya, datanglah kesempatan yang tidak disangkanya. Yaitu, ajakan untuk bergabung dengan ibu-ibu manula lain yang sama-sama orang tua tunggal, sama-sama miskin, tapi sama-sama suka memasak, untuk membuat sebuah usaha pengolahan makanan.
Lalu....
TRADAAAAA.
Terbentuklah UKM (usaha kecil menengah) pengolahan ikan duri lunak.

Modalnya didapat dari Bank Dunia.
Bagaimana cara kerjanya?
Ikan Bandeng, didatangkan dari UKM yang bergerak khusus di bidang penyediaan ikan bandeng segar yang ada di daerah Jawa Barat ----->> ikan bandeng itu lalu dikirim ke Citayem untuk diolah oleh UKM dimana temanku dan ibu-ibu lain akan mengolahnya menjadi ikan bandeng presto dan ikan pepes presto.
Untuk packing, kertasnya didatangkan dari UKM daerah lain di Jawa Barat juga ----->> plastiknya pun demikian.
Jadi, masing-masing daerah saling terkait dan saling membantu. Dengan demikian, ada beberapa tempat dimana angka penganggurannya bisa sedikit dikurangi lewat kegiatan masyarakat ini.

NAHHHHH... ini sebabnya ketika temanku ini datang padaku untuk menawarkan ikan hasil olahan UKM-nya, aku dengan senang hati membelinya. Aku niatkan untuk membantu keberlangsungan usaha jujur mereka dan usaha untuk melawan keterpapaan dengan tetap berusaha mereka.

Bayangkan. JIka kita semua membantu usaha mereka, maka insya Allah kita sudah membantu geliat masyarakat untuk bangkit berusaha dengan cara yang lebih mandiri.
Jika bukan kita yang membantu usaha-usaha tersebut, siapa lagi coba?


Model Meja untuk Mesin Jahit

$
0
0
Selain menyimak facebook, aku juga keranjingan memperhatikan semua gambar yang ada di Pinterest. Nah... kemarin iseng-iseng aku bertemu dengan model meja mesih jahit untuk ruangan sempit.

Aku nggak tahu di Indonesia ini siapa yang menjualnya. Karena ini model, orang luar yang bikin. Tapi... siapa tahu kelak aku bertemu dengan tukang yang bisa dimintai tolong untuk membuatkan model serupa, jadi aku sava saja model ini di blogku.

ini model mejanya ketika dalam keadaan tertutup. Jadi untuk diingat, jangan diisi barang apapun di kiri kanan depan lemari ini ya.

nah.. ini ketika sudah dibuka maksimal. Lumayan besar kan. Ada tempat benangnya. Dan ada tempat buat naru bahan yang belum selesai djahit. Mesin jahitnya jika tidak digunakan bisa ditaruh di tengah. Ah... benar-benar meja mesin jahit impian ini mah.


Berkah Ngeblog

$
0
0
Hari ini aku diberitahu sebagai hari blogger nasional. 
Alhamdulillah,  jika menilik dari kegiatanku ngeblog maka rasanya sudah banyak sekali berkah manfaat yang aku dapatkan dari kegiatan ngeblog.

Memang sih tidak sedasyat hadiah yang diperoleh oleh para senior blogger tapi buatku apa yang aku peroleh sungguh luar biasa.
Kenapa? Karena aku ngeblog pada dasarnya karena hobbi menulis.  Di Blog aku bisa menulis apa saja. Apa yang aku lihat atau pikirkan bisa aku tulis sesuka hatiku di blog ini. Itu sebabnya blog ku kuberi nama OCEHAN ADE ANITA.

Lalu, di kemudian hari ternyata mulai datang berbagai apresiasi terhadap apa yang aku tulis tersebut.

Mulai dari memenangkan hadiah lomba blog hingga mendapat apresiasi untuk menjadi reviewer product.

Mulai dari mendapat hadiah yang bisa disentuh dan dipegang hingga mendapat hadiah yang tidak bisa dihitung dengan uang. Tak ternilai harganya. Seperti yang aku dapatkan ketika berkenalan dengan seseorang dan dia terkejut ketika tahu nama saya Ade Anita.

"Eh... ini mbak Ade yang punya blog ocehan bukan sih?" (*asli deg degan sebenernya tapi memberanikan diri untuk mengiyakan)
"Wahhh... saya suka baca blognya mbak ade. Silent reader tapi langganan mbak."

Wahh.
itu apresiasi tak ternilai buatku.



Sehubungan dengan kegiatan blog, maka eksistensiku ngeblog tidak bisa dilepaskan dari rasa terima kasih pada dua komunitas: yaitu Komunitas Emak Blogger dan Komunitas Be A Writers.  Karena dua komunitas inilah yang mengajarkan aku tentang asyiknya ngeblog buatku yang gaptek ini.

Semoga aku bisa terus ngeblog.
Selamat Hari Blogger Nasional.

Hal Kecil yang Menjadi Rumit

$
0
0
Kemarin sore, sepulang dari mengantar anakku yang kurang sehat ke dokter,  aku segera memasak makan malam. Aku memang terbiasa memasak setelah pukul 5 sore alias 17.00 setiap harinya. Semata karena perhitungan orang'orang penting di rumah ini (*yaitu suami dan anak-anak) baru pada pulang ke rumah sore hari. Jadi pasukan lengkap kami berkumpul ketika makan malam.

Karena putraku kurang sehat (kata dokter kena maag akut plus ada bakteri yang masuk ke perutnya) maka aku membuat sop. Kuahnya bening dan minim rempah. Jadi perkiraanku tidak akan membuaat eneg (*karena putraku itu muntah, mual dan sering buang air besar serta demam). Setelah memasukkan kentang dan makaroni, aku pun mendirikan shalat maghrib.

Selesai mengucap salam? Tiba-tiba hidungku mencium aroma harum sop yang mulai mendidih. Maka segera setelah berdoa, aku berdiri dan mulai melipat mukenah. Malas berjongkok aku membungkuk miring untuk memungut mukenah. Ketika itulah tiba2...CELEKIT..
. Pinggang belakangku rasanya seperti kaku dan sakit sekali jika digerakkan.

Aduh.
Bagaimana ini?
sementara aroma harum sop kian memenuhi ruangan.
Dilema.
Mau lanjut masak atau mengatasi rasa sakit di pinggang ya?
Akhirnya, aku memilih diam untuk melanjutkan memasak. Aku panggil anak perempuan ku dan meminta nya untuk memasukkan personil sop yang lain. Setelah selesak, sambil makan malam bersama anak-anakku, aku minta tolong outriku agar membantu adiknya mengerjakan tugas kliping.

Setelah itu...barulah aku masuk kamar dab mulai melakukan pengobatan sendiri: dengan melakukan streching alias peregangan otot.
Suamiku pulang tidak lama setelah aku melakukan senam kecil di atas tempat tidur.

Tapi.... sakit di pinggang tidak juga hilang. Bahkan ditambah dengan semakin melebar aakitnya dan kian susah bergerak.

Aku malah sulit bangun dari posisi tidur.
Aduhhh.

Akhirnya pagi ini, diantar suamiku untuk pergi ke doter.

Hasilnya, sepertinya aku kena salah urat. Dokter menyarankanku untuk menyetok Voltaren minum untuk persediaan jika kambuh lagi sakitnya di masa yang akan datang.

Ini saran dokter untuk pertolongan pertama pada sakit sendi di pinggang atau punggung:

1. Duduk di kursi dengan sandaran tegao tapi empuk.  Lalu ambil nafas sejenak agar rileks.
2. Ambil kompresan plastin lalu isi dengan air panas. Kompres bagian yang sakit dengan kompres air panas tersebut.
3. Duduklah santai 1 s.d 2 jam dan tidak usah pegang apa'apa dulu.
4. Jika ada persediaan voltaren, minumlah sebutir dan bagian pinggangnya diolesi Voltaren juga.

Hal2 yang sebaiknya dihindari:
1. Segera mencari dukun pijat.  Pada beberapa kasus sering terjadi salah pijat sehingga kondisi malah semakin parah.
2. Jangan menaruh kompres yang terlalu panas. Karena bisa melukai kulit yang tersentuh.
3. Jangan panik. Karena panik tidak menyelesaikan masalah apapun.

Dan berikut ini adalah foto yang aku ambil di rumah sakit. Siapa tahu berguna.

Ternyata ya... hal yang sepele seperti memungut mukenah di lantai jika dilakukan dengan gegabah bisa berdampak munculnya sesuatu yang rumit.
Jadi... hati-hati ya mulai sekarang. Jangan pernah menganggap sepele hal yang sederhana.

Senam Agar Perut Rata

$
0
0
Aku seorang penggemar melihat gambar orang lagi olahraga.
Hahahaha... olahraganya sih belum sampai setingkat penggemar olahraga (*baru sampai taraf senang mengumpulkan baju olah raganya dan melihat aneka gerakan olahraga saja hahaha).

Tentu saja hal ini tidak bisa membuat tubuhku bak olahragawati.... bahkan meski sudah mimpi sambil ngelindur san koprol sekalipun. 

"Gak apa-apa. Kumpulin aja dulu gambar langkah-langkahnya...siapa tahu niatnya jadi makin kuat buat ngelakuin itu."

Nahh... ini beberapa gambar gerakan olahraga ringan (*kata siapa??) Yang bisa dilakukan di rumah (*jika sudah niat banget). Dengan begitu bisa hemat tidak perlu pergi ke GYM. Semua gambar ini aku ambil dari Pinterest. 


Persembahan Sederhana

$
0
0
 Aku punya cerita.
Waktu hamil anak ke 6 (kalo jadi semua anakku sudah 6 orang, tapi yang hidup alhamdulillah hanya 3 pada akhirnya), aku terus menerus muntah muntah. Apa saja yang aku masukkan ke dalam mulut langsung dimuntahkan lagi. Masuk sesendok makanan keluar lima sendok. Bahkan ketika tidak makan apa2 tetap saja aku muntah2. Kepala sampai pusing, badan sampai lemas. Hingga suatu hari, di rumah seorang diri dan aku terus saja muntah2. Hingga pusing, dan gemetar lapar. Tapi ketika buka kulkas, kulkasku kosong. Tidak ada makanan apa2, jangankan yang matang, yang mentah saja tidak ada. Semua orang pada pergi. Suami kerja, anak2 sekolah dan aku tidak punya pembantu memang. Akhirnya aku menangis sendirian krn utk jalan ke warung benar2 sudah tidak ada tenaga lagi. Ketika itulah tiba2 pintu rumahku diketuk orang. Ketika dibuka ternyata ada temanku disana. Dia membawakan semangkuk makanan, tempe oseng cabe hijau dengan sedikit nasi.


"Bu ade, ini saya bawain makanan. Saya masak tadi terus kok keingetan bu ade terus ya. Saya inget bu ade pernah cerita kalo bu ade suka olahan tempe, diapain aja asal tempe bu ade suka. Jadi saya bawain siang ini."


Subhanallah, pingin nangia rasanya. Kok kebetulan banget datangnya. Dan ketika aku lihat mangkuk yang jadi wadah oseng tempe itu, tangisku pun pecah beneran. Sampai aku terduduk karena luruh lemas menahan haru.

"Maaf bu ade.. Maaf... Di rumah saya, cuma ini mangkok yang paling bagus untuk tempat wadahnya. Maaf ya."


Langsung aja kupeluk temanku itu erat-erat. Sudah gak bisa ngomong lagi. Bukan apa-apa. Bukan masalah pemberiannya yang bikin haru. Tapi... Mangkuk itu, dulu termasuk dalam rombongan mangkuk yang akan aku buang ke tempat sampah karena somplak pinggirnya. Temanku itu, yang juga tetanggaku, melihatnya dan meminta mangkuk itu. "jangan dibuang bu ade. Buat saya saja... Di rumah, saya cuma mampu beli mangkuk plastik soalnya. Biar somplak tapi ini mangkuk beling bisa buat tadahan makanan panas.

Subhanallah... Dan aku diberi kiriman makanan oleh temanku itu dengan wadah dari sumbangan mangkuk bekas yang kukira akan jadi penghuni tempat sampah tadinya.


Reni Judanto dalam blognya mengadakan Give Away bertajuk "Untuk sahabat". Syarat ikutan G-A nya mudah sekali, yaitu memberi komentar tentang apa yang pernah diberikan oleh Sahabat atau untuk sahabat yang paling berkesan di hati kita.
Nah.... komentarkudi atas ternyata berkenan di hati juri alhamdulillah.
Jadilah aku mendapat hadiah.
hasyeekkkk.



Penampilan Lusuh Penghasilan Jutawan

$
0
0
Berapa penghasilan kalian semua setiap bulannya?
Ah. Pertanyaan ini kasar dan terlalu frontal ya.
Baiklah. Aku akan mengubah redaksionalnya.

Setiap pagi, pada mereka yang mengenakan celana panjang pantalon, kemeja licin dan berdasi... berapa kira-kira penghasilan mereka setiap bulannya? Ada yang bisa memberi rincian kisarannya? Aku pernah iseng-iseng bertanya pada beberapa orang dan ternyata kisaran penghasilan mereka yang mengenakan celana pantalon rapi, kemeja licin, berdasi, dan pakai minyak wangi itu, setiap bulannya memiliki penghasilan berkisar antara Rp3.000.000 (tiga juta rupiah) hingga Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah). Angka terbesar ini juga jarang sih sebenarnya. Yang terbanyak itu kisarannya di pertengahan.

Nah.... waktu salah satu anakku masih duduk di bangku Sekolah Dasar, seorang ibu yang menjadi salah satu orang tua murid teman anakku datang ke sekolah dengan tangan yang dipenuhi gelang emas hingga bunyinya bergemerincing dan kalung dengan rantai besar hingga nyaris aku menyangka dia sedang mengalungi tali tas pesta. Semuanya terbuat dari emas tuh. Dan dompetnya tebal sekali layaknya sebuah sandwich dengan irisan daging-tomat-wortel-telur yang tebal. Yupe. Duit yang diselipkan dalam dompetnya memang amat gemuk alias banyak sekali.

Ketika ibu-ibu itu datang, beberapa ibu-ibu lain mencibir padanya. Jadilah aku iseng bertanya kenapa dicibirin?
"Duh, bu Ade. Bu Ade tahu gak apa pekerjaan ibu itu?"
"Apa?"
"Dia sehari-hari bekerja sebagai pemulung!"

Hah?
Aku kaget dan terpaksa memperhatikan penampilan si ibu ini dari atas ke bawah dengan lebih seksama. Emas dan dompetnya bukan fatamorgana. Asli dan Nyata. Jadi?

"Kok dia bisa ...? Berarti dia...?"
 "Kapan-kapan, Bu Ade main deh ke rumah saya nanti lihat penampilan ibu itu sehari-hari. Seratus delapan puluh derajat banget dengan penampilan dia kalau lagi ke sekolah. Sehari-hari tuh cuma pakai sendal jepit dekil, bajunya warnanya abu-abu lusuhhh banget. Tapi duitnya... wuihhh..... di kampung, rumahnya  tuh banyak. Belum sawahnya. Makanya emasnya banyak banget. Itu aja sudah beberapa kali kecurian tapi tetap saja banyak."

Sekarang... anak saya yang itu, sudah remaja. Nah... ada anak saya yang bungsu yang sekarang duduk di SD.
Di depan sekolah SD, ada pemukiman kumuh yang ditempati oleh para pemulung. Bulan lalu, pemukiman itu kena gusur oleh PEMDA DKI karena pemukiman tersebut berdiri di atas lahan hijau. Jadi, rencananya di atas tanahnya akan dibuat taman dan paru-paru kota.

 Pasca penggusuran, seorang ibu temanku yang merasa kasihan dengan mereka yang tergusur iseng bertanya pada para korban penggusuran.

"Gimana kabarnya? Sudah dapat tempat tinggal baru?"
"Sudah bu, alhamdulillah."
"Alhamdulillah. Masih tetap ngumpul atau jadi berpencar sekarang?"
"Berpencar bu. Mau gimana lagi?
"Tapi kan yang penting sudah dapat tempat tinggal lagi? Iya nggak? Daripada nggak punya tempat tinggal?"
"Iya.... yang belum punya tempat tinggal cuma si ibu xxxx saja kok."
"Ohh.. kenapa?"
"Susah bu nyari tempat tinggal yang cocok."
"Susahnya?"
"Iya, nyarinya yang kecil aja, sederhana. Tapi ternyata tempat tinggal yang kecil dan sederhana itu tidak muat untuk nyimpen mobilnya. MObilnya ada dua soalnya. Salah satunya Pajero Sport."

Cerita temanku ini langsungn menggemparkan semua ibu-ibu yang sedang bergerombol dan semula memperlihatkan wajah prihatin.
WHAT???

"Aih... kalau sekaya itu ngapain nyari rumah yang kecil dan sederhana sih? Ya sewa rumah yang gede aja sekalian." (nada temanku mulai kesal dan sewot, tapi dijawab dengan tenang oleh lawan bicaranya)
"Ya... buat apa bu nyewa yang gede? RUmah di kampung dah banyak dan gede-gede pula. Mending gedein rumah di kampung daripada gedein rumah di kota."

AHRHHHHGGHH.... Menyebalkan!!
Bikin sewot aja.

Teratai Putih

$
0
0
Kelebihan kita sebagai orang tua dari anak-anak kita itu sebenarnya cuma satu: kita sudah terlebih dahulu menemukan dan mengalami sebuah pengalaman hidup. Itu sebabnya ada ungkapan yang mengatakan bahwa orang tua itu sudah terlebih dahulu merasakan asam-garam kehidupan.

Aku rasa, disinilah betapa Allah begitu sayang pada makhluk ciptaanNya. Pada tiap-tiap makhluk, Allah memberi pengetahuan secara perlahan-lahan. Pengetahuan inilah yang kelak akan diwariskan pada generasi berikutnya. Yaitu pada anak-anak kita yang lahir kemudian. Tidak terkecuali putra-putriku.

Aku dan suami setiap pagi rajin olahraga mengitari sebuah taman di daerah Tebet. Taman ini memang diperuntukkan untuk jalur hijau dan paru-paru kota Jakarta. Pohon-pohonnya rindang dan ada sebuah kolam yang cukup panjang disana. Di atas kolam tersebut tumbuh tanaman teratai.

Bagiku dan suamiku semua keberadaan yang ada di taman Bibit Tebet ini biasa saja. Pemandangan yang sudah amat biasa aku lihat dalam keseharian. Begitu biasa sehingga aku tidak menaruh perhatian dimana letak menariknya. Hanya saja taman ini memang membuat nyaman. Kadar oksigennya banyak sejauh kita melakukan olahraga jogging di sana. Pepohonannya rindang dan meneduhkan. Tapi bagi putriku hal yang biasa ini ternyata adalah sesuatu yang: luar biasa.

"Waa.... bagus banget. Itu tanaman apa bu?"
"Hmm... tanaman apa ya? Ibu juga gak begitu." (fakta sebenarnya: ibu gak pernah merhatiin itu tanaman apa. Selama ini lewat ya lewat aja)

"Enak ya jalan disini. Seru..."
"Oh ya? Iya sih... enak." (fakta sebenarnya: ibu sudah biasa banget lewat sini, jadi biasa saja sebenarnya)

"Eh... itu bunga apa? Besar banget?... Lihat yuk."
"Yang mana? Oh ... yang itu... namanya bunga teratai." (fakta sebenarnya: eh..eh.., ada bunga teratai toh disini? aih, selama ini gak pernah merhatiin. Kemenong ajeee?)

Akhirnya, berdua putri bungsuku aku baru menyadari betapa indah dan luar biasanya taman Tebet yang biasa aku lewati itu. Sambil menikmati seluruh pemandangan luar biasa tersebut, aku berusaha menjelaskan bahwa Teratai adalah salah satu tanaman yang tumbuh tanpa media tanam dari tanah.

"Jadi, dia tumbuh di atas air?"
"Iya... akarnya serabut kalau gak salah dan nyari makanan dari serpihan-serpihan makanan yang ngambang di air gitu kalau gak salah."
"Oh.... bagus ya."

Akhirnya, karena putri bungsuku ini (usianya baru 8 tahun) begitu kagum pada bunga teratai, aku pun mengabadikan beberapa gambar. Kebetulan, ada beberapa tawon di atas bunga teratai putih. Jadi, aku pun punya kesempatan untuk menjelaskan tentang penyerbukan yang terjadi dengan bantuan para lebah yang hinggap di putih dan benang sari bunga teratai.






Black and White Photo

$
0
0
Dua pekan lalu, secara tidak sengaja aku melihat status dari temanku Ria Rochma yang menampilkan foto hitam putih. Sebenarnya, status Ria Rochma itu adalah relay dari status Instagramnya. Diberi hashtag #BWChallenge, selama 5 hari berikutnya aku jadi penasaran sebenarnya itu challenge apa?
Akhirnya, setelah 5 hari barulah Ria Rochma memberitahuku bahwa itu adalah sebuah event tanpa hadiah kecuali kesenangan saja untuk mengisi alias meng-update akun instagram dengan parade foto hitam putih.

Wah.... Aku tertarik dong.
Kebetulan akun instagramku juga mulai megap-megap minta di-update .. hehehehe.
Jadi... dengan suka cita aku pun ikut challenge ini. Bahwasanya event ini tidak memberikan hadiah... ahhh.... ada banyak kesenangan dalam hidup ini yang muncul tidak disertai dengan hadiah kan?

Nah... ini dia beberapa hasil foto hitam putih alias Black and White Photo-ku.









Belanja di Toko Online? Aku banget tuh

$
0
0


Kegiatan jual beli dimana pembeli dan penjual saling melakukan tatap muka dan berlanjut pada terjadinya transaksi jual beli, adalah kegiatan pasar yang umum terjadi. Seiring dengan perkembangan yang melesat di dunia telekomunikasi, kegiatan jual beli tatap muka ini mulai mengalami perkembangan juga. Kesibukan pembeli untuk melakukan transaksi langsung membuat penjual melakukan inovasi dalam menjual barang atau jasa mereka. Salah satu inovasi yang dilakukan oleh para penjual adalah menghadirkan barang atau jasa tersebut di hadapan pembeli tanpa si pembeli harus beranjak dari bangkunya. Dengan demikian, pembeli tidak perlu berlelah-lelah meluangkan waktu dan tenaga untuk datang ke toko atau pasar. Tapi, penjuallah yang akan menyajikan barang dagangan atau jasa yang dibutuhkan di hadapan mereka. 

Pernah lihat para detailer bekerja? Detailer adalah orang yang mempromosikan sebuah produk obat pada dokter, baik yang ada di klinik, rumah sakit maupun praktek di rumah. Biasanya para detailer ini menjelaskan obat yang mereka promosikan dan presentasikan di hadapan para dokter sambil membawa beberapa sampel dan brosur. Mirip dengan apa yang dikerjakan oleh para detailer ini, pedagang door to door juga demikian melakukan penjualan untuk mengunjungi para calon pembelinya. Hal ini dilakukan dengan maksud mendatangi pembeli secara langsung. Jadi, pembeli tidak perlu berlelah-lelah pergi ke pasar untuk membeli barang keperluannya. Tapi, pedaganglah yang berlelah-lelah mengangkut semua hasil barang dagangannya ke hadapan pembeli.

Kelemahan cara berdagang seperti ini, tentu saja terletak pada dua hal: yaitu keterbatasan calon pembeli yang bisa didatangi dan keterbatasan jumlah barang dagangan yang bisa dibawa. Mau tidak mau, inovasi harus dilakukan agar dua kelemahan ini bisa segera diatasi. Dari sini muncullah inovasi untuk memanfaatkan alat telekomunikasi yang jangkauannya bisa lebih luas lagi. Berawal dari memanfaatkan media telepon. Berbagai brosur, poster atau pamflet disebar pada banyak orang dengan berbagai cara. Pada kertas iklan tersebut ditulis berbagai hal yang bisa dibeli cukup dengan cara memanfaatkan telepon yang mulai hadir nyaris ada di setiap rumah. 

ini contoh pembelian yang bisa dilakukan lewat telepon. Transaksi dilakukuan di depan pintu rumah kita. Pemilihan barang dilakukan telepon rumah


Di Indonesia, jika aku ingat-ingat sepertinya Dial Mart yang dikelola oleh artis gaek Leni Marlina termasuk salah satu toko online pertama  yang memanfaatkan telepon untuk menjangkau para konsumen mereka. Jadi, pada calon pembeli akan dikirimi daftar barang apa saja yang ada di toko mereka (dial mart ini supermarket online). Nanti kita bisa memesan lewat telepon, lalu barang yang dipesan akan diantar ke rumah. Transaksipun dilakukan dengan dua cara, bisa dengan cara transfer lewat atm atau bayar di tempat. Gerai makanan Pizza Hut juga termasuk gerai makanan pertama yang memanfaatkan layanan pembelian lewat telepon. Dan kepopuleran Yelloy Pages pun mulai semakin dirasakan. Dulu, lazim banget mendengar percakapan seperti ini:

"Dimana ya yang jual barang x?"
"Lihat aja di Yellow Pages."

Pokoknya, jaman dulu itu mau nyari apa aja bisa dicari di Yellow Pages. Dulu, buku Yellow Pages itu tebal sekali. Jadi, sering muncul seloroh ledekan apa saja kegunaan Yellow Pages. 

"Ih, nyebelin banget tuh orang. Timpuk juga deh pake Yellow Pages."
Atau
"Kaki mejanya patah? Ya sudah, ganjal saja dengan Yellow Pages."

Perkembangan alat telekomunikasi di Indonesia yang semakin pesat, ternyata juga mempengaruhi inovasi transaksi jual beli itu sendiri. Internet, yang menyediakan fasilitas untuk telekomunikasi selain telepon mulai dirambah oleh para pedagang. Sekarang, nyaris semua barang dan jasa bisa kita dapat di internet. Dan satu hal yang terjadi, orang mulai melupakan keberadaan Yellow Pages. Sekarang, yang berjaya itu adalah Google. Apa-apa, tanya saja sama mbah Google. Dan toko online semakin tumbuh pesat ketika mereka semua terkoneksi datannya di data pencarian Google. 

Tapi, bukan pedagang namanya jika tidak melakukan inovasi guna mengimbangi kemajuan yang terjadi di masyarakat. Era internet telah menyuburkan inovasi para pedagang untuk berdagang di dunia online. Mereka cukup memajang semua barang dagangannya di toko online mereka, lalu pembeli bisa melihat barang yang didagangkan tersebut. Langkah selanjutnya adalah memberikan nomor telepon yang bisa dihubungi jika ada pembeli yang berminat dengan barang dagangan mereka. 

Sepertinya, aku termasuk pembeli yang doyan dengan cara pembelian online tersebut deh. Hehehehe.
Pertama kali aku terlibat pembelian di toko online itu ... hmm... sudah lama.Sekitar beberapa tahun yang lalu. Bahkan ketika itu, keberadaanku di facebook belum seaktif sekarang (karena baru buat waktu itu). Tapi, aku memang sudah bersinggungan dengan internet sudah dalam.

Keaktifanku di dunia internet itu dimulai sejak tahun `1997. Waktu itu aku bermukim di Sydney dan untuk bisa menggunakan internet maka kami harus membayar sewa komputer di perpustakaan daerah setempat. Komputer desktop dengan layar cembung dan keyboard serta CPU terpisah berwarna kuning gading tersebut, hanya bisa disewa selama 1 jam saja. Dalam kurun waktu 1 jam itu, aku berusaha untuk menjangkau teman-temanku yang kala itu baru saja memiliki email. Pulang ke Indonesia tahun 1999, kegiatanku berinternet semakin menjadi. Apalagi sejak tahun 2000 bersama dengan beberapa orang teman aku mendirikan sebuah website khusus muslimah bernama Kafemuslimah.com. Nah, di sela-sela kegiatanku mengelola kafemuslimah.com itulah aku mulai merambah situs-situs penjualan online. Transaksi online shop pertamaku terjadi kalau gak salah tahun 2005 deh. Yaitu ketika aku membeli sebuah tas wanita. 


Cara melakukan transaksi di toko online yaitu:
1. Kita lihat dulu barang yang kita inginkan.
2. Pelajari detailnya.
3. Jika cocok, hubungi nomor telepon yang tercantum di toko online tersebut untuk melakukan pemesanan barang. Taati aturannya, ada nomor yang bisa dihubungi jika ingin berbicara dengan pedagangnya langsung ada yang hanya bisa menerima sms saja. Jangan pernah menelepon nomor yang hanya bisa menerima sms saja. Tidak bakalan diangkat nanti.
4. Jika sudah melakukan pemesanan, maka kita harus mentransfer uang yang sudah disepakati ke nomor rekening yang diberikan.
5. Setelah melakukan pembayaran, maka kita harus segera mengkonfirmasikan pada website semula bahwa kita sudah melakukan pembayaran. Lalu berikan alamat kita pada mereka (dalam perkembangan selanjutnya; akibat dari kejadian tragis dimana ada teroris yang meletakkan paket bom dalam sebuah paket berbentuk buku yang terjadi beberapa tahun yang lalu, maka sekarang semua paket pengiriman harus mencantumkan nomor telepon yang bisa dihubungi. Jadi, bukan hanya memberikan alamat saja, kita sekarang juga diharuskan untuk menuliskan nomor telepom kita di paket yang dikirimkan).

Nah. Mudah kan?

Kemudahan belanja online ini yang membuatku pada akhirnya mulai keranjingan melakukan belanja online. Sekarang, nyaris ada banyak barang yang pernah aku beli di toko-toko online. Aku pernah membeli tas, buku, baju, barang elektronik, barang pecah belah, parfum, sabun, boneka, dan makanan. Buatku yang memang sering malas keluar rumah karena sudah kebayang bakalana kejebak macet, panas, debu, maka belanja online itu sebuah kemudahan yang luar biasa. Kita tidak perlu lagi mengeluarkan ongkos. Bahkan, beberapa kali aku berhitung ternyata ongkos kirim yang harus kita bayar itu ternyata malah jauh lebih murah daripada jika kita sendiri yang harus keluar rumah untuk membeli barang-barang tersebut. Tentu aja yaitu ketika kita membeli barang dimana toko online tersebut berada di satu kota yang sama dengan kota tempat kita tinggal.

ini barang-barang yang pernah aku beli secara online. Macamnya merata dari barang keperluan kepala hingga kaki.

ini contoh pemberitahuan dari pihak penjual toko online terhadap barang yang sudah aku beli dan mereka ingin kirim

Jaman sekarang, ternyata bukan hanya barang yang bisa dikirim lewat jasa kurir dan dibungkus dengan kertas saja yang bisa dibeli dan dikirim secara online. Barang-barang besar seperti furniture, mobil, motor bahkan juga rumah bisa dibeli secara online loh. Hebat ya inovasi toko online jaman sekarang.


Tapi, tidak semua cerita tentang pengalaman belanja online manis. Tetap ada cerita dukanya yaitu ketika ada toko online yang menipu para pembelinya. Seperti yang dialami oleh temanku berikut ini:

ini nih... agar bisa menjadi peringatan bagi yang lain.

Nah, inilah kelemahan dari berbelanja di toko online. Yaitu, kita sulit melakukan tuntutan jika ternyata ada pemilik toko online yang berniat jahat pada para konsumennya. Karena transaksi tidak pernah dilakukan secara tatap muka maka kita tidak pernah tahu dimana keberadaan toko online tersebut. Akibatnya, kita tidak bisa menuntut toko online yang berbuat jahat pada kita tersebut.

Tapi, berbicara tentang niat jahat pedagang, sebenarnya tidak hanya rawan terjadi di toko online saja sih. Tapi juga pada pedagang tatap muka langsung. 

Berikut ini, ada beberapa tips dariku yang aku dapat dari hasil pengalaman melakukan belanja online:
1. Usahakan untuk mengenal terlebih dahulu siapa pedagangnya.
2. Sebelum melakuan pembelian, baca-baca dulu riwayat percakapan yang terjadi di halaman toko online tersebut. Ada nggak protes atau apa saja. Tanya-tanya dulu kalau perlu siapa tahu ada yang kenal dengan toko online tersebut.
3. Jangan segan untuk bertanya. Karena, kita kan gak lihat barangnya jadi kita punya hak kok untuk tahu detail dari barang. Jika si pemilik toko online itu judes, tidak mau ditanya-tanya, saranku sih lebih baik jangan membeli di sana deh. Soalnya kalau baru mau beli saja sudah judes, apalagi jika kita mau complain jika ternyata barang yang dikirim tidak sesuai dengan yang kita pesan? 
4. Mohon untuk curiga jika ada barang yang terlalu murah hingga tidak masuk di akal (duh, sebodoh-bodohnya pedagang, mereka pasti nggak mau jual rugi kan ya? Jadi kalau harganya terlalu murah, curiga deh, kenapa tuh?)
5. Jangan lupa untuk meminta mereka memperlihatkan resi pengiriman barang jika lewat hari kedatangan barang tidak juga datang.

Pokoknya, KATAKAN TIDAK PADA PEDAGANG YANG JUTEK, PELIT KETERANGAN DAN SUSAH DIHUBUNGI.

Tapi, jika sekali waktu bertemu dengan pedagang yang ramah, mudah dihubungi, bersedia mengganti barang yang tidak sesuai pesanan atau rusak dalam perjalanan, JANGAN SEGAN UNTUK MENJADI PELANGGANNYA. Aku sudah membuktikan bahwa jika kita menjadi pelanggan pedagang toko online yang ramah-mudah dihubungi dan bertanggung-jawab, nggak ada ruginya loh berteman dengan mereka. Soalnya nanti-nantinya malah dapat diskon tambahan lagi loh. Hasyeeekk.

------------------------
tulisan ini diikutsertakan dalam give away toko online susindra 

(dengan tidak mengurangi rasa hormat, jika tulisan saya terpilih saya tidak perlu diikut sertakan dalam tiket seminarnya)

Semua Istri Baik, Hanya....

$
0
0
Tiga hari yang lalu, aku dan suami berdua makan di sebuah rumah makan Soto. Sejak anak-anak beranjak besar, dari pagi hingga siang aku dan suamiku memang seperti orang pacaran saja. Berdua terus kemana-mana. Setelah mengantar anak-anak sekolah, kami berdua joging di taman berdua. Setelah mencari sarapan. Sesekali belanja. Dan kegiatan yang tidak pernah lupa adalah mengobrol. Aku dan suami memang sejak pertama kali kenal dahulu senang ngobrol. Ada saja yang kami perbincangkan.

Kebetulan, di depanku ada segerombolan ibu-ibu yang juga sedang makan soto. Mereka ramai sekali. Saling bersenda gurau dan melemparkan seloroh.

"Mereka temanmu, De?"
"Hmm... bukan sih."

Aku pun akhirnya mengamati ibu-ibu yang rata-rata mengenakan jilbab tersebut. Jika ibu-ibu sudah berkumpul, sebenarnya kita bisa loh membedakan mereka itu dari kalangan apa. Tapi, tentu saja aku tidak dalam kapasitas untuk menggolongkan ibu-ibu tersebut.

"Ciri khas ibu-ibu pengajian temanku tuh sebenarnya bisa ketahuan sih mas."
"Gimana caranya?"
"Mereka kalau bergerombol, udah gak ada jaim-jaimnya lagi. Dan pasti ada bercanda joroknya."
"Ish.... Pantas kamu langsung ngerti kalau ada yang bercanda nyerempet-nyerempet."

Aku dan suami lalu melanjutkan makan soto. Iseng, aku bertanya pada suamiku kenapa dulu dia memilih aku menjadi istrinya.

"Ya... kamu tahu sendiri kan, kriteria memilih istri yang baik menurut sunnah Rasulullah?"
"Nah.... itu dia mas. Tapi, dulu kan aku gak pake jilbab... terus... kalo ngobrol juga jarang banget ngebahas ayat Al Quran... terus... pergaulanku juga nggak terbatas pada kelompok tertentu saja, tapi pada banyak orang. Bahkan kayaknya temanku banyakan teman cowoknya deh. Hmm... berarti... karena cantik ya? ehem.. ehem.... "
"Ish.... cantik sih iya, jadi bahan pertimbangan. Tapi, nilai kecantikan kamu dulu cuma tujuh kayaknya. Jarang mandi gitu." (ups... xixixixi, ini beneran. Dulu aku sering bangun kesiangan jadi ke kampus dalam kondisi belum mandi. Modalnya cuma cuci muka dan oles deodorant plus bedak tabur seluruh badan... hahahaha... dah gitu ngaku lagi ke masku ini bahwa aku hari itu nggak mandi).

"Sebenarnya sih, De. Aku memilih kamu salah satunya karena, kamu, dengan semua kekurangan yang kamu miliki, punya potensial untuk menjadi istri yang baik."
"Oh ya? Istri yang baik itu kayak gimana?"
"Istri yang baik itu... hmm... kamu, punya rasa bersalah jika melakukan kesalahan. Dan rasa bersalah itu bikin kamu ingin memperbaiki diri. Berarti, kamu berpotensi untuk menjadi baik. Terus... kamu juga orangnya mau belajar kalau nggak bisa. Jadi nggak gengsi atau malah menarik diri atau menutup diri. Nah... itu berarti berpotensi menjadi baik. Terus... kamu orangnya hemat, meski agak cenderung pelit sebenarnya. Tapi, hemat itu bagus untuk bekal seorang istri dan ibu. Karena ekonomiku kan nggak selamanya baik. Nah, jadi penting punya istri yang bisa berhemat."
"ck...ck...ck..... berarti aku lumayan sempurna ya mas di matamu dulu?"
"Ishh... apaan sih? Nilai kamu dulu... hmm... delapan deh."
"Bagus dong."
"Delapan kurang tapinya."
"Ih..."

(Khusus untuk adegan yang mengiringi kata "ih" ini, terjadi adegan sepasang pengantin (yang tidak) baru lagi. Cubit-cubitan, dan yang perempuannya sedikit merajuk sedang yang lelakinya terus menggoda dengan iseng... hahahhaha.... aku asli menikmati kebersamaanku berdua dengan suamiku. Meski kami sudah menikah 20 tahun, tapi kemesraan alhamdulillah tidak berkurang).

"Ngomong-ngomong, emangnya ada istri yang berpotensi tidak baik?"
"Ada."
"Oh ya? Seperti apa?"
"Seperti... hmm.... aku sering memperhatikan ada perempuan yang.... kayaknya sih kalau dia bercerai dengan suaminya, dia bakalan lepas jilbab lalu bertindak lebih liar ketimbang sewaktu masih terikat pernikahan dengan suaminya. Agresif banget untuk mendapatkan lelaki. Menurutku sih itu calon istri yang tidak baik. Atau ya perempuan yang gemar berbelanja atau kelewatan berobsesi pada kecantikan dan keindahan fisiknya. Itu juga berpotensi nggak baik menurutku. Yaa... patokannya sih sekarang pada tuntunan Rasulullah dan Al Quran sebenarnya. Ada kok contoh-contoh perempuan yang lebih baik tidak diikuti dan mana yang lebih baik diikuti."
"Iya sih.. bener."
"De...."
"Iya mas?"
"Hati-hati.... pokoknya, jaga keimanan dan keislaman selalu. Karena semua yang berpotensi baik, juga punya peluang untuk menjadi berpotensi tidak baik."
"Iya, insya Allah."

(sstt, dalam hati, aku bersyukur karena dulu suamiku sudah memilih aku. Alhamdulillah semua potensi kebaikan dalam diriku bisa tergali nyaris semuanya. Karena pada dasarnya, semua perempuan itu baik kok, hanya saja jika pasangan hidupnya tidak bisa mengembangkan potensi kebaikan dalam dirinya maka semua kebaikannya tidak bisa terlihat atau muncul di permukaan. Namanya juga pasangan suami istri, pasangan jiwa.)

------------------
Tulisan ini diikut sertakan dalam give away Mugniar: “Tulisan ini diikutkan” ke postingan lomba ini (http://www.mugniar.com/2014/10/giveaway-istri-yang-baik.html)


Balitaku Balita Bahagia Insya Allah

$
0
0
Alhamdulillah, 10 bulan setelah terpisah dengan suamiku (terhitung ketika aku hamil 4 bulan; yaitu ketika suamiku berangkat ke Sydney untuk melanjutkan studynya), aku akhirnya berangkat juga ke Sydney untuk menyusul suamiku. Sebagai mahasiswa beasiswa, memang ada peraturan bahwa jika keberadaan mahasiswa yang bersangkutan belum genap satu tahun, maka jika istrinya melakukan persalinan maka biaya tidak ditanggung oleh pemberi beasiswa alias suruh bayar sendiri. hohoho, mahal judulnya. Jadi, komprominya adalah (karena aku hamil tidak lama setelah kami menikah padahal suamiku berangkat ke Sydney di bulan ke 5 setelah menikah) maka aku melahirkan dulu, nanti baru menyusul.

Begitu kami bertemu di bulan Maret 1995 itu.... kangennya sudah menumpuk tinggi sekali.
Terlebih, sejak putraku lahir, suamiku belum pernah melihatnya kecuali hanya melihat di lembar photo-photo cetak (belum musim photo digital soalnya)  yang aku kirimkan lewat pos udara saja (dulu belum ada live streaming atau internet yang memungkinkan untuk video call dan chat). Suamiku benar-benar surprised melihat putranya yang ganteng dan sehat.

ini dia ketika ayah dan anak bertemu. Eh tapi ini setelah putraku sudah bisa berjalan sih. Ketika mereka berdua  bertemu, usia putraku baru 4,5 bulan


 Dan mungkin ini yang disebut dengan bonding antara orang tua dan anak. Meski mereka berdua baru saja bertemu tapi mereka berdua langsung bisa saling mengenal satu sama lain. Jadi tidak ada adegan saling menolak karena belum saling kenal. 

Di Sydney, aku mengasuh putraku ini tanpa pembantu (la iya lah... suamiku kan masih mahasiswa; meski dia kuliah untuk mengambil S3 sekalipun. Sayang duitnya ah kalau harus bayar baby sitter.. hehehe, *otak pelit mulai bereaksi). Di sana gak ada saudara (eh ada sih.. tapi jauhhhhh tinggalnya, di Cronulla sana; jadi nggak mungkin nitip-nitip sama mereka). Tapi karena mengasuh sendiri kami jadi dekat satu sama lain. Saling mengerti kesulitan satu sama lain dan saling membantu otomatis satu sama lain.

Kebaikan dari mengasuh anak tanpa pembantu itu menurutku sih:
1. Anak jadi lebih cepat mandiri. Ini mungkin karena aku tidak memanjakan dia. Tidak bisa nangis sedikit-gendong-nangis sedikit-gendong. Waaaaa... bisa rontok tenagaku. Jadilah anak-anakku
2. Anak tumbuh jadi pribadi yang tidak cengeng. hehehe... mau cengeng gimana kalau ibunya gak ada waktu buat ngebujuk-bujuk dia. Jadi... semua harus jelas. Mau apa bilang. Nggak mau ya bilang juga. Itu sebabnya anakku...
3. Anak yang terbuka dan mau menerima perbedaan atau kenyataan pahit. Sejak kecil mereka sudah aku ajarkan, bahwa tidak semua yang mereka inginkan di dunia ini bisa mereka dapatkan. Bisa sih dapat, asal mereka mau berusaha terlebih dahulu. Ternyata, ajaran sepele ini malah membuat ...
4. Anak tumbuh menjadi figur yang mau berusaha; tidak gengsi jika harus bekerja; dan tidak malu jika ternyata tidak punya atau tidak bisa mendapatkannya. Mungkin ini akibat dari segala sesuatuya harus dikerjakan sendiri ya. Jadi mereka tahu pasti kesulitan yang akan dihadapi dan kenyataan jika ternyata hasil pekerjaannya tidak maksimal. Juga kenyataan bahwa ada faktor lain di luar kehendak mereka jika ternyata kita sudah berusaha semaksimal mungkin tapi hasilnya tetap dinilai oleh orang lain kurang (hehehhe; ini nih.. harus berterima kasih pada orang-orang yang mampir ke rumah dan tidak lupa berkomentar: "Rumah lo berantakan banget sih."... wuih, dia nggak tahu bahwa sebelumnya kami semua sudah berusaha menata semaksimal mungkin rumah kami agar bisa lebih rapi dan nyaman sebelum dia datang). 

ini Ibam yang setiap hari aku masukkan ke dalam pagar kotak seluas 1 x 1,5 meter. Dia waktu itu baru bisa merangkak lalu berdiri. Karena ruang lingkupnya dibatasi maka dia tidak bisa kemana-mana selain berada dalam pagar kotak ini. Jadi aku pun bisa melakukan berbagai aktifitas membereskan rumah dan menulis atau menyeterika atau mengerjakan PR. Iya, dulu aku ikut kursus2 gitu deh jadi suka dapat PR. Ibam anteng disini karna bisa tetap melihat aku beraktifitas.
Untuk mendidik anak agar bisa mandiri dan tidak cengeng itu sebenarnya sederhana saja menurutku. Yaitu dengan membuatnya merasa nyaman dan aman berada di lingkungan yang dia kenal. Meski demikian, kita sebagai orang tua tetap harus memenuhi semua kebutuhan yang sesuai dengan usia perkembangannya.

Nah.... ini Ibam yang sudah mulai bisa bermain sendirian. Kadang, dia sampai tertidur di depan kotak mainannya. 

Apa saja kebutuhan seorang Balita agar tetap merasa aman dan nyaman sehingga membuat dia insya Allah bahagia?

1. Usahakan untuk mengurangi kata "jangan" padanya. Biarkan dia bereksplorasi sepuasnya. Tapi, tetap diarahkan ke arah yang benar. Dengan begitu dia menjadi lebih percaya diri.
2. Jangan sodorkan berbagai macam harapan dan tuntutan padanya. Seperti: "Kamu tuh harusnya begini dong... gimana sih?"... nah.... ini nih yang harus dilarang. Nanti balita kita jadi merasa tertekan dan tidak percaya diri. Atau bahkan jadi menutup diri untuk berusaha kembali.
3. Jangan pernah menakuti balita sesuatu yang membuat mereka membayangkannya menjadi sosok yang menyeramkan. Seperrti: "Ih, jangan kesitu.. ada hantu loh."... atau.... "sstt, jangan berisik. Nanti ditangkep polisi loh."... atau... "ih, tuh ada Pak RT... ada Pak RT... udah, diem, jangan nangis terus."
4. Katakan terus terang kondisi keuangan kita pada mereka dengan  bahasa mereka jika kita tidak bisa memenuhi permintaan mereka. 
nah... loh. Gimana tuh? hehehe... entah ya, tapi aku tidak pernah berbohong pada anak-anakku. Jika mereka ingin mainan dan aku tidak punya uang maka aku katakan pada mereka bahwa aku tidak punya uang. Tapi jika aku punya uang ya aku tawarkan mereka barangkali mereka masih menginginkan barang yang dahulu mereka tunjuk (penekanannya pada penawaran jika mereka masih butuh atau tidak. Jadi, tidak langsung membelikannya ketika ada uang, tapi mengajak mereka berpikir apakah mereka memang butuh barang tersebut atau tidak? Jika tetap ingin ya sudah beli; tapi kalau sudah gak mau ya gak usah dipaksa).
5. Ajak mereka untuk bergaul dengan banyak orang; perkenalkan mereka dengan banyak pengalaman lewat berbagai aktifitas.
Yang terakhir ini, usahakan jangan mengajak mereka dengan keterpaksaan. Dan usahakan kita menjadi orang pertama dimana mereka bisa memperlihatkan ekspresi apapun pada kita.

Ini foto Arna ketika baru berusia belum setahun. Karena bersyukur dikaruniai anak perempuan maka aku pun berjilbab (eh, ini emang nazar sih; bahwa kalau punya anak perempuana aku akan mengenakan jilbab). Suamiku bahagia banget ketika tahu aku hamil anak perempuan.

Nah, ini Hawna putri ketigaku. Sejak kecil, girly sekali. Senangnya warna Pink... saking senang banget sama warna Pink, kadang dia seperti tidak pernah ganti baju dan barang-barang dia mirip-mirip semua. Akhirnya, kami mengeluarkan sebuah peraturan. Dia harus mengubah kecenderungannya untuk memilih warna pink jika tidak kami tidak akan membelikan dia apapun. Sejak itu dia jadi suka warna Ungu. Awalnya Ungu muda, tapi sekarang semua warna ungu dia suka. (hahahaha, sebelas dua belas sebenarnya pink dan ungu itu)

masih hawna; yang jika merasa senang sering melet lidahnya.

Nah... itu pengalamanku ketika mengasuh balita-balitaku agar menjadi balita yang bahagia dan mandiri. Bagaimana cerita pengalamanmu teman?

-----------------------------------
 " Tulisan ini diikutsertakan dalam Give Away "Saat Tumbuh Kembang Balitaku Balitamu"

Ternyata Hello Kitty itu Punya Keluarga

$
0
0
Bulan lalu, seorang temanku di group Whats App "Emak Ceria" mengadakan syukuran karna dia terpilih masuk nominasi pemenang Aqua tahun ini. Yupe, dialah mak Grace Melia.  Nah, ceritanya khusus di group w-a ini, mak Ges (yang sering disebut sebagai anak ketemu gede sama aku karena kami punya wajah yang mirip... xixixixi jadi serasa kayak ibu dan anak), ngadain kuis. Bunyi kuisnya kocak.... dan berhubung waktu itu aku lagi gak ada kerjaan jadi aku ikutan deh... nyaris semua anggota emak ceria bisa jawab, jadi pemenangnya dengan sistem undian kayak arisan gitu. Hasilnya: aku menang...  YEAAAHHH.... aku dapat pulsa gratis deh dari mak Ges (makasihhh)

Ini bunyi kuis kocaknya:

Nah... itu yang pertama kali jawab aku loh... hehehehe...

Gara-gara kuis ini aku jadi tahu bahwa ternyata Hello Kitty itu Punya Keluarga.
Ya Ampun.... aku gak pernah merhatiin... aku pikir selama ini itu cuma ada satu Hello Kitty tapi gonta-ganti kostum doang... hahahaha...ternyata emang mereka satu keluarga. Ini nih keluarga Hello Kitty:


Siapa saja mereka itu? Ini dia silsilah keluarga White (White ini nama family keluarga Hello Kitty. Nama asli Hello KItty itu: Kitty White)



Nah.... Jadi, hello Kitty itu punya saudara kembar namanya Mimmy.





Nah....keluarga mereka ternyata masih lengkap; jadi ada ayah ibu kakek dan nenek segala.

ini kakeknya

ini neneknya


Dan... karena si Kitty sekarang sudah besar.. jadi dia sudah punya pacar loh. Namanya Daniel Star.


Bahkan, ternyata Keluarga Hello KItty punya binatang peliharaan juga loh. Benar-benar keluarga sempurna.

ini hamster peliharaan Kitty, namanya sugar, dikasih sama Daniel.

ini adiknya kucing pelihraan kitty, namanya Honey

dan ini peliharaannya Kitty, namanya Charmmy, Dia kucing persia
Waaaahhh... gara-gara ikut kuisnya mak Ges, aku jadi tahu tentang Hello KItty. hahahahaha....

Cuaca yang Berubah

$
0
0
Apa yang terjadi dalam kurun waktu satu jam ke depan?
Tidak ada yang tahu. Ini adalah bagian dari takdir dimana pengetahuan tentang hal ini hanya Allah saja yang tahu.
Betul sekali manusia dengan pengetahuannya yang amat sedikit bisa membuat prediksi. Tapi tetap saja, takdir tentang waktu yang akan datang murni berada di tangan Allah.

Dulu, aku pernah diajarkan bahwa semua prediksi keburukan bisa diubah lewat doa. Dan penguat dilabilkannya sebuah doa adalah lewat perbuatan baik yang kita lakukan. Jadi, jika ada yang berharap atau memprediksikan keburukan akan menimpa kita... jangan pernah takut. Karena tetap... kuasa takdir tentang terjadinya takdir di masa yang akan datang itu masih hak prerogatif Allah subhanahu wa ta'ala.
Allahu Akbar.

Dan pemandangan perubahan cuaca berikut ini adalah contoh nyata dari apa yang aku tulis di atas

.
foto ini diambil pukul 14.00... mendungnya tebal dan berat di langit. Dan rerata di semua bidang langit yang luas.

Lalu aku ambil lagi foto ini pukul 14.10. Jalanan mulai gelap meski ini masih siang. Mendung semakin berat

Pukul 14.38, mulai ada kabut yang tebal yang menutupi udara Jakarta. Bahkan, sebelum foto ini diambil, gedung tinggi di tengah itu sudah tidak terlihat karena tertutup kabut tebal yang berawarna kelabu

Akhirnya, pukul 14.39 hujan pun turun dengan deras. Kabut pun terusir karena curah hujan tersebut. Subhanallah... luar biasa perubahannya.
Viewing all 722 articles
Browse latest View live